Mohon tunggu...
Toto Mulyoto
Toto Mulyoto Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Literasi Kota Bekasi

Tinggal di Bekasi Timur, Pelajar masbuk, dalam upaya meninggalkan dunia hitam penghitung dan penikmat riba, Relawan Literasi Kota Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Amat Dibiasakan Rajin

24 Maret 2023   09:47 Diperbarui: 24 Maret 2023   10:31 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapu lidi, Pengki dan Sampah (dokpri)

Setelah terpaksa mengaku kepada Imat, Amat bermaksud menjalani tradisinya setelah salat Subuh: kembali tidur. Namun ada gangguan tak terduga yang membuat Amat batal melestarikan tradisinya.

Haji Murat baru saja keluar dari pintu musola. Dilihatnya Imat sudah mulai menyapu halaman musola, sedangkan Amat nampak sudah duduk di serambi sedang mencari-cari posisi uenak. Segera saja Haji Murat  memanggil si Amat. "Am...! Ente ga mau dapat pahala? Bantuin Imat, tuh!" 

Amat urung merebahkan badannya. Dengan sepenuh kemalasan, dihampirinya Haji Murat. Setelah dekat Amat pun menjawab, "Pahala sih, mau aja, Pa Haji. Tapi cara cari pahalanya 'kan, ga harus sama. Lagian juga si Imat ga perlu dibantuin. Dia udah biasa kerja sendiri"

"Ente, nih. Ada aja jawabannya" kata Haji Murat. "Imat emang udah biasa kerja sendiri. Sekarang giliran ente, nih. Biasain dong, kerja bantuin Imat. Sana, cari sapu!"

Amat tahu dia tidak bisa mengelak lagi. Maka dia pun balik badan, jalan ke arah tempat wudhu untuk mencari sapu. Imat yang menyaksikan dari jauh mencoba membantu sahabatnya. Dia khawatir Amat akan kehabisan tenaga, mengingat sahurnya hanya dengan segelas air bening. "Ga usah dibantuin, Pa Haji. Ini udah mau selesai, kok", kata Imat.

Haji Murat tidak mau mempertimbangkan perkataan Imat. "Biarin aja, Im. Biar Amat berlatih rajin.", kata Haji Murat.

Mendengar itu, Imat hanya bisa berdoa, semoga Amat tetap sehat dan kuat berpuasa sampai Maghrib.

-o0o-

The Power of Pembiasaan, demikian saya menyebutnya.  Sebutan ini hanyalah pengungkapan lain dari "mantra" yang berulang kali disampaikan OmJay (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.). Menuruti kata-kata OmJay, mantra pembiasaan itu adalah: "MENULISLAH SETIAP HARI DAN BUKTIKAN APA YANG TERJADI." 

Metode pembiasaan ini disampaikan kepada para peserta Kelas Belajar Menulis Nusantara angkatan 28, sebuah kelas pelatihan menulis yang diadakan PB PGRI. Jadi sebenarnya prinsipnya sederhana saja: "biasakan menulis agar bisa menulis". 

Sehubungan dengan Puasa Ramadhan, pembiasaan ini juga terjadi. Di kampung saya, anak-anak kecil seumuran TK atau SD sudah dibiasakan untuk "berpuasa". mereka sudah diikutsertakan sewaktu sahur. Durasi puasa mereka memang belum penuh seharian sebagaimana orang dewasa, tetapi mereka sudah dibiasakan untuk menahan lapar dan haus. Hasilnya bagus. Anak-anak jadi terbiasa berpuasa di bulan Ramadhan. 

Pembiasaan ini juga terjadi dalam hal salat fardu. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri yang memerintahkan. Dikabarkan bahwa ada Hadits Hasan yang potongan terjemahnya sebagai berikut: "Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun!" Perintah ini berarti membiasakan anak untuk mendirikan salat sejak usia dini.

Jadi bertanya-tanya, apakah Amat akan bisa berubah menjadi rajin?
  

Tto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun