Mohon tunggu...
Totok Yulianto
Totok Yulianto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hai, saya Totok Yulianto! Seorang Guru Profesional yang senang berbagi cerita tentang Guru, Siswa, Majemen Sekolah, Psikologi dan Mutu Sekolah. Di Kompasiana, saya ingin mengajak teman-teman untuk berdiskusi dan belajar bersama. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar dan saran ya!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Bijak Menyikapi Rapor Anak: Dukungan dan Pengertian yang Dibutuhkan

16 Desember 2024   05:23 Diperbarui: 16 Desember 2024   09:29 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Diskusikan Tanpa Menghakimi

Diskusikan hasil rapor anak dengan cara yang bijak dan tanpa menghakimi. Hindari memberikan komentar yang menyalahkan atau membuat anak merasa tidak cukup baik. Sebaliknya, ajak anak untuk berbagi pandangan mereka tentang hasil yang dicapai, misalnya dengan bertanya, 'Menurut kamu, apa yang sudah berjalan baik, dan apa yang bisa ditingkatkan?' Pendekatan ini membantu anak belajar untuk merefleksikan diri tanpa merasa tertekan. Dengan menciptakan suasana diskusi yang positif dan penuh pengertian, Anda tidak hanya membangun komunikasi yang baik, tetapi juga membantu anak menemukan solusi untuk meningkatkan kemampuan mereka di masa depan.

Tanyakan pendapat anak tentang rapornya: "Menurut kamu, bagaimana hasil ini?" Ini membantu mereka belajar untuk merefleksikan diri.

5. Temukan Solusi Bersama

Jika ada nilai yang kurang memuaskan dalam rapor, jadikan itu sebagai peluang untuk menemukan solusi bersama anak. Libatkan mereka dalam mencari cara untuk memperbaiki hasil belajar, seperti membuat jadwal belajar yang lebih teratur, mencari metode belajar yang sesuai, atau mendapatkan bantuan dari guru atau teman. Penting untuk menekankan bahwa perbaikan adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Dengan melibatkan anak dalam proses ini, mereka akan merasa dihargai dan belajar bertanggung jawab atas perkembangan mereka sendiri. Sikap kolaboratif ini juga memperkuat hubungan Anda dengan anak, karena mereka tahu bahwa Anda ada untuk mendukung, bukan hanya menuntut.

Jika ada nilai yang kurang memuaskan, diskusikan cara memperbaikinya. Libatkan anak dalam membuat rencana belajar atau mencari bimbingan tambahan.

6. Hindari Tekanan Berlebihan

Hindari memberikan tekanan berlebihan kepada anak terkait hasil rapor mereka. Tekanan yang terlalu besar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat membuat anak merasa cemas, stres, atau bahkan kehilangan semangat belajar. Ingatlah bahwa anak membutuhkan keseimbangan antara belajar, bermain, dan waktu untuk bersosialisasi. Fokuslah pada pengembangan potensi mereka secara bertahap, tanpa harus mengejar kesempurnaan. Berikan pengertian bahwa belajar adalah proses, dan kesalahan adalah bagian dari pembelajaran. Dengan cara ini, anak akan merasa didukung untuk terus berkembang tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi yang terlalu tinggi.

Anak juga butuh waktu untuk bermain dan bersosialisasi. Pastikan mereka merasa didukung, bukan ditekan.

7. Bangun Hubungan dengan Guru

Membangun hubungan yang baik dengan guru sangat penting untuk mendukung perkembangan anak di sekolah. Gunakan momen penerimaan rapor sebagai kesempatan untuk berdiskusi dengan guru mengenai kemajuan anak, baik secara akademik maupun sosial. Tanyakan bagaimana anak berinteraksi di kelas, tantangan apa yang dihadapi, dan bagaimana Anda sebagai orangtua dapat membantu di rumah. Hubungan yang harmonis antara orangtua dan guru akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif bagi anak. Selain itu, komunikasi yang terbuka dengan guru juga dapat membantu Anda memahami kebutuhan anak secara lebih mendalam dan memberikan dukungan yang tepat sesuai situasi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun