Mohon tunggu...
Totok Hartanto
Totok Hartanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kudu tandang ora kudu kondhang, kepepete kondhang yo kudu tandang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nyanyian Anak Merapi (Dari Merapi untuk Super Elang Jawa)

8 November 2014   07:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:20 2099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai salah satu kreasi yang paling indah alam dan dibangun dari letusan gunung berapi yang

berulang-ulang, gunung berapi juga merupakan sistem alam dan selalu memiliki unsur-unsur

ketidakpastian. Kehadirannya yang menarik di satu sisi, dibarengi dengan bahaya yang berpotensi hadir

di sisi yang lain. Di Gunung Merapi, selama 100 tahun terakhir telah terjadi lebih dari 130.000 korban

jiwa dan ratusan desa dan ribuan hektar lahan pertanian telah hancur. Hal ini disebabkan oleh

peningkatan populasi, orang-orang yang tinggal di daerah sekitar Gunung Merapi bergerak lebih dekat

ke puncak.

Seperti kita ketahui, masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Merapi memiliki sejarah panjang

pengalaman hidup bersama bahaya gunung berapi. Mereka dapat bertahan hidup dan melakukan

aktivitas di sepanjang lereng gunung berapi. Dengan mengetahui karakter Gunung Merapi melalui

pengalaman, mereka mencoba untuk hidup dalam harmoni dengan dinamika gunung berapi. Sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun