Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerlap-kerlip Kompasiana

3 Januari 2019   11:40 Diperbarui: 3 Januari 2019   11:50 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Kompasiana | Ina Tanaya

Jelang ganti warsa, Kompasiana menampilkan suasana berbeda. Tanda utama (icon) itu berkelap kelip laksana bintang di langit dengan angka yang menunjukkan warsa baru. Indah dan mengundang asa. Warsa berikutnya akan memberi sinar terang yang memaknai asa itu. Di tampilan layar kecil ini seolah memanggil namaku, namamu dan kita semua penghuninya Rumah  besar Kompasiana tengah bersuka cita. 

Hadirkan nuansa beda, sebagian orang menyebutnya dengan resolusi, nampaknya ingin tinggalkan pesan. Bahwa di warsa yang baru itu ada segudang asa. Semoga itu yang saya pahami sebagai langkah menuju ekosistem budaya literasi .

Aku yang bergenre nggilani,  berkaca pada sabda denmase MimYudiarto nan  bijaksana bukan seperti yang  ngedab-edabi. Luar biasa baiknya seperti kata Ajinata. Soal nulis, nulis dan nulis tentu maunya begitu. Jangan tanyakan isi, bentuknya saja tidak jelas. Jangan disandingkan dengan Pak- e dokter penyakit dalam, Posma Siahaan, yang senantiasa ringkas, jelas dan berkualitas. Atau ulasan yang renyah dan bergizi tinggi -nya mbak Indria Salim. Keinginan sekelas pendukung garis keras PSSI, Prof. Pebrianov, jelas menggantung di batas cakrawala. Tapi berbuat seperti Desol yang ter-Luka, masih jauh panggang dari apinya. Apalagi mendekati Kang Pepih Nugraha, takut kena KISS-nya. 

Meski ada dua akun di Kompasiana, satu lama tapi hilang kuncinya dan sangat susah dibuka (sekarang semua lancar). Yang satu lainnya baru belajar pakai ponsel pintar, tapi sama jua ujungnya. Nggilani... Kedua akun yang saya punya, bukan yang ngedab-edabi, luar biasa baiknya seperti kata Ajinata tadi. Isinya tak pernah mengungguli bentuk tulisan yang itu saja. Pongah kelewatan. Atau bersopan-santun seperti saran Himam Miladi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun