Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi yang Berulang

22 September 2018   21:24 Diperbarui: 22 September 2018   21:55 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Ya . Kamu bisa menggantikan sampai Suci pulang....Sih. Tugasmu biar digantikan relawan lain", kataku.

***

Di pojok gudang, di antara tumpukan kardus mie instan yang menggunung, saya coba rebahan. Beralaskan kantong tidur yang selalu ada dalam ransel khusus, akhirnya terlelap juga. 

Siang itu cukup panas, tapi penat sehabis bongkar muat bantuan tak bisa dihambat. Suara dengkuran kian mengeras dan mengisi ruang yang tak seberapa luas gudang itu. 

Di tengah hari, sekitar tiga jam berlalu, mimpi perempuan yang kehilangan jari manisnya berulang. Kali ini tanpa igauan. Dorongan benda cair dalam tubuh terlalu kuat sampai membangunkan. Dan pasti tergopoh-gopoh ke kamar mandi. Hampir menabrak tumpukan barang dan orang yang lalu lalang. Hajat kecil yang tak mau ditunda-tunda.

***

Seharian kami menyisir setiap sudut angkruk. Mungkin ada sesuatu yang bisa membawa pemecah misteri dalam diri perempuan malang korban gempa yang beberapa hari ini hadir dalam mimpiku. Isyaratnya cukup jelas, tapi kepastiannya harus dicari. Saat itu belum ada Tim DVI (Disaster Victim Identification/ Identifikasi Korban Bencana). Yang ada baru bagian kedokteran forensik. Jumlahnya belum banyak dan masih terkonsentrasi di kota-kota besar.

Ibarat mencari jarum di tumpukan jerami, saya dan dua teman yang membantu mulai menyisir setiap sudut dan meraba-raba sela-sela bambu yang disusun sebagai alas duduk angkruk. 

Satu jam pertama hasilnya nihil. Begitu juga dua jam berikufnya. Tidak nampak tanda yang bisa jadi pedoman. Akhirnya diputuskan rehat sejenak untuk menjalankan kewajiban sholat dan makan siang. Dengan asa segera menemukan potongan jari perempuan korban gempa yang beberapa hari terakhir menghias mimpiku.

 Selesai makan siang saya memang ingin sekali rebahan di angkruk itu B untuk kedua kalinya. Belum juga menyentuh susunan bambunya, kulihat kilat cahaya sekilas. Tampak ada benda kecil terjepit diantara bambu. 

Dengan sangat hati-hati, kuambil pakai pinset yang selalu ada di kotak Pertolongan Pertama pribadi. Agak susah awalnya, sambil mengungkit salah satu bambu, benda kecil yang ternyata sebuah cincin kawin. Ada nama seseorang: Keti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun