Mengapa peristiwa itu dianggap istimewa oleh sukarelawan PMI? Sebelum terjadinya gempa bumi itu, pusat perhatian relawan kebencanaan, khususnya Satuan Tugas Penanggulangan Bencana (Satgana) PMI tengah aktif dalam kegiatan Siaga Merapi.Â
Cabang Sleman dan Kabupaten Magelang di- back up oleh Bantul karena keaktifan sang Sekretaris, Mas Bambang Puspo almarhum dan Mufti Kamal yang berstatus "ganda". RPI (Relawan Palang Merah Indonesia, sebutan lain bagi relawan yang militan dan tidak disukai oleh pengurus dan terutama staf-nya) dari Kebumen. Termasuk saya yang RPI sampai sekarang.
Mas Bambang Puspo aktif menggandeng para offroader yang bergabung di IOF Bantul dan sekitarnya. Beliau juga melibatkan para breaker di frekuensi dua meteran. Bahkan tak tanggung-tanggung, Landasan Angkatan Laut (Lanal) Yogyakarta melalui Wak Sur (Peltu Suryadi) sampai bersedia meminjamkan frekuensinya kepada PMI Bantul untuk menunjang komunikasi kegiatan kesiapan-siagaan pada bencana di wilayah Selatan Pulau Jawa. Dari Pacitan sampai Pangandaran.Â
Sementara itu, M. Kamal membangun jaringan relawan dari berbagai kalangan. Termasuk  Skydoors Wonosobo yang menyatakan dirinya sebagai " tampang gali, berhati nabi".  Juga para pemuda/i Desa Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Lapangan Desa Jumoyo adalah lokasi yang ditetapkan sebagai TPA (Tempat Pengungsian Aman) bagi warga masyarakat lereng gunung Merapi di kabupaten itu. Sementara itu, saya hanya menyemangati diri untuk tetap menjadi diri sendiri. Cerita tentang keandalan teman-teman Skydoors akan terus berlanjut di Bantul Disaster Operation. M. Kamal kemudian dipilih menjadi Komandan Korps Sukarela (KSR) dan Kepala Markas PMI Kabupaten Bantul setelah masa jabatan itu berakhir 3 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H