Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asyiknya Jadi Relawan Kemanusiaan, Mengenang Perjalanan Satu

17 September 2018   05:12 Diperbarui: 17 September 2018   05:16 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat bersiap menuju gedung DPR bersama relawan PMI se Indonesia memperjuangkan keabsahan #RUUKepalangmerahan. Berdiri di sebelah kiri adalah Kabid Relawan Pengurus Pusat PMI, Bp. H.M. Muas. Lokasi: halaman depan Mabes PMI Jl. Gatot Subroto, Jakarta, 3 Desember 2013.

Bersama tokoh masyarakat setempat, kami membuat barikade di beberapa akses ke dalam kompleks Pecinan Kebumen kota. 

***

Menjadi relawan kemanusiaan memang bukan cita-cita awal seorang mahasiswa jurusan akuntansi. Gambaran profesi akuntan dengan beragam pernak perniknya lebih dominan. Apalagi setelah mendapatkan gelar sarjana muda. Bayangan kemewahan hidup hampir selalu hadir dalam benak. 

Perjalanan hidup manusia memang misteri Illahiyah. Dan itu yang menjadi kenyataan dan proses pembelajaran menapaki dunia nyata. 

Gambaran kemewahan hidup pernah terjadi sesaat ketika berjuang sebagai manusia dewasa. Pengalaman manis yang tak perlu disesali.

Cerita singkatnya begini. Menjelang peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia ke 41, saya berkesempatan untuk mengikuti Musyawarah Nasional Ex Tentara Pelajar Kedu Selatan di Purworejo . 

Di tengah-tengah perhelatan akbar itu, generasi penerusnya ikut berkumpul. Setelah berkorespondensi lewat surat beberapa bulan dan bertukar pandangan, saya bertemu mas Priyotomo putra Pakdhe Imam Pratignjo yang merupakan tokoh sentral dalam perhelatan akbar itu. 

Di tengah suasana penuh romantisme masa muda para peserta utamanya,  saya temukan dua sosok yang selama ini sangat ingin dijumpai. Keduanya adalah rektor perguruan tinggi ternama. Pertama, Prof. Dr. Kusnadi Hardjasumantri (UGM) yang tegas dan berkesan kaku. 

Beliau pernah menjadi kombatan. Anggota pasukan tempur Tentara Pelajar yang bergabung di kesatuan TPS (Tentara Pelajar Siliwangi) yang dipimpin oleh Solichin GP. 

Yang satu lagi adalah sosok pendiam, halus tutur bahasa dan perilakunya. Sesuai dengan profesi beliau sebagai profesor ilmu filsafat. 

Pakdhe Kunto, biasa kami panggil begitu, adalah staf bidang kepalang-merahan Markas Tentara Pelajar di Purworejo. Prof. Dr. Kunto Wibisono cukup sabar menanggapi berbagai pertanyaan “ usil” kami, para generasi penerusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun