Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Melatih Daya Ingat Sosial

11 September 2018   07:01 Diperbarui: 11 September 2018   07:43 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia diciptakan berbeda beda. Jenis kelamin, rambut, warna kulit, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan banyak perbedaan lainnya yang membuat dunia ini semarak. Kesemarakan dunia semakin terasa dengan hadirnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang mengikuti atau melampaui jaman. 

Kemajuan teknologi digital yang tengah berlangsung saat ini bisa disebut melampaui jaman. Manusia dimudahkan melakukan hampir semua hal yang diinginkan. Di sisi lain, teknologi sesuai sifat dasarnya bias terhadap lingkungan, menimbulkan dampak budaya yang tidak kecil. 

Satu contoh kecil, kehadiran ponsel pintar telah menimbulkan phubbing. Karena keasyikan memakai ponsel pintar tadi membuat dirinya menjadi acuh terhadap lingkungan di sekitarnya. Saat ada orang mengajak bicara, ia tetap asyik dengan gawainya. Lalu, apa hubungannya dengan melatih daya ingat?

Daya ingat secara garis besar berarti kemampuan untuk mengingat kembali pengalaman. Pada kasus phubbing, daya ingat orang yang melakukannya mungkin saja kuat di hal yang tidak diikutinya karena keasyikan dengan gawainya. Tetapi, pengalaman sosialnya hilang. Ia tak peduli dengan pengalaman itu. Jadi tak perlu ada memori sosial yang harus dipelihara dalam berinteraksi dengan lingkungan.  

Daya ingat manusia memang dibatasi ruang dan waktu. Ruang sosial hampir tak berbatas, berlaku di seluruh jagad raya. Ada satu hal yang membuat ruang sosial berbeda-beda yakni budaya. Lebih tepatnya adab atau sopan santun. Karena di setiap ruang sosial tertentu, entah disebut keluarga atau masyarakat punya batasan kesopan-santunan tertentu. Seperti pepatah di mana bumi berpijak, di situ langit dijunjung. 

Dari pepatah ini, ruang sosial yang hampir tak berbatas itu ternyata punya batasan keadaban. Di sini, kecerdasan sosial sangat berperan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Bagaimanapun hebatnya seorang manusia, ia tak akan mampu meniadakan lingkungan. Sebaliknya, lingkungan dapat meniadakan keberadaan seseorang di dalamnya. 

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun