Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Singapura dalam Perspektif Keteladanan bagi Pejabat Indonesia

15 Oktober 2024   09:50 Diperbarui: 15 Oktober 2024   09:50 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PM Lawrence Wong menggunakan pesawat komersial bertarif rendah (sumber:marketing-interactive.com)

Singapura dalam Perspektif Keteladanan bagi Pejabat Indonesia

Dalam banyak hal, pejabat Singapura patut menjadi teladan bagi bangsa lain. Pejabat di Indonesia perlu meneladani sikap kesederhanaan, etos kerja dan komitmen anti korupsi yang diperlihatkan oleh pemimpin bangsa Singapura.

Keteladanan diatas sungguh utama, apalagi menurut Bank Indonesia (BI) ada tujuh negara yang menjadi pemberi utang luar negeri Indonesia terbesar. Adapun, di urutan pertama dalam status 2023, tercatat Singapura dengan total 57,43 miliar dollar AS. Patut dicatat, Singapura adalah kreditur langganan untuk utang valas Indonesia. Selain itu investor yang menanam modal di Indonesia juga banyak dari Singapura.

Meneladani Singapura yang paling esensial adalah teladan mentalitas dan etos kerjanya. Keteladanan pemimpin Singapura baru saja diperlihatkan oleh Perdana Menteri Lawrence Wong yang diperlihatkan kepada publik dengan cara memilih pesawat komersial bertarif rendah (low-cost carrier) ketimbang naik jet pribadi usai usai acara kenegaraan konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN di Laos. Ketika pejabat negara lain menggunakan pesawat kenegaraan atau jet pribadi saat dinas ke luar negeri.

Pilihan PM Wong untuk menggunakan Scoot yang merupakan maskapai berbiaya murah yang merupakan anak perusahaan dari Singapore Airlines patut diacungi jempol. Harga tiket dari Laos ke Singapura pada penerbangan yang digunakan PM Wong hanya sekitar Rp2,6 juta. Harganya bahkan lebih murah lagi jika tiket dipesan jauh-jauh hari. Dalam kesempatan itu PM Wong duduk di kursi paling depan dengan ruang kaki sedikit lebih luas, sehingga ada tambahan biaya Rp120 ribu.

Dari masa ke masa Singapura patut diteladani Indonesia. Perdana Menteri pertama Singapura Lee Kuan Yew berhasil mentransformasikan Singapura menjadi negara maju dan memiliki dialektika yang panjang dengan Indonesia. Serta memiliki hubungan yang spesial dengan semua Presiden RI.

Meskipun hubungan Indonesia dengan Singapura sering diwarnai dengan pasang surut. Dalam hal itu Lee Kuan Yew berperan menemukan solusi hubungan yang lebih baik. Polemik seru juga pernah terjadi antara Lee dengan BJ Habibie terkait dengan politik ekonomi kedua negara. Bahkan Habibie pernah menyatakan bahwa Singapura adalah noktah atau titik kecil ditengah samudra biru. Pernyataan Habibie tersebut mengajarkan kepada semua pihak bahwa kegiatan perekonomian Indonesia hendaknya jangan bergantung kepada Singapura. Habibie gusar karena berbagai aktivitas bisnis dan investasi di Indonesia banyak yang berkantor pusat di Singapura.

Implikasi pasang-surut hubungan antara Indonesia dengan Singapura adalah menguatnya sentimen ekonomi bagi rakyat Indonesia. Karena selama ini pihak Singapura telah menikmati begitu banyak keuntungan ekonomi, khususnya keuntungan dalam hal mendapatkan sumber daya alam (SDA) dari bumi Indonesia seperti gas alam, pasir laut, minyak dan lain sebagainya.

Mengalirnya gas alam lewat pipa raksasa dengan volume yang sangat besar dari wilayah Indonesia ke Singapura selama ini mengundang kecemburuan sosial bagi rakyat Indonesia dan kalangan industri yang sering mengalami kelangkaan gas. Sangat ironis jika melihat gas alam dari Pulau Sumatera mengalir deras ke Singapura melalui pipa besar.

Hingga kini gas alam yang mengalir ke Singapura dijual jauh lebih murah dari minyak dan tentu saja lebih bersih dan ramah lingkungan. Singapura menggunakan gas alam Indonesia untuk bahan bakar pembangkit listrik, industri, perhotelan dan untuk keperluan rumah tangga rakyat di Singapura. Ironisnya, selama bertahun-tahun rakyat Singapura menikmati gas alam Indonesia, dilain pihak rakyat Indonesia terpaksa memakai LPG atau elpiji yang harganya tiga kali lebih mahal dari gas alam dengan pipanisasi langsung ke Singapura. Gas alam itu hanya dijual 5 dollar AS / MMBTU ke negara tetangga. Berarti harga tersebut setara dengan seperempat dari harga BBM solar. Ironisme tersebut semakin mencuatkan rasa ketidak-adilan ketika kalangan industri di Indonesia sering kekurangan dan kesulitan mendapatkan pasokan gas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun