Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Petani Kaki Bangsa, Pahlawan Lokal yang Penuh Derita

16 Agustus 2024   15:56 Diperbarui: 17 Agustus 2024   19:52 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Pahlawan atau Tugu Tani di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat | Dokumentasi pribadi/Totok Siswantara

Sayangnya, hingga kini kaki bangsa Indonesia itu masih rapuh. Hal itu terlihat bahwa persoalan pangan masih mendera kehidupan bangsa. Komoditas pertanian yang mestinya sangat mudah ditanam di negeri ini, kini menjadi langka dan harganya mencekik rakyat. 

Masalah kelangkaan komoditas pertanian merupakan indikasi bahwa pembangunan pertanian masih jauh dari harapan. Kondisinya semakin runyam karena tata niaga produk pertanian semakin amburadul. Akibatnya produk impor dan ilegal merajalela dan menjadi permainan harga oleh mafia pangan.

Memuliakan Pertanian Meniru Tiongkok

Untuk meneguhkan politik pertanian alangkah baiknya kita menengok negara Tiongkok yang berhasil meningkatkan produksi pangan secara signifikan dan berkelanjutan untuk rakyatnya. Padahal, jumlah penduduk Tiongkok lebih besar lima kali lipat dibandingkan dengan Indonesia, tetapi mampu memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dengan baik. Meskipun kondisi alam dan kesuburan tanah di sana lebih bermasalah untuk bercocok tanam. 

Teguhnya politik pertanian pemerintah Tiongkok dibarengi dengan kerja sama dengan Food and Agriculture Organization (FAO). Kerjasama tersebut direalisasikan melalui penerapan Special Programme for Food Security (SPFS).

Di tengah krisis dan melonjaknya harga bahan pangan global, ternyata Tiongkok mampu menyelesaikan masalah bahan pangan bagi penduduknya dengan bersandar pada kekuatan sendiri. Statistik perdagangan menunjukkan, kecuali kedelai, Tiongkok mampu mengekspor padi-padian ke seluruh penjuru dunia.

Salah satu hasil pertanian Tiongkok yang patut ditiru adalah kentang. Selama ini kita dibuat terkesima dengan murahnya harga kentang impor dari Tiongkok dibandingkan produk lokal. Hal itu disebabkan tata kelola dan pengembangan tanaman kentang di sana sudah sangat efektif. Baik dari segi bibit maupun skala usaha pertanian. Tak heran jika hasil panen kentang di sana selalu melimpah dan kelebihan produknya siap di ekspor setiap saat. 

Sekedar gambaran, bahwa Tiongkok adalah produsen kentang terbesar kedua di dunia. Menurut FAO, sekitar 12 persen dari produksi kentang dunia berasal dari Tiongkok. Tren produksi kentang Tiongkok memiliki pengaruh yang signifikan pada tren kentang dunia.

Mestinya kita belajar tentang intensifikasi kentang dari negeri tirai bambu itu. Langkah intensifikasi itu adalah memperkuat struktur industri perbenihan kentang, sehingga menghasilkan produk benih yang unggul tetapi murah. 

Pentingnya membenahi lembaga perbenihan pemerintah dan swasta. Pembenahan itu bertujuan memenuhi kebutuhan benih sesuai kebutuhan varietas dan lokasi yang tepat. Kemudian juga untuk menjamin kualitas dan kuantitas benih.

Hingga saat ini Indonesia belum mampu mewujudkan usaha perbenihan kentang yang tangguh dan mandiri dengan skala usaha yang layak secara komersial dan berkesinambungan. Padahal, sudah banyak perguruan tinggi dan para ahli pertanian yang memiliki kompetensi teknologi akuaponik untuk budidaya kentang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun