Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Potensi Pertempuran di Selat Hormuz setelah Kematian Ismail Haniyeh

2 Agustus 2024   11:31 Diperbarui: 2 Agustus 2024   11:31 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potensi Pertempuran di Selat Hormuz setelah Kematian Ismail Haniyeh

Ketegangan di Timur Tengah semakin meruncing setelah pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan perintah untuk melancarkan serangan langsung ke Israel sebagai balasan atas serangan ke Teheran yang tewaskan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. 

Kebrutalan Israel yang melakukan genosida terhadap bangsa Palestina telah dikecam dunia. Potensi pertempuran di sekitar Selat Hormuz semakin terbuka, apalagi kapal-kapal yang berlayar di kawasan itu banyak yang terkait dengan kepentingan Israel. Potensi pertempuran Selat Hormuz bisa mengguncang perekonomian dunia dan semakin meningkatkan perhatian dunia terhadap kekuatan Angkatan lautnya.

Perlu diketahui, Selat Hormuz terletak di jazirah Arab, dekat Iran dan Oman. Selain Selat Hormuz, salah satu jalur yang juga dilewati kargo minyak global yaitu Laut Merah, dekat Terusan Suez, yang juga berlokasi di jazirah Arab.Laut Merah pun sempat diliputi konflik dengan adanya serangan dari Houthi, sebagai protes serangan Israel terhadap Gaza.Berdasarkan data Goldman Sachs, konflik di Laut Merah-Selat Hormuz Arab dapat menaikkan harga minyak dunia 20-100 persen.

Selat Hormuz memiliki fungsi strategis karena merupakan jalur perdagangan migas terpenting di dunia. Pengaruh Selat Hormuz terhadap pasokan dan harga minyak global cukup signifikan. Sebab, terdapat puluhan ribu kapal melintasi selat tersebut dengan membawa pasokan minyak hingga puluhan juta barel per harinya.

Untuk meningkatkan kekuatan lautnya, Iran telah memiliki banyak rudal ASCM yang dapat mereka gunakan untuk perang di selat Hormuz. Selam aini Iran telah mengakuisisi sejumlah model ASCM Tiongkok . Rudal jelajah anti-kapal atau ASCM adalah senjata tempur laut jarak jauh modern, yang dirancang khusus untuk menargetkan kapal. Karena sifatnya yang siluman, akurat, dan berbiaya rendah, ASCM telah menjadi senjata pilihan militer di seluruh dunia.

Selain itu Iran juga telah mengakuisisi SS-N-22 Moskit Rusia, juga dikenal sebagai Sunburn. Moskit menggunakan mesin ramjet cair dan empat booster padat untuk mencapai kecepatan Mach 2,1 dengan lintasan jelajah antara tujuh dan sepuluh meter di atas permukaan air. Bahan bakarnya adalah bahan bakar jenis minyak tanah tetapi juga memiliki bahan bakar padat- penguat propelan.

Moskit lebih unggul karena selain hulu ledaknya yang lebih besar dibandingkan rudal ASCM Iran versi Tiongkok. Jika digunakan dalam perang maka lalu lintas kapal tanker di Selat Hormuz bisa lumpuh. Selama ini Garda Revolusi Iran giat operasi kapal kargo di Selat Hormuz yang terkait dengan Israel.

Jika Iran menyerang kapal-kapal di Teluk, maka Angkatan Laut Amerika Serikat dan sekutunya tentu akan mengawal kapal tanker melalui Selat Hormuz. Kondisi sekarang berbeda dengan tahun 1987, pada saat itu Angkatan Laut AS dengan leluasa memberikan pengawalan militer kepada kapal tanker di Teluk Persia, untuk mencegah serangan terhadap kapal tanker.Namun geopolitik pada saat ini berbeda karena sikap dan kepentingan Rusia dan Tiongkok yang sangat bertentangan dengan AS.

Ketegangan di Timteng menjadi spirit untuk menata kekuatan laut (sea power). Kekuatan laut diperoleh dengan sinergi militer dengan kekuatan non militer. Strategi maritim diformulasikan berdasarkan elemen-elemen dasar kekuatan nasional (politik, ekonomi, sosial budaya, militer) yang dapat didayagunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan negara.

Menurut Rear Admiral J.R. Hill dalam bukunya Maritime Strategy for Medium Powers menyatakan tentang strategi yang sebaiknya dilakukan oleh negara medium powers seperti Indonesia dalam rangka penguasaan dan pengendalian laut wilayah yurisdiksi nasional negaranya. Dimana wilayah perairan sangat luas dan tidak sebanding dengan jumlah kapal atau armada angkatan lautnya.

Maka strategi yang sebaiknya ditempuh adalah pengawasan pada selat-selat perbatasan. Pengendalian laut dilakukan dengan memblokade pelabuhan strategis, pengawasan selat kunci, dan melindungi armada niaga atau logistik yang vital.

Berdasarkan teori tersebut, maka pengendalian wilayah laut di Indonesia perlu ditekankan pada selat kunci dengan sasaran pokok dua spektrum ancaman yaitu kapal atas air dan kapal selam. Dengan pilihan strategi ini sangatlah tepat bila keamanan di daerah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan faktor yang sangat penting untuk dijaga.

Globalfirepower mencatat kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 16 dunia. Berada di bawah Pakistan dan di atas Israel. Terkait armada laut, ada 221 kapal yang dimiliki Indonesia hingga 2019. Jumlah itu terdiri dari 8 kapal fregat, 24 kapal korvet, 5 kapal selam, 139 kapal patroli dan 11 pangkalan perang laut.

Postur armada Nusantara semestinya ditingkatkan secara signifikan. Perlu evaluasi mengenai kekuatan armada Nusantara yang terintegrasi antara kapal perang, pesawat udara maritim dan ketangguhan pangkalan.

Perlu membenahi kemampuan operasi maritim. Kompleksitas geostrategis negeri ini yang terdiri dari ribuan pulau dan terdiri dari tiga wilayah ALKI yang terbuka bagi pihak internasional membutuhkan keandalan operasi maritim TNI. Terutama yang terkait dengan masalah operasi pencegatan maritim. Operasi semacam itu harus bisa dilakukan di perairan manapun, baik di wilayah laut NKRI maupun di luar.

Operasi maritim membutuhkan keandalan infrastruktur keamanan laut dan pembaruan terhadap doktrin pertahanan laut yang mengedepankan aspek intelijen dan teknologi. Bidang intelijen maritim harus dibenahi sehingga mencapai kemampuan surveillance yang tangguh.

Situasi dunia menuntut agar Indonesia mampu mewujudkan kemampuan intelijen maritim yang canggih. Intelijen maritim merupakan bagian intelijen strategis yang merupakan upaya untuk menjamin stabilitas nasional dan upaya untuk penginderaan terhadap lingkungan strategik baik didalam negeri maupun diluar negeri.

Kementerian Pertahanan perlu membangun lagi sejumlah infrastruktur pangkalan dan sarana pemeliharaan kapal perang. Selama ini sistem komando armada bertugas membina kemampuan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang terdiri dari kapal perang, pesawat udara, pasukan marinir, dan pangkalan. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun