Peringati Satu Suro Bersihkan Rumah Kosong, Rasakan Nuansa Suwung
Rumah kosong itu menangis
Lapuk dimakan usia seperti badan kita
Bijaklah jika sekitar kita ada rumah kosong
Karena setiap rumah punya jiwa
Ayo kita bersihkan,
Bukankah kebersihan adalah sebagian dari iman
Jangan buang sampah di rumah kosong
Bisa terbakar hebat hanguskan sekitarnya
Rumah kosong makin banyak di komplek kita
Kuingat rumah orang tuaku yang kini juga kosong
Anak anaknya pergi jauh, tak ada penghuni rumah itu lagi
Rumah kosong, milik tetangga kita,
sahabat kita, atau mereka yang telah meninggal dunia
Rumah kosong,
Ku doakan segera ada yang huni
Jangan bersedih
Percayalah selalu ada tangan-tangan yang mencintaimu.
Hari ini jelang malam Satu Suro
Ku bersihkan sampah di rumah kosong
Kutaburi ruang dalam rumah dengan doa
Kulihat ruang dan kamar yang sepi itu semoga segera berpenghuni
Justru pada saat banyak generasi milenial dan gen Z kesulitan memiliki rumah sendiri, dilain pihak diberbagai kompleks perumahan saat ini semakin banyak rumah dalam kondisi kosong. Bahkan ada yang sudah bertahun-tahun. Rumah kosong itu disebabkan oleh berbagai hal seperti yang punya rumah meninggal dunia dan ahli warisnya berada di kota lain. Bahkan ada beberapa yang tidak memiliki ahli waris.
Tak bisa dimungkiri lagi sebagian besar komplek perumahan semakin banyak dihuni oleh kaum lansia. Begitu juga dengan kondisi di tempat penulis saat ini. Rumah yang dahulu dibeli dengan skema KPR BTN kini sudah banyak yang reot dimakan usia.
 Mau direnovasi juga terkendala dengan masalah dana. Meskipun ada skema kredit untuk renovasi rumah, namun sulit dilakukan apalagi kondisi pemilik yang sudah lansia tidak mampu lagi mencicil kredit. Sedangkan kalau mau dijual juga susah mencari pembeli dengan harga yang wajar sesuai dengan harga rumah terkini.
Namun dengan doa dan niat yang baik serta keikhlasan, maka memasuki rumah kosong itu seperti ada nuansa batin yang terdalam. Orang bijak mengatakan nuansa itu disebut dengan suwung. Â Suwung merupakan istilah Jawa yang menggambarkan kondisi kosong, tidak mempunyai bentuk dan abstrak. Di dalamnya mengandung makna kekosongan yang bernuansa pengendalian diri yang sempurna dan kesadaran sejati akan diri yang berkaitan dengan religi atau kepercayaan. Dalam kondisi suwung kita bisa mawas diri secara optimal.
Dalam beberapa referensi suwung bagi kalangan sufi merupakan sebuah pengalaman spiritual yang disebut peak experience. Peak experience menurut Maslow dijabarkan sebagai suatu kondisi saat seseorang secara mental merasa keluar dari dirinya sendiri. Melalui pemahaman Suwung ini, manusia dengan sadar dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan secara lebih bijaksana.
Masih hangat dalam ingatan penulis, setiap satu Suro orang tua juga melakukan tradisi sedekah bumi. Yakni menyediakan hidangan khusus yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, dan buah-buahan sebagai sesajen.
Selanjutnya, letakkan sesajen tersebut di depan rumah atau di tempat yang dianggap sakral seperti tempat ibadah, kemudian berdoa dan mengundang tetangga serta keluarga untuk ikut merayakan dan makan bersama.
Jika beragama Islam, menghabiskan waktu untuk membaca Al-Qur'an pada malam satu Suro memiliki nilai spiritual yang tinggi. Namun, jika memiliki kitab suci dari agama lain, dapat membacanya dengan penuh khusyuk sebagai wujud penghormatan terhadap kepercayaan.
Rumah kosong jika dibiarkan juga bisa berbahaya. Seringkali dijadikan tempat maksiat, seperti mabuk-mabukan miras, bahkan juga tidak jarang menjadi tempat mesum. Dalam kondisi tertentu rumah kosong juga bisa menjadi sarang ular atau Binatang lainnya.
Dan yang lebih membahayakan adalah rumah kosong bisa terbakar oleh bermacam sebab. Seperti pembakaran sampah disitu atau ulah orang yang sedang mabuk miras. Jika rumah kosong terbakar, apinya bisa merambat ke seluruh blok rumah disekitarnya. (TS)