Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peringati Satu Suro Bersihkan Rumah Kosong, Rasakan Nuansa Suwung

8 Juli 2024   14:45 Diperbarui: 8 Juli 2024   14:53 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu rumah kosong di komplek penulis yang dibersihkan jelang satu Suro (dokpri/Totoksis)

Peringati Satu Suro Bersihkan Rumah Kosong, Rasakan Nuansa Suwung

Rumah kosong itu menangis
Lapuk dimakan usia seperti badan kita
Bijaklah jika sekitar kita ada rumah kosong
Karena setiap rumah punya jiwa

Ayo kita bersihkan,
Bukankah kebersihan adalah sebagian dari iman
Jangan buang sampah di rumah kosong
Bisa terbakar hebat hanguskan sekitarnya

Rumah kosong makin banyak di komplek kita
Kuingat rumah orang tuaku yang kini juga kosong
Anak anaknya pergi jauh, tak ada penghuni rumah itu lagi
Rumah kosong, milik tetangga kita,
sahabat kita, atau mereka yang telah meninggal dunia

Rumah kosong,
Ku doakan segera ada yang huni
Jangan bersedih
Percayalah selalu ada tangan-tangan yang mencintaimu.

Hari ini jelang malam Satu Suro
Ku bersihkan sampah di rumah kosong
Kutaburi ruang dalam rumah dengan doa
Kulihat ruang dan kamar yang sepi itu semoga segera berpenghuni

Penulis bersiap bersihkan rumah kosong ( dokpri/Totoksis) 
Penulis bersiap bersihkan rumah kosong ( dokpri/Totoksis) 
Justru pada saat banyak generasi milenial dan gen Z kesulitan memiliki rumah sendiri, dilain pihak diberbagai kompleks perumahan saat ini semakin banyak rumah dalam kondisi kosong. Bahkan ada yang sudah bertahun-tahun. Rumah kosong itu disebabkan oleh berbagai hal seperti yang punya rumah meninggal dunia dan ahli warisnya berada di kota lain. Bahkan ada beberapa yang tidak memiliki ahli waris.
Tak bisa dimungkiri lagi sebagian besar komplek perumahan semakin banyak dihuni oleh kaum lansia. Begitu juga dengan kondisi di tempat penulis saat ini. Rumah yang dahulu dibeli dengan skema KPR BTN kini sudah banyak yang reot dimakan usia.
 Mau direnovasi juga terkendala dengan masalah dana. Meskipun ada skema kredit untuk renovasi rumah, namun sulit dilakukan apalagi kondisi pemilik yang sudah lansia tidak mampu lagi mencicil kredit. Sedangkan kalau mau dijual juga susah mencari pembeli dengan harga yang wajar sesuai dengan harga rumah terkini.

Rumah kosong yang butuh perhatian kita (dokpri/Totoksis) 
Rumah kosong yang butuh perhatian kita (dokpri/Totoksis) 
Pemerintah telah menetapkan tahun baru Islam jatuh pada hari Minggu 7 Juli 2024. Sementara dalam kalender Jawa, 1 Suro berbeda satu hari dengan 1 Muharram. Masyarakat beranggapan bahwa 1 Suro dan 1 Muharram adalah hal yang sama. Padahal, penanggalan Jawa dan Hijriah itu sebenarnya berbeda.  Menurut Kalender Jawa Indonesia 2024, 1 Suro 1958 TJ jatuh pada Senin Legi 8 Juli 2024. Sehingga hari pertama pada kalender Hijriah dan Jawa mengalami perbedaan satu hari.Datangnya Satu Suro merupakan kesempatan bagi penulis untuk membersihkan rumah kosong di sekitar kediaman. Memang banyak pihak yang menganggap bahwa rumah kosong itu menyeramkan, angker dan penuh misteri.
Namun dengan doa dan niat yang baik serta keikhlasan, maka memasuki rumah kosong itu seperti ada nuansa batin yang terdalam. Orang bijak mengatakan nuansa itu disebut dengan suwung.  Suwung merupakan istilah Jawa yang menggambarkan kondisi kosong, tidak mempunyai bentuk dan abstrak. Di dalamnya mengandung makna kekosongan yang bernuansa pengendalian diri yang sempurna dan kesadaran sejati akan diri yang berkaitan dengan religi atau kepercayaan. Dalam kondisi suwung kita bisa mawas diri secara optimal.
Dalam beberapa referensi suwung bagi kalangan sufi merupakan sebuah pengalaman spiritual yang disebut peak experience. Peak experience menurut Maslow dijabarkan sebagai suatu kondisi saat seseorang secara mental merasa keluar dari dirinya sendiri. Melalui pemahaman Suwung ini, manusia dengan sadar dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan secara lebih bijaksana.

Kucing yang setia menunggu rumah kosong (dokpri/Totoksis) 
Kucing yang setia menunggu rumah kosong (dokpri/Totoksis) 
Tradisi Jawa memiliki kepercayaan bahwa pada malam 1 Suro energi gaib dan kekuatan supranatural sangat kuat. Malam 1 Suro juga menjadi waktu melakukan berbagai ritual seperti tirakatan (bermeditasi atau berdoa semalam suntuk), jamasan pusaka (membersihkan benda pusaka), dan menggelar wayang kulit atau pertunjukan seni lainnya.Orang tua penulis dahulu selalu mengajarkan menjelang satu Suro dengan cara membersihkan rumah.Seluruh anggota keluarga melakukan pembersihan menyeluruh di rumah. Bersihkan dan sapu lantai, atur kembali perabotan, dan buang barang-barang yang tidak terpakai. Hal ini diyakini dapat membersihkan energi negatif dan menyambut energi positif di rumah.
Masih hangat dalam ingatan penulis, setiap satu Suro orang tua juga melakukan tradisi sedekah bumi. Yakni menyediakan hidangan khusus yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, dan buah-buahan sebagai sesajen.
Selanjutnya, letakkan sesajen tersebut di depan rumah atau di tempat yang dianggap sakral seperti tempat ibadah, kemudian berdoa dan mengundang tetangga serta keluarga untuk ikut merayakan dan makan bersama.
Jika beragama Islam, menghabiskan waktu untuk membaca Al-Qur'an pada malam satu Suro memiliki nilai spiritual yang tinggi. Namun, jika memiliki kitab suci dari agama lain, dapat membacanya dengan penuh khusyuk sebagai wujud penghormatan terhadap kepercayaan.

Rumah kosong perlu dibersihkan sampahnya agar tidak berdampak kebakaran (dokpri/Totoksis ) 
Rumah kosong perlu dibersihkan sampahnya agar tidak berdampak kebakaran (dokpri/Totoksis ) 
Bagi struktur pemerintahan, dari tingkat kabupaten hingga desa biasanya menggelar pertunjukan seni dan budaya.Merayakan malam satu Suro juga bisa dilakukan dengan menggelar pertunjukan seni dan budaya tradisional, seperti tari atau musik Jawa.Membersihkan rumah kosong pada saat Satu Suro merupakan wisata batin tersendiri. Mungkin orang lain melihat kegiatan ini "nyleneh" atau aneh. Namun penulis merasakan hikmah dan kesejukan jiwa tersendiri. Terlebih jika kita masuk kedalam rumah tersebut dan melihat ruang-ruangnya, seolah kita memasuki dilatasi waktu dan berdialog dengan pemiliknya, juga dengan makhluk dimensi lain yang bisa jadi kini mendiami rumah kosong itu. Tak perlu kita larut dengan stigma angker, jika niat kita baik maka rasa takut itu bisa sirna diserap bumi.
Rumah kosong jika dibiarkan juga bisa berbahaya. Seringkali dijadikan tempat maksiat, seperti mabuk-mabukan miras, bahkan juga tidak jarang menjadi tempat mesum. Dalam kondisi tertentu rumah kosong juga bisa menjadi sarang ular atau Binatang lainnya.
Dan yang lebih membahayakan adalah rumah kosong bisa terbakar oleh bermacam sebab. Seperti pembakaran sampah disitu atau ulah orang yang sedang mabuk miras. Jika rumah kosong terbakar, apinya bisa merambat ke seluruh blok rumah disekitarnya. (TS)

Setiap rumah punya jiwa, termasuk rumah kosong milik tetangga yang sudah tiada (Dokpri/Totoksis)
Setiap rumah punya jiwa, termasuk rumah kosong milik tetangga yang sudah tiada (Dokpri/Totoksis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun