Pecel Kembang Turi Mengenang Waktu Basahi Rindu
Turi turi putih...
Ditandur neng kebon agung,
Turi-turi putih...
Ditandur ning kebon agung
Cemleret tiba nyemplung
Mbok kiro kembange opo,
Mbok kiro - Mbok kiro...
Mbok kiro kembange opo,
(potongan lirik Lagu Turi Putih)
Nganjuk, Jawa Timur.
Ternyata hidup ini rasanya pahit-pahit sedap, seperti rasanya sayur kembang turi. Setiap musim kembang turi, keluarga saya selalu dapat kiriman kembang turi dari kampung tanah kelahiran saya KabupatenPaket sayur kembang turi itu biasanya disertai dengan mentimun krai yang direbus untuk sayur bendoyo. Paket juga disertai dengan sambal pecel khas desa yang kacangnya disangrai lalu ditumbuk dengan lumpang dan alu.Â
Satu lagi isi paket yakni kerupuk bawang berwarna putih yang rasanya gurih. Kerupuk yang lumer di lidah jika tersiram sambal itu berbahan dasar singkong.
Proses pembuatannya disangrai dengan pasir sungai Brantas yang memiliki butiran yang khas dan sangat baik untuk media heat transfer dalam proses sangrai.
Menikmati pecel kembang turi sangat baik untuk mengenang waktu kehidupan dan membasahi rindu terhadap kerabat dan kampung halaman. Itu semua bisa menyehatkan jiwa dan raga. Kembang turi yang penuh filosofi arti kehidupan mengingatkan kita terhadap perjalanan sang waktu yang pernah kita lalui.Â
Perjalanan kehidupan yang terasa manis, pahit, gurih, asam, semua itu sekedar "nglakoni" takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.
Menu pecel kembang turi biasanya terdiri dari kerupuk singkong bawang, sayur kembang turi, sayur bendoyo (timun krai), sayur kecambah, kemangi, dan lain-lain. Kemudian disiram dengan sambal pecel. Â Sayur bendoyo membuat perut atau alat pencernaan kita terasa adem.Â