Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Gedung Pasar Kosambi Bandung Mangkrak, Adakah Solusi?

17 Juni 2024   11:04 Diperbarui: 17 Juni 2024   15:13 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gedung Pasar Kosambi Bandung Mangkrak, Adakah Solusi ?

Walikota Bandung mendatang diharapkan memiliki solusi untuk menghidupkan kembali pasar dan mall yang kini kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan sudah banyak yang mati. Padahal posisinya sangat strategis, berada di tengah kota dan kondisi gedungnya masih megah dan luas.

Pemkot perlu segera membenahi pasar-pasar tradisional yang kiosnya dalam kondisi mangkrak alias mati. Seperti misalnya di pasar Kosambi yang sudah lama sebagian besar kiosnya kosong dan rusak. Bangunan Pasar Kosambi yang besar itu kini tampak kumuh dan mengganggu pemandangan kota. Beberapa contoh mall dan pasar yang berada di Kota Bandung yang kondisinya senasib dengan Kosambi antara lain Lucky Square Mall, Braga Festival dan Metro Trade Centre.

Walikota Bandung sudah berganti berulang kali, namun Pasar Kosambi yang terletak di tengah Kota Bandung belum juga bisa ditangani. Kosambi terletak di Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.Istilah Kosambi berasal dari nama pohon Kosambi atau Kesambi yang memiliki nama ilmiah Schleichera Oleosa. Sayangnya pohon Kesambi yang bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 40 meter itu kini sudah punah di Kota Bandung.

Pintu depan Pasar Kosambi Bandung (dokpri/Totoksis) 
Pintu depan Pasar Kosambi Bandung (dokpri/Totoksis) 

Pasar Kosambi diresmikan oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1915. Pasar yang pada awalnya hanya hamparan beralaskan tanah berkembang menjadi bangunan gedung bertingkat enam.

Dalam lintasan sejarahnya Kosambi pernah berjaya menjadi pasar atau pusat perbelanjaan dan menjadi pusat ekonomi kerakyatan. Kosambi juga memiliki sejarah sebagai pusat kebudayaan dan industri kreatif. Masyarakat sangat senang berbelanja di Kosambi karena harga barangnya murah dan paling komplit. Kosambi pernah menjadi pusat hiburan rakyat karena ada sejumlah gedung pertunjukan seperti Srimurni, Sriwaluyo,Rivoli dan lain-lain. Rivoli adalah nama gedung bioskop yang terletak di Jalan Jalan Tan Yung Liong, di seberang barat Pasar Kosambi. Bioskop Rivoli pertama didirikan pada tahun 1935 oleh kolonial belanda. Bioskop tersebut digunakan untuk pertunjukan opera dan pemutaran film.

Sedangkan pertunjukan Sri Murni dan Sriwaluyo menyajikan hiburan lokal. Pertunjukan Sri Murni memainkan sandiwara dengan bahasa Sunda, mereka menampilkan wayang orang. Sriwaluyo juga sama-sama menampilkan sandiwara, namun mereka menggunakan bahasa Jawa. Sriwaluyo memiliki akar sejarah yang terkait dengan perpindahan gudang amunisi dan senjata pemerintah kolonial Belanda dari Jawa Timur dan Jawa Tengah ke kawasan Kiaracondong, Bandung yang saat ini merupakan PT PINDAD, yakni BUMN industri pertahanan. Banyak masyarakat etnis Jawa yang mbedol deso mengikuti perpindahan Gudang amunisi senjata kolonial Belanda tersebut. Sesampainya di Bandung mereka juga membentuk entitas ekonomi yang antara lain di sekitar Pasar Kosambi.

Pasar Kosambi juga merupakan ikon kuliner tradisional dan bahan pangan lokal. Bahan pangan yang paling kasohor antara lain oncom milo yang hingga kini masih eksis. Ada juga roti Cari Rasa yang telah menjadi legenda kuliner. Roti tersebut dahulu merupakan makanan orang kaya, kemudian menjadi makanan rakyat biasa.

Sisi Kanan Bangunan Pasar Kosambi (dokpri/Totoksis ) 
Sisi Kanan Bangunan Pasar Kosambi (dokpri/Totoksis ) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun