* * *
Ketika nglilir, saya baru sadar ternyata ada sosok wanita di sebelahku. Saya tidak tahu sejak kapan wanita itu duduk di kursi KA Turangga yang aku naiki dari kota kelahiranku, Yang saya ingat penumpang laki-laki yang duduk di sebelah tadi sudah turun di Stasiun Tugu Yogyakarta. Sejak itu kursi sebelah kosong melompong hingga mata ini terlelap karena jam sudah lewat tengah malam.
Kulihat wanita itu wajahnya pucat pasi, samar-samar terlihat sebelah matanya diperban. Jaket putihnya tampak kumal dan memiliki terusan penutup kepalanya. Kedua telapak tangannya tampak bersatu menggenggam sesuatu. Tengkuk saya merinding, meskipun masih tertahan oleh rasa kantuk.
Saya benar-benar tidak tahan lagi ingin buang air kecil, ternyata wanita itu mengikuti. Di depan toilet KA dia memandangku tanpa ekspresi.Tiba-tiba kedua telapak tangan wanita itu dibuka lalu dijulurkan ke arahku. Teramat kaget, karena di atas telapak itu terlihat pretelan kembang telon yang saya taburkan di Viaduct gang Patriot tadi. Jantung saya berdebar keras, aroma wangi kembang telon kas kuburan itu menyengat hidung saya.
Saya benar-benar ternganga tanpa daya, melihat wanita itu melompat keluar menembus pintu kereta. Saya melihat lompatannya tepat diatas Sungai Cikapundung yang mengalir di bawah Viaduct KA di jalan Perintis Kemerdekaan Kota Bandung.
Wanita tadi menghilang dalam pekatnya malam. KA Turangga sudah Sampai di Stasiun Hall Bandung sebelum kumandang adzan Subuh.
Viaduct oh Viaduct, perasaanku semakin diliputi misteri dua bangunan Viaduct di kota kelahiranku dan Viaduct yang ada di Kota Kembang. Konstruksi beton dan baja itu semakin hari semakin diselimuti bermacam misteri.
Kota Kembang, 25 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H