Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Viaduct

25 Mei 2024   21:50 Diperbarui: 25 Mei 2024   21:50 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viaduct yang membentang diatas Sungai Cikapundung di Kota  Bandung.(KOMPAS.com/RENI SUSANTI)

Kebetulan ini malam Jumat Legi, kebiasaan banyak orang di kota ini untuk belanja kembang telon. Saya pesan beberapa bungkus, kulihat wajah Mbok bakul kembang tampak serius memilihkan kembang itu. Masih seperti dulu, ada bau wangi kuburan, hanya saja bedanya si Mbok yang ini di mulutnya tidak terlihat susur atau nginang seperti yang kulihat saat saya masih kecil dulu.

Setelah beberapa bungkusan kembang telon saya dapatkan, sebungkus saya taburkan di pondasi Viaduct sebelah timur, lalu sebungkus lagi saya taburkan di pondasi sebelah barat. Nduk di dalam mobil pasti heran melihat tingkah laku bapaknya yang mungkin di benaknya berbau klenik alias mistik.

Setelah tabur bunga, entah kenapa, perasaan saya menjadi lain, ada kesan aneh setelah prosesi itu.

Terbayang dawuhnya Eyang Putri dulu kepada saya ketika bertepatan dengan malam Jumat Legi atau malam tertentu, Eyang selalu menyuruh saya untuk melakukan sawer atau tabur kembang telon yang dicampur dengan uang logam pecahan kecil. Lokasi sawer yang ditentukan oleh Eyang Putri adalah perempatan jalan, sungai dan sekitar Viaduct. Itulah tradisi eyang hingga beliau wafat. Saya masih ingat tentang nilai kearifan, filosofi dan kandungan mistis yang diceritakan eyang terkait tempat-tempat tersebut kenapa mesti disawer.

Viaduct di ujung gang Patriot Kota Nganjuk ( tangkapan layar kanal aslinganjuk ) 
Viaduct di ujung gang Patriot Kota Nganjuk ( tangkapan layar kanal aslinganjuk ) 

* * *

Kembali masuk mobil. Nduk disuguhi lagi dengan pemandangan aneh dari pengguna jalan yang berhenti ketika ada KA yang melewati Viaduct. Nduk juga cerita banyak warga kota yang dipenuhi tanda tanya. Hingga masalah tradisi berhenti di Viaduct itu sempat mendapat tanggapan banyak netizen ketika kanal sosial media tentang berbagai aspek kehidupan masyarakat Nganjuk memuat video terkait Viaduct di ujung gang Patriot.

Saya pernah menanggapi hal itu dan ternyata ulasan itu mendapat respon yang cukup banyak.

Banyak kisah yang menarik, lucu dan horor terkait dengan Viaduct warisan kolonial Belanda itu. Dan kini, pemerintah baru bisa membuat satu jalur Viaduct lagi di sebelahnya sebagai realisasi program double track atau jalur ganda KA di Pulau Jawa.

Saat saya masih kecil, area di bawah Viaduct di tepi jalan ada sederet mbok mbok penjual kacang rebus, krupuk pecel kegemaran saya. Juga penjual kembang telon. Dibawah sorot PJU yang temaram, Mbok-Mbok itu sangat tambah menjalani proses bisnis untuk menyambung kehidupannya.
Masih terbayang di mata saya betapa hebatnya etos kerja wanita-wanita di Kota Angin.
Tentang pertanyaan abadi dari segenap masyarakat Nganjuk, utamanya generasi milenial dan Genzi, terkait kenapa setiap ada KA lewat hingga kini pengguna jalan di bawah Viaduct berhenti ?

Dalam kanal sosmed itu saya sampaikan beberapa jawaban. Baik yang bersifat tradisi, mistis, horor maupun aspek teknis dan faktor keselamatan.
Pada era sekarang ini case atau tindakan berhenti tersebut sebenarnya kurang relevan, karena teknologi lokomotif KA sudah tidak memakai bahan bakar kayu atau batubara yang sistemnya memercikkan air hangat/panas. Secara teknis air wedang Sepur Lempung, sebutan lokomotif jaman dulu akan muncrat di sekitar Viaduct. Karena section atau jarak lokasinya yang tidak jauh dari stasiun itu biasa nya sang masinis sedang ngegas atau langsir, sehingga mekanisme lokomotif uap melakukan drain (pembuangan).
Sedangkan faktor spiritual atau mistis, kenapa berhenti di Viaduct saat kereta lewat ?
Tindakan berhenti adalah bentuk penghormatan bagi arwah para korban yang pernah mengalami kecelakaan di Viaduct itu. Yang pasti sudah banyak korban kecelakaan atau orang yang melakukan bunuh diri.
Suatu ketika saat saya masih muda ada orang di atas bak truk yang mengalami pecah batok kepalanya karena terbentur profil baja Viaduct yang membentang. Juga ada kasus ODGJ alias gelandangan psikotis yang tidur di atas Viaduct. Saat KA lewat, tamatlah.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah nyata dan kisah yang berbau mistis terkait Viaduct itu. Antara lain kejadian seorang gadis cantik yang bunuh diri di sekitar Viaduct. Saya juga mendapat cerita dari Eyang bahwa pada saat era penjajahan Belanda dan Jepang, di sekitar Viaduct dan Stasiun Nganjuk banyak terjadi peristiwa yang menyayat hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun