Aku semakin terpojok, tubuhku terjatuh, dan Yeni Inka bersiap menindihku.
Akupun menolak dan meronta-ronta supaya tidak diringkus dan dibawa pergi. Kuperas lagi daya imajinasiku, agar pulih tenaga dalamku. Dan betul saja, ada seberkas cahaya merasuki kakiku sehingga punya kekuatan ekstra, tanpa menunggu waktu ketendang sekuat tenaga Wanita itu, dan ....
" Meong, meong. gergh.., gergh ! ", mendengar itu aku terbangun, ternyata Idul yang ditendang dengan jurusku. Dan ternyata Maryati istriku sudah menghilang dari tempat peraduannya. Menyiapkan masakan pagi di dapur.
Rancaekek, 18 Mei 2024,
 *) Cerpen ini saya persembahkan kepada Kusuma Bangsa, para mahasiswa yang gugur di bulan Mei sebagai Pahlawan Reformasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H