Ancaman Laten Banjir Sulawesi Akibat Jumlah DAS Paling Banyak
Kompasianer Agustine Ranterapa yang juga seorang guru lewat artikelnya menceritakan bencana banjir di daerahnya, yakni di Kabupaten Luwu.
Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan 6 kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) dilanda bencana banjir dan tanah longsor, Jumat (3/5/2024) pagi. Menimbulkan banyak korban jiwa dan harta benda. Banjir kali ini kondisinya merata di seluruh Kabupaten Luwu. Wilayah terparah yang diterjang banjir di Kabupaten Luwu adalah Kecamatan Latimojong.
Banjir bandang menjadi ancaman laten bagi masyarakat Sulawesi karena jumlah daerah aliran sungai (DAS) di pulau tersebut paling banyak di Indonesia. Kondisinya diperparah oleh kondisi ekosistem DAS yang rusak dan manajemen banjir kondisinya masih belum baik.
Anehnya bencana banjir di Sulawesi juga terjadi pada musim kemarau. Kondisi itu tahun lalu juga terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Banjir bandang menjadi ancaman laten jika tidak ada solusi yang cepat dan tepat.
Kondisi morfologi DAS Sulawesi sangat unik. Keunikan itu membawa berkah bagi sistem pengairan pertanian disana sekaligus bisa menjadi musibah akibat faktor hidrometeorologi. Menurut Profesor JA.Katili, kondisi geologi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Sulawesi dipengaruhi oleh lengkung magma (magmatic arc) berbeda dengan kondisi geologi di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara dipengaruhi oleh zona subduksi.
Sensitivitas aliran air pada DAS Sulawesi rata-rata sangat tinggi sehingga sungai-sungai kecil sekalipun namun dengan kemiringan yang curam sering terjadi banjir bandang (flash flood) dengan stream power yang besar dan dalam tempo yang relatif singkat.
Celakanya banjir bandang juga diikuti dengan erosi besar di DAS dan juga sedimentasi yang besar di sistem jaringannya. Bisa dibilang banjir menjadi bencana hidrometeorologi yang laten namun tanpa solusi yang mendasar. Untuk mitigasi bencana diatas juga belum banyak dilakukan analisa dan pengolahan data meteorologi, klimatologi dan geofisika dengan teknologi terkini. Yakni teknologi big data beserta perangkatnya. Dalam bidang meteorologi, data dihasilkan dari peralatan digital maupun konvensional.
Dalam bidang meteorologi informasi dihasilkan berdasarkan analisa seorang prakirawan ataupun pengolahan sistem komputasi yang diolah dari data meteorologi. Informasi meteorologi sangat berguna untuk antisipasi datangnya bencana.