Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Potensi Ekonomi Nobar Luar Biasa, Perlu Dikelola Lebih Baik

30 April 2024   10:44 Diperbarui: 30 April 2024   11:09 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana nobar Timnas U23 Indonesia melawan Uzbekistan di Pendopo Polres Salatiga (Sumber KOMPAS.com/Dian Ade Permana)

Potensi Ekonomi Nobar Luar Biasa, Perlu Dikelola Lebih Baik

Sihir sepak bola menghasilkan potensi ekonomi kerakyatan yang luar biasa dari arena nonton bareng (nobar). Di masa mendatang ekonomi nobar perlu diperbesar dan skalanya perlu diperluas. Budaya nobar mesti ditumbuhkan, hambatan terkait hak siar olahraga seperti ketentuan acara nonton bareng yang memberatkan atau merugikan publik oleh perusahaan penyiaran swasta perlu dilenyapkan.

Negara perlu mengambil alih hak siar olahraga yang tengah digandrungi rakyat lewat Lembaga Penyiaran Publik (TVRI dan RRI), agar rakyat bisa lebih leluasa dan bebas memanfaatkan siaran olahraga. Tanpa gangguan perusahaan penyiaran swasta yang cenderung sewenang-wenang memonopoli sumber daya frekuensi milik negara untuk kepentingannya sendiri.

Di berbagai daerah, di kota dan desa, acara nonton bareng pertandingan Piala Asia U-23 seperti jamur di musim hujan. Dimana-mana digelar nonton bareng disertai dengan acara selingan dan kegiatan kuliner. Hal tersebut terbukti menggairahkan ekonomi kerakyatan.

Potensi ekonomi nonton bareng event olahraga perlu dikembangkan. Suasana nonton bareng lebih asyik dibanding dengan nonton televisi di rumah yang kurang greget. Apalagi sekarang publik cenderung meninggalkan siaran televisi swasta yang acaranya kurang berkualitas dan terlalu banyak iklan.

Jutaan orang telah melakukan nobar pertandingan Piala Asia U-23 antar Timnas Indonesia melawan Uzbekistan. Tampak orang-orang menyemut duduk tertib hingga sebagian lainnya terpaksa berdiri.

Bahkan di lokasi terlihat ada beberapa videotron yang dipasang, seperti di Lapangan Banteng Jakarta Pusat. Dua videotron besar yang menghadap tribun dan masing-masing satu videotron di selatan dan utara Lapangan Banteng. Di bagian tribun, tampak ribuan penonton sudah memenuhi seluruh tempat duduk. Di tiap pintu masuk, terlihat orang-orang mandeg tak dapat masuk. Hanya saja, mereka tetap menonton melalui celah-celah yang terlihat sambil berdempetan dengan posisi berdiri.

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) merespons soal isu pelarangan nonton bareng (nobar) pertandingan semifinal Piala Asia U-23 2024 yang mempertemukan Timnas Indonesia kontra Uzbekistan oleh Perusahaan televisi swasta. Kemenpora mendukung segala inisiasi nobar yang dilakukan oleh sejumlah pemerintah daerah untuk mengakomodasi keinginan dan semangat masyarakat Indonesia dalam mendukung tim Garuda.

Suasana nobar Timnas U23 Indonesia melawan Uzbekistan di Pendopo Polres Salatiga (Sumber KOMPAS.com/Dian Ade Permana)
Suasana nobar Timnas U23 Indonesia melawan Uzbekistan di Pendopo Polres Salatiga (Sumber KOMPAS.com/Dian Ade Permana)

Pelaksanaan nobar Piala Asia U-23 di berbagai daerah telah mendongkrak perekonomian pedagang kaki lima (PKL) dan warung-warung rakyat. Bahkan pasar-pasar tradisional hingga supermarket terdongkrak omsetnya dengan nobar Piala Asia U-23.

Potensi ekonomi nobar dengan berputarnya berbagai kejuaran olahraga internasional maupun lokal bisa menggairahkan UMKM terkait dan industri turunannya, seperti usaha konveksi jersey sepak bola, penjual souvenir dan pernak-pernik tim sepak bola, industri sepatu bola dan lainnya diharapkan terus menggeliat.

Penelitian menunjukkan bahwa selama kompetisi terbesar sepak bola di tanah air terhenti akibat pandemi pada musim 2019-2020, menimbulkan kerugian yang cukup signifikan. Selama mengalami vakum setahun, studi hasil riset dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) yang dipublikasikan pada Juni 2020 lalu mencatat dampak negatif dari vakumnya Liga 1 berupa kerugian ekonomi dari berhentinya sepak bola di dalam negeri terbilang sangat besar.

Jumlahnya mencapai 2,7 triliun rupiah hingga 3 triliun rupiah per tahun. Selain itu terdapat sekitar 50 ribu orang yang terlibat secara langsung dalam industri sepak bola nasional mengalami kerugian yang cukup besar.

Saatnya pemerintah pusat dan daerah menata event olahraga agar kembali menjadi daya ungkit ekonomi untuk mensejahterakan rakyat. Olahraga sudah menjadi entitas ekonomi dan industri yang melibatkan partisipasi masyarakat luas dengan effort dan dana yang luar biasa.

Olahraga menjadi sarana padat karya produktif. Padat karya produktif terkait dengan industri peralatan olahraga, atribut, kaos, souvenir, hingga media massa, media iklan dan promosi pertandingan.

Kompetisi sepak bola berbagai tingkat selama ini terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian. Sepak bola bisa menggoyang sekaligus menggairahkan perekonomian global dan lokal. Saat pesta Piala Dunia dunia bergulir, maka efeknya langsung merembet ke perdagangan saham global, termasuk di Bursa Efek Indonesia (BEI).Pada saat Piala Dunia akan dimulai, Investor asing di BEI perlahan mengurangi portofolio mereka. Investor beralih meneropong jalannya pertandingan Piala Dunia. Karena dipastikan bakal menyedot dana-dana hedge fund yang diinvestasikan di pasar saham.

Bergulirnya kompetisi sepak bola menyebabkan belanja iklan dan promosi produk mengalir deras. Tak terkecuali di Indonesia. Momentum Liga membuat denyut ekonomi bisa semakin berdenyut, hal itu terlihat dengan volume penjualan televisi dan perangkat pendukungnya yang meningkat.

Penyelenggaraan nobar juga bisa mengatasi gejolak suporter sepak bola dan bisa mengeliminasi perilaku suporter yang destruktif , lalu mentransformasikan menjadi hiburan kolosal yang atraktif. Salah satu metode adalah dengan terapi tertawa. Terapi secara interaktif bagi suporter sepak bola tersebut bisa mengurangi tajamnya rivalitas dan mengurangi ketegangan. Jika perlu, sebelum pertandingan sepak bola dimulai diadakan terapi tertawa bersama lewat gerakan senam atau peragaan lain. Sehingga ketegangan dan emosi penonton bisa diredam. Hal itu sejalan dengan nilai-nilai yang dipromosikan oleh komite olimpiade dunia, bahwa partisipasi yang dinamis itu lebih penting dibandingkan dengan sebuah angka kemenangan.

Perlu membentuk budaya sportivitas dan kreativitas dari para suporter dengan event nobar. Kreativitas tersebut berupa bermacam atribut hingga suguhan teater tak kalah sensasional dari pertandingan sepak bolanya. Para suporter tersebut juga menunjukkan daya kecerdasannya agar mampu menyedot atensi dan liputan media massa. Daya kreatifitas suporter sepak bola global mengeliminir perilaku suporter yang destruktif dan mentransformasikan menjadi hiburan kolosal yang atraktif di luar stadion. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun