Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Potensi Kecelakaan Kerja pada Industri Akibat Perubahan Iklim

28 April 2024   14:03 Diperbarui: 28 April 2024   14:08 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja industri berisiko tinggi akibat perubahan iklim ( sumber gambar ILO )

Potensi bahaya dan risiko terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus terus dikaji secara ilmiah. Harus selalu diperbarui dan diawasi secara ketat. Serta perlu melihat secara komprehensif penyebab dan dampak yang ditimbulkan.Definisi potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut. Tidak mungkin atau sangat sulit untuk mengetahui semua bahaya yang ada. Namun, beberapa hal yang tampak jelas berbahaya, misalnya bekerja dengan menggunakan tangga yang tidak stabil, atau menggunakan lift yang sudah berumur tua dan tidak dirawat semestinya. Namun banyak kasus menunjukkan bahwa kecelakaan terjadi akibat dari situasi sehari-hari.

Indonesia memiliki banyak industri yang terkait dengan bahan baku berisiko tinggi dan rentan terjadi kecelakaan kerja. Antara lain industri minyak dan gas, serta industri kimia hulu. Untuk itu perlu investigasi total dan pembenahan manajemen risiko terhadap kilang migas yang ada di tanah air. Salah satu contohnya adalah manajemen risiko pada unit kilang minyak yang mencakup prinsip, kerangka kerja, dan proses untuk mengelola risiko secara efektif. Peristiwa risiko dicirikan sebagai kombinasi baik probabilitas dan konsekuensi dari peristiwa yang tidak diinginkan.

Proses manajemen risiko kilang minyak pada prinsipnya meliputi mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, berkomunikasi, dan memantau.Mayoritas teori yang mendasari proses dari manajemen risiko merujuk teori pemenang hadiah Nobel Herbert A. Simon. Yang mengidentifikasi tiga fase dasar dari pengambilan keputusan dalam risiko dan ketidakpastian yaitu: intelligence, atau identifikasi risiko; design,atau analisa risiko; dan choice/implementation, atau penanggulangan risiko.

Manajemen risiko untuk industri migas dimulai dengan pendekatan multidisiplin. Proses manajemen risiko organisasi juga disediakan dalam standar American Petroleum Institute (API) dan praktik yang direkomendasikan serta standar Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO).Matriks risiko kadang-kadang juga disebut Probability Matrix atau Impact Matrix adalah alat yang efektif yang dapat membantu dalam evaluasi risiko dengan berfokus pada kemungkinan risiko potensial.

Betapa berbahaya jika Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di negeri ini hanya bersifat formalitas dan angin-anginan. Sistem tersebut mestinya menjadi komitmen kuat dari pemerintah dan menjadi budaya korporasi yang dikelola dan disempurnakan secara terus menerus.Sistem SMK3 menjadi terpuruk antara lain disebabkan oleh sifat malas dan salah urus dari instansi pemerintah yang bertugas mengawasi SMK3.

Kasus kebakaran kawasan industri yang sering terjadi merupakan puncak gunung es yang menunjukkan rapuhnya tata kelola infrastruktur industri. Potensi gangguan yang berpotensi mendatangkan bahaya itu semakin serius karena umur operasi infrastruktur pabrik semakin tua sehingga didera oleh biaya perawatan yang sangat tinggi. Selain itu seringkali terjadi penundaan jadwal perawatan berkala dan penggantian komponen yang sudah tidak bisa beroperasi semestinya. Amat penting identifikasi ancaman dan potensi bahaya terhadap infrastruktur industri di negeri ini. Langkah itu diawali dengan security audit, yang meliputi audit personil, peralatan dan manajemen.Persoalan security secara otomatis harus bisa langsung berubah menjadi masalah safety. Yakni menyelamatkan orang-orang di sekitar infrastruktur tersebut dari bahaya jebakan asap, kebakaran, radiasi, dan reruntuhan bangunan.

Perubahan fungsi di atas sulit diwujudkan jika tidak ada perencanaan sistem pengamanan yang bagus. Sangat dibutuhkan teknisi yang ahli dibidang engineering security beserta peralatan seperti pendeteksi api dan kebocoran. Juga semakin pentingnya teknologi surveillance atau penginderaan untuk melengkapi prosedur dan tata kelola SMK3 infrastruktur industri. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun