Dari jumlah BMDTP tersebut sebagian besar dibeikan untuk industri plastik dan pembinaanya ada di Dirjen Basis Industri Manufaktur.
Pengalaman di negara lain menyatakan bahwa pemberlakuan cukai plastik tidak menyebabkan dampak negatif terhadap industri dalam negeri karena meningkatkan ongkos produksi dan harga jual produk. Dari aspek lingkungan tujuannya tidak hanya mengurangi plastik, tapi bagaimana sampahnya juga tertangani secara baik.
Perlu digalakkan gerakan Masyarakat untuk membudayakan hidup tanpa keresek atau kantong plastik serta mengawasi secara ketat bagi produsen keresek yang tidak ramah lingkungan. Karena dampak lingkungan yang ditimbulkannya sudah sangat serius.
Catatan sejarah menunjukkan kemasan plastik mulai diperkenalkan pada 1900-an. Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secara sambung menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer.
Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga terdapat bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik itu sendiri.
Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat molekul rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi.
Kemasan atau wadah plastik menyimpan bahaya, yaitu bahaya terjadinya migrasi atau berpindahnya zat-zat monomer dari bahan plastik ke dalam makanan. Migrasi monomer terjadi karena dipengaruhi oleh suhu makanan atau penyimpanan dan proses pengolahannya. Selama ini rakyat tidak sadar bahwa kantong plastik keresek bisa merusak kesehatan.
Kantong plastik keresek berwarna kebanyakan merupakan produk daur ulang yang berbahaya karena riwayat penggunaan tidak diketahui. Bisa jadi bekas tempat pestisida, limbah rumah sakit, limbah logam berat, dan lain-lain.
Indonesia perlu menggalakkan inovasi produk plastik yang biodegradable. Plastik jenis ini umumnya dibuat dari proses fermentasi gula oleh mikroorganisme.Â
Seperti diketahui bahwa beberapa jenis mikroorganisme mampu mengolah gula yang diserapnya menjadi plastik yang disimpan di dalam selnya. Karena berasal dari mikroorganisme, plastik ini bisa didegradasi oleh alam. Proses degradasi alami bersifat carbon neutral karena tidak melepas CO2 ke atmosfir.
Contoh dari plastik jenis ini adalah polylactic acid (PLA) dan polyhydroxybutyrate (PHB) yang merupakan jenis plastik biodegradable yang berasal dari fermentasi gula oleh beberapa jenis bakteri seperti Alcagenes eutrophus, Pseudomonas, dan Spirillum.