Masih hangat dalam ingatan public kasus Kopilot pesawat Germanwings penerbangan 9525 yang diduga keras sengaja menjatuhkan pesawat tersebut di pegunungan Alpen Prancis. Otoritas penerbangan tersentak dengan hal tersebut dan langsung melakukan investigasi mendalam termasuk menggeledah tempat tinggal Lubitz sang kopilot untuk mencari petunjuk. Apalagi Lubitz diketahui punya riwayat depresi.
Peristiwa tragis yang menimpa Germanwings membuka mata dunia terkait dengan masih rentannya keselamatan penerbangan di berbagai negara. Faktor beban kerja dan kondisi kesehatan awak pesawat perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Masalah kesehatan jasmani dan rohani dari pilot harus diketahui secara pasti sebelum misi penerbangan dimulai.
Tragedi Germanwings harus menjadi perhatian serius bagi otoritas dan praktisi penerbangan di negeri ini. Pasalnya pernah mencuat berita buruk tentang pilot maskapai di negeri ini yang terdeteksi menggunakan narkoba.
Beberapa kasus kecelakaan pesawat terbang disebabkan awak pesawat mengalami kelelahan karena bekerja melebihi jam terbang maksimum. Kondisi bisnis transportasi udara yang mengalami pertumbuhan pesat dewasa ini mendorong perusahaan penerbangan menggenjot produktivitas sebesar-besarnya tetapi kurang memperhatikan postur dan rasio tenaga kerja profesional terutama bagi pilot, kopilot dan teknisi. Akibatnya keselamatan penerbangan tergerus oleh beban kerja awak pesawat yang tidak proporsional.
Langkah untuk menggenjot produktivitas SDM penerbangan dengan cara melebihi beban kerja alami bisa berakibat fatal. Sejarah telah menunjukkan bahwa perusahaan penerbangan di Amerika Serikat, Pan Am mengalami kebangkrutan karena salah dalam mengelola beban kerja karyawannya. Banyak karyawan Pan Am terutama pilot dan teknisinya yang mengalami stress atau depresi akibat beban kerja dan budaya perusahaan yang hanya menggenjot produktivitas.
Profesi pilot berisiko tinggi dengan tanggung jawab yang amat besar karena menyangkut keselamatan banyak orang. Oleh sebab itu faktor kesamaptaan menyeluruh ( total fitness) merupakan syarat wajib bagi pilot yang akan menjalankan tugasnya. Pada prinsipnya kesamaptaan menggambarkan kemampuan fungsional seseorang dalam menjalankan tugasnya tanpa menimbulkan kelelahan atau gangguan psikis yang berarti, dan masih memiliki kemampuan untuk mengatasi kesukaran yang datang tiba-tiba pada dirinya.
Stres atau depresi terhadap pekerja profesional selain menurunkan produktivitas juga bisa membahayakan keselamatan kerja. Kajian pakar sosiologi industri Dickerson dan Karminer menunjukkan perusahaan yang memiliki program kesehatan jiwa di tempat kerja ternyata bisa meningkatkan produktivitas dan mengurangi kecelakaan kerja.
Untuk atasi gangguan kejiwaan di tempat kerja perlu psikiater yang berperan tidak hanya menangani pekerja yang mengalami gangguan jiwa, namun justru untuk membuat program kesehatan jiwa dan mencegah jangan sampai semakin banyak pekerja yang mengalami stres kerja hingga mengidap neurasthenia. Yakni pekerja merasa lelah mental dan fisik yang diikuti rasa pegal-pegal, sakit punggung dan kepala, gangguan lambung, insomnia, dan indikasi lainnya.
Gangguan jiwa bagi pekerja profesional tidak hanya saat masih usia produktif. Hal itu itu akan berlanjut saat usia lanjut. Organisasi profesi, perusahaan dan pemerintah diharapkan memiliki program terobosan terkait dengan solusi untuk mengatasi depresi. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H