Eksistensi museum harus mampu menguatkan nilai-nilai koleksi yang tersimpan. Pentingnya mentransformasikan sistem pengelolaan dan SDM museum. Agar lebih adaptif dengan perkembangan zaman dan kompatibel dengan industri pariwisata global. Sistem pengelolaan museum harus bisa mengemas koleksi sehingga bisa mendongkrak segmentasi pasar, promosi serta nilai estetika dan ilmiahnya.
Langkah transformasi yang penting disegerakan adalah menyangkut sistem pengelolaan museum yang berbasis digital dan teknologi virtual yang berkembang pada saat ini. Transformasi sistem tersebut akan menunjang profesionalitas bagi edukator dan public relation museum. Selain itu sistem informasi yang andal akan menjadikan museum sebagai destinasi yang sangat potensial. Transformasi pengelolaan museum tentu saja tidak mengurangi atau menggangu fungsi dasar museum dalam konteks Museologi. Yang mencakup penelitian, konservasi atau pelestarian serta komunikasi yang merupakan aspek mediasi dengan masyarakat.
Fungsi dasar tersebut menempatkan museum sebagai lembaga non profit yang bertugas menyimpan, merawat, meneliti dan memamerkan koleksi. Tetapi pada era gelombang keempat sekarang ini yang ditandai dengan pertumbuhan industri kreatif yang luar biasa pesatnya, menempatkan museum sebagai pusat industri budaya. Juga merupakan tempat yang sangat ampuh sebagai sarana kontemplatif dan pemicu lahirnya daya dan karya kreatif. Sehingga makna yang terdalam dari museum bisa terwujud, yakni positioning museum sebagai inspirator dan motivator bagi warga bangsa dalam mengarungi persaingan global. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H