Kondisi morfologi DAS di daerah Sukabumi dan sekitarnya selama ini mendatangkan berkah yang luar biasa bagi masyarakat, karena sangat bermanfaat untuk pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, hingga untuk industri. Terutama industri air mineral dengan merek ternama yang selama ini mendominasi pasar di tanah air.
Secara garis besar, kondisi hidrologi di wilayah Kabupaten Sukabumi meliputi air tanah dan air permukaan. Air tanah terlihat dengan munculnya mata air yang berasal dari lembah/kaki perbukitan, sedangkan air permukaan terdiri atas sungai-sungai dan anak sungai yang membentuk 6 Daerah Aliran Sungai, yaitu DAS Cimandiri, DAS Cileutah, DAS Cikarang, DAS Cikaso, DAS Cibuni dan DAS Cibareno.
Berkah yang selama ini dinikmati, sewaktu-waktu bisa menjadi musibah yang cukup mengerikan, yakni banjir bandang dan longsor. Semua pemangku kepentingan DAS mesti mawas diri dan mencari solusi. Karena alam sudah menunjukkan reaksinya akibat kerusakan ekosistem.
Banjir bandang yang terjadi di Sukabumi bermula dari meluapnya air di hulu Sungai Cibuntu, Kecamatan Cicurug, yang kemudian mengalir ke Sungai Cigombong.
Banjir bandang berdampak buruk bagi kegiatan industri. Seperti terhentinya produksi industri air mineral kemasan. Salah satu pabrik air kemasan milik PT Aqua Golden Mississippi di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat terkena dampak banjir bandang.
Banjir bandang mengindikasikan adanya kerusakan ekosistem ataupun wilayah hutan yang berdampingan dengan daerah aliran sungai. Kerusakan ekosistem semakin membahayakan mengingat daerah Cibuntu dan sekitarnya (Langkar Jaya, Mekar Asih, Cibatu, Bantarkalong,Tanjungsari dan Gandasoli) merupakan jalur sesar aktif,yakni Sesar Cimandiri yang sangat berpotensi terjadi gempa bumi.
Banjir bandang kini menjadi ancaman nyata bagi masyarakat di berbagai daerah.Kondisi morfologi DAS di Sukabumi dan sekitarnya sangat unik. Keunikan itu membawa berkah bagi sistem pengairan pertanian disana sekaligus bisa menjadi musibah akibat faktor hidrometeorologi.
Sayangnya hingga kini pihak terkait DAS belum menuntaskan mitigasi banjir. Sampai saat ini perhitungan banjir rencana (design flood) belum juga tuntas.Di antaranya memperkirakan berapa besarnya debit banjir yang akan terjadi pada suatu sungai akibat hujan di suatu DAS.
Metoda perhitungan yang dikembangkan selama ini oleh beberapa lembaga dan instansi yang menangani masalah pengairan masih membutuhkan data Mean Annual Flood (MAF), yaitu data banjir tata-rata terbesar tahunan.