Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perkawinan Film Nasional dengan Museum

30 Maret 2024   14:29 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:21 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Sensasi Night at The Museum, di Museum Pertempuran 10 November di Surabaya (sumber : Tugujatim.id )

Para kolektor dunia juga tahu, bahwa Indonesia merupakan bangsa yang banyak melahirkan tokoh yang berjiwa seni yang luar biasa bak Ascensia Recta. Yakni kemampuan hebat dan kerja detail untuk menciptakan karya yang indah, eksotik, unggul dan mengandung keagungan seni dan arsitektur yang memorable sepanjang zaman. Sederet maestro seni Indonesia nama dan karyanya telah mendunia.

Sejarah mencatat pada tahun 1920 Soekarno telah membentuk komunitas kreatif yang mampu mengapresiasi karya sinema dengan baik. Soekarno yang kemudian menjadi Presiden Pertama RI itu berperan dalam produksi film pertama bangsa Indonesia yang berjudul Loetoeng Kasaroeng yang dirilis pada 1926.

Saatnya film nasional menjadi ikon promosi seni budaya, destinasi wisata dan keanekaragaman sumber daya alam yang merupakan aset bangsa yang nilainya luar biasa.

Museum yang merupakan wajah dan pranata kehidupan suatu bangsa dari abad ke abad sebaiknya menjadi wahana utama perfilman nasional. Museum bisa mengaktualisasikan nilai-nilai keindonesiaan yang hebat dan memukau untuk dijadikan konten perfilman nasional.

Salah satu museum yang telah bersinergi dengan industri film adalah Museum Bank Mandiri yang telah berhasil mendukung pembuatan Film Rudy Habibie. Sebagian adegan film tersebut tempatnya diambil dari museum tersebut. Sinergi antara museum dengan industri film telah mendatangkan efek sampingan yang sangat menguntungkan kedua belah pihak.

Eksistensi museum di Indonesia yang jumlahnya ribuan perlu dikawinkan dengan produksi film nasional. Saatnya film nasional mampu membangkitkan imajinasi warga bangsa serta membangkitkan etos kerja dan meneguhkan mentalitas warga bangsa. Keniscayaan film nasional mengedepankan peristiwa budaya, potensi indigenous, serta berbagai aspek yang bisa menumbuhkan industri kreatif. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun