Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perkawinan Film Nasional dengan Museum

30 Maret 2024   14:29 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:21 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, Dirjen Usman Kansong berharap sutradara atau produser film di Indonesia bisa turut membuat film-film berlatar belakang museum, seperti di Museum Satria Mandala, Jakarta.

Museum Satria Mandala, contohnya, dibuat program Night at the Museum supaya orang bisa mengunjungi museum pada malam hari. Mungkin nanti koleksi pesawat di museum bisa bergerak sendiri, koleksi tank juga begitu, seperti di film Night at The Museum. Perlu inovasi untuk mewujudkan hal tersebut.

Selama ini telah dilakukan kolaborasi yang intens antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemenparekraf dan Perum Perusahaan Film Negara.

Esensi peringatan HFN tidak hanya terkait dengan kondisi produksi film nasional saja. Tetapi juga terkait dengan perkembangan usaha gedung bioskop dan keterkaitan film nasional dengan perkembangan teknologi digital khususnya teknologi kecerdasan buatan (AI).

Perlu partisipasi dan sinergi komponen bangsa untuk memajukan perfilman nasional. Kondisi film nasional kini bisa lepas dari lilitan masalah rumit dan mulai dihargai eksistensinya.

Eksistensi entitas produsen film nasional sebagai industri kreatif memiliki misi yang strategis dan sarana yang tepat untuk mewujudkan revolusi mental bangsa.

Saatnya membenahi rantai nilai sektor industri film nasional yang terdiri dari dua jenis industri utama. Yaitu industri produksi film yang meliputi rumah-rumah produksi dan industri distribusi atau channel distribusi film yang meliputi gedung bioskop, televisi, layar independen maupun melalui perangkat video.

Industri film meliputi aktivitas di rantai nilai yakni kreasi, produksi, dan komersial. Aktivitas pokok kreasi meliputi penulisan skenario, perencanaan produksi film seperti rencana biaya, waktu, lokasi, organisasi dan pemeran.

Aktivitas pokok pada rantai produksi adalah proses syuting di lapangan dan aktivitas post production di laboratorium, sedangkan aktivitas pokok komersial adalah publikasi film.

Perkembangan film nasional idealnya selaras dengan strategi industri kreatif nasional. Industri kreatif bisa berkembang pesat jika berakar kepada keanekaragaman budaya lokal dan warisan benda-benda bersejarah.

Sebenarnya industri kreatif di Indonesia memiliki basis dan tokoh yang luar biasa. Sayangnya, tokoh dan karya-karya kreatifnya sudah banyak yang ditelan zaman karena tidak terkelola dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun