Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kedatangan Tamu Ekor Panjang, Lucu dan Mengagumkan

9 Maret 2024   16:31 Diperbarui: 9 Maret 2024   16:49 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tamu ekor panjang  ( dokumen pribadi )

Kedatangan Tamu Ekor Panjang, Lucu dan Mengagumkan

Setelah menempuh perjalan sekitar 30 kilometer, akhirnya pagi itu (7/3/2024) lima sekawan monyet ekor panjang berjumlah lima ekor sampai di pekarang rumah saya. Dia sempat memakan buah-buahan di kebun belakang rumah. Saya melihat, monyet itu sungguh luar biasa, memiliki gerakan yang sangat cepat dan bisa melompat dengan prima. Mampu memanjat bangunan sebelah rumah setinggi lebih kurang 25 meter.

Sebagai pecinta binatang, saya terus mengawal pergerakan satwa liar yang dilindungi itu sejak tanggal 28 Februari 2024, dikabarkan posisi lima sekawan monyet ekor panjang itu posisinya masih berada di sekitar Dago Kota Bandung, telah menjadi tontonan dan hiburan segar bagi warga. Aksi lima sekawan itu telah menjadi trending topik hingga hari ini.

 Ketika posisi mereka itu berada di perbatasan kota dan Kabupaten Bandung, yakni sekitar Cibiru, saya sempat bilang kepada istri saya.

"Sepertinya, tidak lama lagi lima jagoan itu akan bertamu di rumah kita, menikmati buah-buahan di pekarangan kita," begitu kata saya kepada Istri.

"Ah, ngarang aja Pak, tahu dari mana ?" jawab istri saya, menunjukkan ekspresi tidak percaya.

"Lihat saja nanti. feeling saya mengatakan demikian dan catat ya omongan saya ini" demikian jawab saya.

Kamis pagi sekitar jam 7 WIB, saya dapat kiriman foto dan video, kawanan monyet itu sudah sampai di depan komplek perumahan saya. Tentunya setelah melewati beberapa komplek perumahan sebelumnya yakni di Cimekar ( dekat Stadion GBLA ), lalu bergerak ke arah timur melintasi Jalan Tol Cileunyi dan masuk perumahan Penyawangan kemudian menyebrang rel KA hingga sampai di Perumnas Rancaekek.

Tamu ekor panjang  di komplek perumahan kami ( dokpri ) 
Tamu ekor panjang  di komplek perumahan kami ( dokpri ) 

Betapa kaget campur haru dan sangat amat surprise, monyet-monyet itu berada di pekarangan rumah saya. Wow...sulit dipercaya, saya lihat mereka bertengger di bangunan rumah sebelah yang memiliki ketinggian sekitar 25 meter. Mereka memandangi saya, dan saya lambaikan tangan, mereka tampak "meringis" alias senyum ala monyet. Saya pun abadikan momen bersejarah ini dengan kamera.

Saya lambaikan tangan kepada monyet-monyet itu untuk sambil menunjuk pohon buah di belakang rumah yang masih berbuah, seperti jambu biji, sawo, belimbing, kelengkeng, rambutan dan pisang. Tak lama kemudian kelima kawanan itu masuk ke kebun saya dan memakan buah-buahan itu. Mereka juga ada yang turun ke kolam ikan untuk minum dan cuci muka. Mereka asyik makan bersama buah-buahan itu diatas kendang belakang rumah. Saya dekati hingga jarak 2 meter mereka tenang.

Tamu ekor panjang sedang menikmati bersama buah di kebun belakang rumah (dokpri ) 
Tamu ekor panjang sedang menikmati bersama buah di kebun belakang rumah (dokpri ) 

Saya pandangi mereka dengan takjub, luar biasa, saya melihat kebesaran Tuhan di halaman rumah saya. Tingkah mereka lucu dan mengagumkan. Ternyata benar informasi dari masyarakat yang telah dilewati sekawanan monyet ekor panjang itu bahwa mereka itu tidak pernah merusak, sama sekali tidak brutal, mereka hanya numpang lewat menuju habitatnya yang baru. Tidak ada laporan apapun dari masyarakat yang menyatakan bahwa monyet itu telah merusak. Mereka justru menjadi tontonan yang menghibur.

Setelah berada di halaman rumah saya sekitar 20 menit, dan sudah mengisi perutnya, tampak sang komandan monyet itu naik ke bangunan tinggi untuk melihat kondisi perjalanan. Mereka seperti melakukan navigasi rute, untuk mulai perjalanan lagi. Menurut pengamatan saya ( dan masih perlu dipastikan ) kelima monyet itu sepertinya terdiri dari dua ekor anak, seekor betina, dan dua jantan dewasa.

Tamu ekor panjang sedang istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ( dokpri ) 
Tamu ekor panjang sedang istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ( dokpri ) 

Lima sekawan sudah siap melanjutkan perjalanan, mereka semua naik ke bangunan tinggi dan menuju arah timur depan rumah saya yang juga banyak pohon tinggi. Namun depan rumah yang merupakan sekolah dalam kondisi ramai bubaran anak sekolah, ,maka lima sekawan itu hanya berdiri memandangi kerumunan massa. Kerumunan massa yang terdiri anak sekolah dan mereka yang lewat terus bertambah menyaksikan pemandangan yang langka itu.

Dalam kondisi seperti ini monyet akhirnya bertahan dan beristirahat di konstruksi toren penyimpan air di rumah tetangga. Mereka tampak istirahat sejenak sambil cari kutu sesamanya. Sekitar jam 13 mereka bergerak lagi ke arah selatan rumah saya dan melintasi atap rumah. Nampaknya situasinya menjadi tidak kondusif bagi lima sekawan itu. Karena anak-anak sudah berkumpul dan bersorak-sorak menyaksikan gerakan monyet itu. Beberapa ibu-ibu ada yang sempat ketakutan, meskipun sang monyet sebetulnya tidak menunjukkan sifat yang menakutkan.

Pergerakan monyet itu terus saya ikuti, saya sangat sedih kerumunan massa terus bertambah dan di ujung perumahan sudah terblokir, padahal sang monyet ingin menuju ke arah dusun Walinil lalu ke arah timur menyusuri anak Sungai Citarik, namun apa daya, lima sekawan balik kanan lagi dan berputar-putar di genting perumahan. Suasana semakin rame, akhirnya lima sekawan Kembali lagi ke belakang rumah saya, sejenak kemudian naik lagi ke rumah tingkat tetangga sebelah. Dia berdiri sejenak disitu mungkin menunggu kondisi sepi lalu malam harinya melanjutkan perjalanan lagi.

Tiba-tiba datang seseorang yang memanjat bangunan rumah tetangga itu dan akan menjerat atau menangkap salah satu monyet itu. Saya langsung berteriak kepada orang itu dan melarang tegas agar tidak menangkap salah satu kawanan monyet itu. Saya suruh orang itu turun.

Sesampai di bawah orang itu saya tegur dan sempat terjadi perdebatan sengit. Orang yang mengaku sebagai "pawang" itu langsung saya interogasi dengan berbagai pertanyaan.

"Siapa kamu ? mana surat ijinnya ? kamu tidak boleh menyakiti, menjerat, atau menangkap salah satu monyet itu," tegas saya.

"Kenapa Pak ?" jawab dia,

Sebagai pecinta binatang saya khawatir jangan sampai monyet-monyet yang pergerakannya terus dikawal oleh para pecinta binatang itu akan mengalami nasib yang buruk. Seperti dijadikan konsumsi atau dijadikan komersialisasi dengan cara dijadikan pertunjukan doger monyet, topeng monyet atau komedi monyet yang semua itu tergolong tindak penyiksaan terhadap binatang. Saya tegaskan anda bisa dijerat dengan Undang-Undang perlindungan hewan.

Saya menduga, orang yang mengaku pawang itu adalah pelaku modus hal diatas. Dan perdebatan dengan saya semakin seru, saya semakin marah, dan segera hubungi lagi Radio PRFM dan pihak BKSDA. Saya tegaskan kepada orang itu agar tidak menangkap kawanan monyet itu. Karena kalau salah satu kawan itu ditangkap, maka monyet yang lain bisa marah dan mengamuk di komplek perumahan ini.

Tamu ekor panjang memiliki kemampuan memanjat yang luar biasa (dokpri) 
Tamu ekor panjang memiliki kemampuan memanjat yang luar biasa (dokpri) 

Tiba-tiba HP saya berdering, Radio PR FM mengajak saya wawancara langsung tentang kondisi monyet. Saya menyampaikan wawancara dan ceritakan kondisi lima sekawan sepanjang hari itu. Sehabis wawancara saya masih melihat sekawanan monyet terus bergerak dari atap ke atap rumah penduduk. Hingga menjelang magrib dan turun rintik hujan, masa penggembira telah bubar.

Bersyukur saya masih mengetahui dimana posisi monyet itu berada. Yakni di suatu atap bangunan tidak berpenghuni. Posisi itu saya rahasiakan agar tidak timbul ekses yang buruk bagi monyet. Saya berharap malam itu lima sekawan teruskan perjalanan. Setiap saat posisinya saya kontrol karena saya khawatir ada pihak yang akan menangkap.

Malam itu kondisi tubuh saya sangat capek, saya tertidur dan saat Subuh ternyata sekawanan monyet itu masih ada, saya lihat mereka tengah menatap ke arah matahari terbit. Sekitar jam 5.30 mereka mulai bergerak dari genting-genting ke genting dan menyeberangi jalan raya depan rumah kami, terus bergerak di kampung sebelah.

Akhirnya saya lega, melihat lima sekawan itu melanjutkan perjalanan menuju habitatnya yang baru.

Terima kasih ya Allah, Tuhan semesta alam, lindungilah sekawanan itu hingga tempat tujuan.

Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) yang menjadi tamu dirumah (dokpri)
Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) yang menjadi tamu dirumah (dokpri)

Catatan kaki :

Monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis) merupakan hewan semi-cosmopolis yang dapat belajar dengan baik. Habitat dari monyet ekor panjang sebenarnya berada di sekitar riparian (tepian) sungai, bukan di hutan dalam. Banyak masyarakat yang berspekulasi bahwa monyet ekor panjang turun ke daerah perkotaan karena dugaan bencana yang akan terjadi.

Kemungkinan mereka turun karena faktor cuaca saja karena mereka tinggal di riparian sungai dengan intensitas hujan seperti sekarang, kawasan riparian sungai dengan kondisi hutan yang kurang bagus jadi banjir. Habitatnya terganggu karena kondisi hutannya sebagian sudah ada yang gundul sehingga air dari intensitas curah hujan yang tinggi ini tidak tertahan sebaik itu. Sungai-sungai yang menjadi habitat monyet ekor panjang ikut meluap.

Habitat merupakan hal yang terutama bagi monyet ekor panjang. Hewan tersebut memiliki pola makan seperti manusia. Apa yang dimakan oleh manusia, itu juga yang mereka makan. Hutan yang sudah semakin berkurang, wilayah riparian sungai yang banyak di bangun tempat wisata dan perkebunan, menjadi suatu masalah baru bagi habitat monyet ekor panjang. Perebutan wilayah dengan manusia menyebabkan monyet ekor panjang terpaksa pergi ke tempat lainnya, yaitu pemukiman warga dan daerah perkotaan. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun