Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kedatangan Tamu Ekor Panjang, Lucu dan Mengagumkan

9 Maret 2024   16:31 Diperbarui: 9 Maret 2024   16:49 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tamu ekor panjang sedang istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ( dokpri ) 

Saya lambaikan tangan kepada monyet-monyet itu untuk sambil menunjuk pohon buah di belakang rumah yang masih berbuah, seperti jambu biji, sawo, belimbing, kelengkeng, rambutan dan pisang. Tak lama kemudian kelima kawanan itu masuk ke kebun saya dan memakan buah-buahan itu. Mereka juga ada yang turun ke kolam ikan untuk minum dan cuci muka. Mereka asyik makan bersama buah-buahan itu diatas kendang belakang rumah. Saya dekati hingga jarak 2 meter mereka tenang.

Tamu ekor panjang sedang menikmati bersama buah di kebun belakang rumah (dokpri ) 
Tamu ekor panjang sedang menikmati bersama buah di kebun belakang rumah (dokpri ) 

Saya pandangi mereka dengan takjub, luar biasa, saya melihat kebesaran Tuhan di halaman rumah saya. Tingkah mereka lucu dan mengagumkan. Ternyata benar informasi dari masyarakat yang telah dilewati sekawanan monyet ekor panjang itu bahwa mereka itu tidak pernah merusak, sama sekali tidak brutal, mereka hanya numpang lewat menuju habitatnya yang baru. Tidak ada laporan apapun dari masyarakat yang menyatakan bahwa monyet itu telah merusak. Mereka justru menjadi tontonan yang menghibur.

Setelah berada di halaman rumah saya sekitar 20 menit, dan sudah mengisi perutnya, tampak sang komandan monyet itu naik ke bangunan tinggi untuk melihat kondisi perjalanan. Mereka seperti melakukan navigasi rute, untuk mulai perjalanan lagi. Menurut pengamatan saya ( dan masih perlu dipastikan ) kelima monyet itu sepertinya terdiri dari dua ekor anak, seekor betina, dan dua jantan dewasa.

Tamu ekor panjang sedang istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ( dokpri ) 
Tamu ekor panjang sedang istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ( dokpri ) 

Lima sekawan sudah siap melanjutkan perjalanan, mereka semua naik ke bangunan tinggi dan menuju arah timur depan rumah saya yang juga banyak pohon tinggi. Namun depan rumah yang merupakan sekolah dalam kondisi ramai bubaran anak sekolah, ,maka lima sekawan itu hanya berdiri memandangi kerumunan massa. Kerumunan massa yang terdiri anak sekolah dan mereka yang lewat terus bertambah menyaksikan pemandangan yang langka itu.

Dalam kondisi seperti ini monyet akhirnya bertahan dan beristirahat di konstruksi toren penyimpan air di rumah tetangga. Mereka tampak istirahat sejenak sambil cari kutu sesamanya. Sekitar jam 13 mereka bergerak lagi ke arah selatan rumah saya dan melintasi atap rumah. Nampaknya situasinya menjadi tidak kondusif bagi lima sekawan itu. Karena anak-anak sudah berkumpul dan bersorak-sorak menyaksikan gerakan monyet itu. Beberapa ibu-ibu ada yang sempat ketakutan, meskipun sang monyet sebetulnya tidak menunjukkan sifat yang menakutkan.

Pergerakan monyet itu terus saya ikuti, saya sangat sedih kerumunan massa terus bertambah dan di ujung perumahan sudah terblokir, padahal sang monyet ingin menuju ke arah dusun Walinil lalu ke arah timur menyusuri anak Sungai Citarik, namun apa daya, lima sekawan balik kanan lagi dan berputar-putar di genting perumahan. Suasana semakin rame, akhirnya lima sekawan Kembali lagi ke belakang rumah saya, sejenak kemudian naik lagi ke rumah tingkat tetangga sebelah. Dia berdiri sejenak disitu mungkin menunggu kondisi sepi lalu malam harinya melanjutkan perjalanan lagi.

Tiba-tiba datang seseorang yang memanjat bangunan rumah tetangga itu dan akan menjerat atau menangkap salah satu monyet itu. Saya langsung berteriak kepada orang itu dan melarang tegas agar tidak menangkap salah satu kawanan monyet itu. Saya suruh orang itu turun.

Sesampai di bawah orang itu saya tegur dan sempat terjadi perdebatan sengit. Orang yang mengaku sebagai "pawang" itu langsung saya interogasi dengan berbagai pertanyaan.

"Siapa kamu ? mana surat ijinnya ? kamu tidak boleh menyakiti, menjerat, atau menangkap salah satu monyet itu," tegas saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun