Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tornado Rancaekek dan Kewaspadaan Badai Dahsyat

22 Februari 2024   11:20 Diperbarui: 23 Februari 2024   03:18 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi badai tornado (Sumber: iStockphoto/mdesigner125 via KOMPAS.com)

Tornado Rancaekek dan Kewaspadaan Badai Dahsyat

Rabu Sore (21/02/2024) sekitar jam 15.00 WIB langit diatas rumah kami di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung tampak fenomena yang aneh. Kondisi perumahan tempat kami tinggal belum turun hujan. Langit di sebelah barat tampak terang, namun langit di sebelah timur tampak hitam pekat disertai dengan suara petir bersahutan.

Saya memandangi langit diatas Rancaekek tampak aliran angin yang membawa partikel dari arah barat menuju timur yang terlihat hitam pekat dengan kilatan petir. 

Sepertinya angin dari arah barat yang membawa aliran partikel itu "bertumbukan" dengan awan gelap di timur. Tampak bidang awan yang berbentuk corong turun dari ketinggian.

Rumah kami menghadap kearah timur, depan rumah kebetulan masih berupa sawah, jadi masih bisa melihat pemandangan langit yang luas. 

Melihat kondisi langit seperti di atas istri saya yang hari itu sedang libur mengkhawatirkan kondisi salah satu cabang supermarket atau toserba tempat dia bekerja yang ada di Rancaekek, karena lokasinya di bawah awan hitam tersebut. Jika ditarik garis lurus, jarak toserba ke rumah kami sekitar 4 kilometer.

Tornado Rancaekek ( sumber : KOMPAS TV ) 
Tornado Rancaekek ( sumber : KOMPAS TV ) 

Tampak awan gelap semakin pekat di sebelah timur Rancaekek, khususnya di sepanjang Jalan Raya Cileunyi - Cicalengka -Garut yang di kiri kanan jalan tersebut adalah Kawasan industri, perdagangan dan perumahan. 

Sekitar jam. 15.30 diatas perumahan kami turun hujan dengan intensitas tinggi dan terdengar butiran es menimpa genting, disertai angin dengan arah yang turbulen.

Namun hujan dan angin plus suara guntur tersebut tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10 menit. Setelah itu berhenti dan langit sebelah barat masih tampak terang, meskipun matahari tidak tampak.

"Alhamdulilah, tidak terjadi hujan badai yang seperti biasa sering menyebabkan banjir di kawasan Rancaekek dan sekitarnya," tutur istri saya, sambil tersenyum dan melanjutkan pekerjaan setrika baju.

Kerusakan di toserba Borma Rancaekek ( foto humas BORMA Rancaekek )
Kerusakan di toserba Borma Rancaekek ( foto humas BORMA Rancaekek )
Hanggar toserba BORMA Rancaekek yang rusak akibat angin ribut ( Foto Humas Borma Rancaekek )
Hanggar toserba BORMA Rancaekek yang rusak akibat angin ribut ( Foto Humas Borma Rancaekek )
Tak lama kemudian sekitar jam 15.30 istri saya banyak menerima pesan video dan gambar dari kawan-kawan sekerjanya. 

Dalam kiriman WA itu terlihat kondisi salah satu cabang toserba tempat istri saya bekerja porak poranda diterjang angin puting beliung atau badai yang luar biasa dahsyatnya. 

Atap hanggar jebol, dan berterbangan, beberapa pohon disekitarnya roboh. Kanopi, genting dan benda-benda yang tipis tampak terlempar berserakan dalam radius yang cukup jauh.

Melihat dan membaca pesan di atas, saya langsung menuju sawah depan rumah dan masih terlihat awan hitam dan bentuk bidang corong tampak bergerak ke atas lalu menghilang dan langit menjadi terang Kembali.

Sekitar jam 16.00 jagat sosial media dipenuhi oleh konten-konten terkait dengan bencana angin puting beliung yang sangat dahsyat yang menimpa beberapa bangunan di Kawasan Rancaekek sebelah timur, di sepanjang Jalan Raya arah Garut.

Tahun lalu, di perumahan Rancaekek sebelah timur, tidak jauh dari lokasi kejadian saat ini juga terjadi angin ribut yang sangat dahsyat. 

Menghancurkan genting, atap,kanopi di salah satu komplek perumahan dengan tingkat kerusakan yang parah. Sejak kami tinggal di Rancaekek, daerah ini memang tergolong daerah dengan hembusan angin yang kencang, meskipun musim kemarau. 

Selain itu intensitas sambaran petir juga cukup tinggi. Rancaekek adalah daerah aneka bencana, selain banjir yang terus melanda, kini juga lahir bencana bertajuk "Tornado Rancaekek".

Kejadian puting beliung dahsyat yang mirip dengan "anak" badai Tornado di Amerika Serikat, membuat saya penasaran dan langsung teringat kepada salah satu pakar di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yakni Peneliti Ahli Utama Klimatologi dan Perubahan Iklim, PRIMA-BRIN, Doktor Erma Yulihastin.

Erma Yulihastin sedang presentasi (Sumber : akun sosmed Erma)
Erma Yulihastin sedang presentasi (Sumber : akun sosmed Erma)

 Mekanisme Cuaca Ekstrim

Saya mengikuti terus akun sosmednya yang bulan-bulan terakhir ini sangat inten membahas perubahan cuaca ekstrim.

"Indonesia saat ini diancam oleh dua hal akibat dari cuaca ekstrim, yaitu kekeringan dan banjir karena hujan ekstrim. Keduanya adalah bentuk yang paling sederhana dari yang akan kita hadapi ketika suhu meningkat secara signifikan," kata Erma dalam Media Lounge Discussion di Gd. BJ Habibie.

Erma menyampaikan perlunya inisiatif untuk membangun bangsa yang siaga terhadap cuaca, membangun kesadaran masyarakat agar siap dan tanggap pada cuaca. 

Perlunya pemerintah untuk membentuk komite cuaca ekstrim, untuk meminimalisir dampak buruk atau korban jiwa yang mungkin terjadi akibat dari cuaca ekstrim ini.

BRIN melakukan kajian perubahan iklim (2021-2050) khusus wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI). Kajian yang menggunakan teknik dynamic downscaling resolusi tinggi dari tim periset BRIN tersebut, menunjukkan kekeringan dan hujan ekstrem mengalami peningkatan signifikan.

Menurut Erma riset-riset yang dikaji oleh BRIN adalah untuk mengetahui lebih dalam mekanisme-mekanisme cuaca ekstrim yang ada di Indonesia ketika terjadi perubahan iklim.

Terkait dengan badai dahsyat yang melanda Rancaekek hari Rabu itu Erma menyatakan lewat akun sosmednya, bahwa angin puting beliung dahsyat muncul wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung dan sebagian wilayah Sumedang,itu adalah mirip badai Tornado. Merusak sejumlah bangunan, pohon tumbang, truk terguling dan sepeda motor terjatuh. Kejadian itu juga menyebabkan 29 orang mengalami luka-luka.

Erma Yulihastin mengatakan, angin kencang yang merusak banyak bangunan tersebut adalah badai Tornado."Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi "extreme event" 21 Februari 2023,"tulis Erma Yulihastin di Twitter X, dikutip Kamis, (22/2/2024).

Erma menambahkan, durasi bencana tersebut berlangsung lama. Hal ini berbeda dengan kebiasaan puting beliung di Indonesia.

"Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021," ujarnya. "Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek," tutur Erma.

"Efek tornado: beda dengan puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam," jelas Erma lebih lanjut.

Ia mengklaim peristiwa ekstrim pada 21 Februari 2024, seperti fenomena tornado pertama, sudah diprediksi oleh Kamajaya (Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia) yaitu sistem informasi prediksi iklim berbasis komputer milik BRIN.

Kewaspadaan Badai Dahsyat

Menurut catatan saya, Erma Yulihastin telah menyalakan Kembali alarm kewaspadaan badai dahsyat yang berpotensi melanda pelosok negeri ini. 

Tahun lalu Erma pernah menjadi perhatian publik karena ia juga menyalakan alarm kewaspadaan terkait potensi bencana hidrometeorologi. 

Akibatnya gaduh menggemuruh di seantero negeri karena masih banyak pihak belum ngeh dengan kajian Wanita kelahiran Lamongan Jatim itu.

Bagi saya Erma adalah sang pembaca tanda-tanda langit yang hebat, jujur dan lugas. Wanita peneliti itu lahir dari pasangan Misnur Syamin dan Umi Kulsum. 

Lahir pada tanggal 4 Juli 1979 di Lamongan, Jawa Timur. Bungsu dari dua bersaudara ini menamatkan sekolah hingga SMA di Lamongan. Pelajaran sekolah yang digemari adalah Fisika dan Matematika. Penyuka soto Lamongan ini juga senang menulis karangan dan puisi sejak masih di bangku SD.

Pada tahun 1997 ia melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Geofisika dan Meteorologi. Semasa kuliah ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Keluarga Mahasiswa Islam ITB (Gamais ITB), Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB), dan sebagai aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Ketika menjadi mahasiswa, tulisan-tulisannya tersebar di Harian Umum Pikiran Rakyat dan media internal lainnya.

Sebagai periset klimatologi, konsentrasi studi yang Erma lakukan selama ini adalah mengenai perilaku hujan yang memicu extreme event dengan dampak meluas, seperti: banjir di Jakarta/Jabodetabek yang bisa dipicu oleh perilaku hujan ekstrem yang persisten (lebih dari 6 jam).

Menurut Erma, dirinya sering memakai istilah "badai dahsyat" untuk menggantikan istilah ilmiah dua jenis badai yang sedang intensif terjadi di Laut Jawa (badai MCC) dan Samudra Hindia (badai derecho/squall line) dan keduanya bergerak mendekati kawasan Jabodetabek. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun