Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tornado Rancaekek dan Kewaspadaan Badai Dahsyat

22 Februari 2024   11:20 Diperbarui: 23 Februari 2024   03:18 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Mekanisme Cuaca Ekstrim

Saya mengikuti terus akun sosmednya yang bulan-bulan terakhir ini sangat inten membahas perubahan cuaca ekstrim.

"Indonesia saat ini diancam oleh dua hal akibat dari cuaca ekstrim, yaitu kekeringan dan banjir karena hujan ekstrim. Keduanya adalah bentuk yang paling sederhana dari yang akan kita hadapi ketika suhu meningkat secara signifikan," kata Erma dalam Media Lounge Discussion di Gd. BJ Habibie.

Erma menyampaikan perlunya inisiatif untuk membangun bangsa yang siaga terhadap cuaca, membangun kesadaran masyarakat agar siap dan tanggap pada cuaca. 

Perlunya pemerintah untuk membentuk komite cuaca ekstrim, untuk meminimalisir dampak buruk atau korban jiwa yang mungkin terjadi akibat dari cuaca ekstrim ini.

BRIN melakukan kajian perubahan iklim (2021-2050) khusus wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI). Kajian yang menggunakan teknik dynamic downscaling resolusi tinggi dari tim periset BRIN tersebut, menunjukkan kekeringan dan hujan ekstrem mengalami peningkatan signifikan.

Menurut Erma riset-riset yang dikaji oleh BRIN adalah untuk mengetahui lebih dalam mekanisme-mekanisme cuaca ekstrim yang ada di Indonesia ketika terjadi perubahan iklim.

Terkait dengan badai dahsyat yang melanda Rancaekek hari Rabu itu Erma menyatakan lewat akun sosmednya, bahwa angin puting beliung dahsyat muncul wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung dan sebagian wilayah Sumedang,itu adalah mirip badai Tornado. Merusak sejumlah bangunan, pohon tumbang, truk terguling dan sepeda motor terjatuh. Kejadian itu juga menyebabkan 29 orang mengalami luka-luka.

Erma Yulihastin mengatakan, angin kencang yang merusak banyak bangunan tersebut adalah badai Tornado."Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi "extreme event" 21 Februari 2023,"tulis Erma Yulihastin di Twitter X, dikutip Kamis, (22/2/2024).

Erma menambahkan, durasi bencana tersebut berlangsung lama. Hal ini berbeda dengan kebiasaan puting beliung di Indonesia.

"Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021," ujarnya. "Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek," tutur Erma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun