Kemacetan Lalu Lintas
Sayang seribu sayang untuk menuju stasiun Tegalluar tidak mudah, karena tertahan kemacetan laten di jalanan Rancaekek-Cileunyi-Cibiru. Setelah itu juga tertahan di jalan desa yang sempit di sekitar Masjid Al Jabar dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Kemacetan sangat menyengsarakan, bisa berjam-jam. Banyak penumpang Whoosh yang tertinggal jadwal keberangkatan kereta. Penulis juga sering sport jantung dan stress jika melewati neraka kemacetan antara Rancaekek-Cileunyi-Cibiru. Sudah puluhan tahun jalan ini dibiarkan selalu macet tanpa solusi yang berarti. Bupati dan Gubernur silih berganti, namun tidak ada yang becus atasi kemacetan di jalur tersebut.
Sepanjang bulan Januari 2024 penulis telah melakukan enam kali perjalanan menggunakan kereta cepat Whoosh dari stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung ke stasiun Halim, Jakarta Timur dan sebaliknya. Seluruh perjalanan dalam kondisi sepi. Gerbong Whoosh kursinya banyak yang kosong. Bahkan seluruh perjalanan dari Tegalluar gerbong sangat lengang. Whoosh melaju berteman sepi, isi gerbong melompong, dalam perjalanan saya satu gerbong hanya berisi 5 orang penumpang.
Stasiun Tegalluar yang sangat luas dan megah terus menerus terlihat sepi. Penumpang enggan menuju stasiun karena hambatan kemacetan lalu lintas, kondisi jalan yang sempit dan faktor gangguan sosial, seperti adanya gesekan antara angkutan online dengan ojek pangkalan.
Dalam hal ini KCIC yang menjadi operator Kereta Cepat Whoosh yang sebelumnya dikenal dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mestinya segera bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mengatasi kemacetan di jalur Cibiru-Cileunyi-Rancaekek. Jika pemerintah daerah sudah menyerah dan tidak mampu mengatasi kemacetan laten tersebut, sebetulnya ada solusi yang lebih cepat yakni membuat jalan baru yang tidak terlalu panjang, yakni dimulai dengan ruas jalan baru di sekitar pintu gerbang Perumnas Bumi Rancaekek Kencana, Kecamatan Rancaekek yang sudah eksis, ke arah barat hingga tembus di parkir stasiun Tegalluar.
Saat ini ada ojek pangkalan atau ojek online yang bisa melayani penumpang menuju Stasiun Tegalluar lewat pematang sawah. Dari Perumnas Rancaekek hanya perlu waktu sepuluh menit sampai di pintu masuk Stasiun Tegalluar. Namun jika hari sudah gelap atau sehabis turun hujan, maka tukang ojek tidak berani melewati pematang sawah tersebut.
Pemerintah hanya perlu membangun jalan sekira 4 kilometer. Satu kilometer diantaranya berupa pematang sawah yang diperkeras batu. Sedang yang 3 kilometer berupa jalan desa. Di ruas jalan tersebut yang saat ini masih berupa sawah, nantinya bisa dibuat hotel atau Kawasan industri kreatif dan kerajinan lokal. Bisa juga berupa Gedung Kesenian atau taman budaya Kabupaten Bandung. Karena kabupaten ini belum memiliki taman budaya dan gedung kesenian yang representatif.