Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Serikat Pekerja Mengajari Bung Karno Buat Pabrik Baja

14 Januari 2024   16:27 Diperbarui: 14 Januari 2024   16:30 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barisan Serikat Pekerja menjaga aksi demo ( dokpri )

Ketika Serikat Pekerja Mengajari Bung Karno Buat Pabrik Baja

Sejarah menunjukkan peran Serikat Pekerja atau Serikat Buruh sangat penting dan banyak jasanya bagi suatu bangsa maupun bagi pribadi warga negara. Solidaritas Serikat Pekerja tidak sebatas di ruang kantor atau pabrik, tetapi sudah melintas antar bangsa. Solidaritas dan kerja sama sudah mendunia.

Tajuk Pekerja Berserikat sangat relevan sepanjang zaman. Awal mula saya tertarik menjadi aktivis Serikat Pekerja pada saat saya masih menjadi mahasiswa Teknik Mesin. Saat itu saya membaca buku tentang jasa serikat pekerja Rusia mengajari dan melatih bangsa Indonesia mendirikan pabrik baja untuk industrialisasi.

Aksi unjuk rasa Serikat Pekerja di depan Gedung Sate Bandung (dokpri ) 
Aksi unjuk rasa Serikat Pekerja di depan Gedung Sate Bandung (dokpri ) 

Sejarah mencatat Indonesia memiliki industri logam dasar yang dibangun sejak era Presiden Soekarno. Pendirian pabrik baja di Cilegon karena Bung Karno terinspirasi setelah berkunjung ke Uni Soviet, pada tahun 1956. Ketika itu Bung Karno mengunjungi pabrik baja Uralmash Sergo Ordzhonikidze. Saat itu Bung Karno sangat bersemangat melakukan diskusi panjang lebar dengan para tokoh Serikat Pekerja di pabrik itu yang dipimpin Yakov Lipin. Singkat kata serikat pekerja baja Rusia bersedia mengajari dan melatih rakyat Indonesia untuk mendirikan pabrik baja sendiri.

Anjuran serikat yang dipimpin Lipin itu disambut baik oleh Bung Karno. Sejak itu Bung Karno termotivasi agar bangsa Indonesia memiliki pabrik baja sendiri dengan volume produksi yang besar sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Kemudian Presiden Soekarno menugaskan Menteri Perindustrian dan Pertambangan, Chaerul Saleh bersama Djuanda dari Biro Perancang Negara (kini Bappenas) untuk menyusun cetak biru industri baja nasional.

Indonesia yang sedang membangun membutuhkan industri pengolahan bijih besi. Biro Perancang Negara menggandeng konsultan asing untuk merintis industri baja yang bernama Proyek Besi Baja Trikora. Setelah studi kelayakan selesai disusun, Cilegon dipilih sebagai tempat pengolahan dan produksi hasil olahan bijih besi karena memiliki kelebihan seperti, lahan luas yang tidak mengalihfungsikan lahan pertanian, terdapat sumber air yang melimpah, aksesnya yang terjangkau dari berbagai pulau untuk mendatangkan besi tua melalui pelabuhan Merak.

Penandatanganan kerjasama pembangunan dengan Gazprom Export (All Union Export-Import Corporation) dari Uni Soviet pada 7 Juni 1960 berlanjut dengan peletakan batu pertama pabrik baja pada 20 Mei 1962. Kini pabrik baja tersebut menjadi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Secara teknis sebenarnya mutu logam produksi PT KS beberapa jenis diantaranya lebih bagus dibanding produk Tiongkok. Namun selama lima tahun terakhir kondisi PT KS mengalami kesulitan keuangan dan kalah bersaing dengan baja impor.

Barisan Serikat Pekerja menjaga aksi demo ( dokpri )
Barisan Serikat Pekerja menjaga aksi demo ( dokpri )

Sejarah perjuangan Serikat Pekerja di Indonesia sungguh luar biasa. Jauh sebelum Indonesia merdeka serikat pekerja sudah memiliki media massa yakni koran yang menjadi alat perjuangan yang hebat. Dalam bukunya John Ingleson, yang berjudul Buruh, Serikat dan Politik disebutkan bahwa organisasi Serikat Pekerja waktu itu telah menjadi guru terhadap partai politik. Serikat pekerja sejak tahun 1915 sudah aktif mengajari teori perjuangan kepada tokoh pemuda pejuang bangsa. Serikat Pekerja yang sudah memiliki koran memberikan kesempatan kepada tokoh muda pejuang bangsa untuk mengisi kolom dengan gagasan dan pemikirannya. Haji Agus Salim adalah salah satu pengelola koran milik Serikat Pekerja tersebut.

Serikat Pekerja yang usianya lebih tua dari usia republik ini oleh rezim orde baru dihancurkan dan diberi stigma sebagai alat komunis. Padahal organisasi Serikat Pekerja yang eksis jauh sebelum Indonesia merdeka memiliki warna ideologi yang berbeda-beda. Diantaranya berafiliasi dengan organisasi Islam seperti Syariat Islam, NU, Muhammadiyah, Persis. Ada juga yang berafiliasi dengan Partai Komunis dan Sosialis. Ada juga yang berafiliasi dengan Partai Nasionalis. Rezim Soeharto berhasil menghancurkan serikat pekerja/buruh dan menjadikan organisasi pekerja tunggal yang pengurusnya ditunjuk oleh penguasa. Selama kekuasaan Soeharto organisasi Serikat Pekerja diberangus. Buruh ditindas habis-habisan hingga terjadilah kasus pembunuhan tokoh buruh Marsinah oleh aparat.

Baru pada saat BJ.Habibie menjadi Presiden RI, organisasi serikat pekerja dibangkitkan kembali. Dimulai dengan pemberlakuan konvensi ILO tentang kebebasan berserikat. Langkah Habibie dilanjutkan dengan pembuatan UU tentang Serikat Pekerja.

Habibie adalah Presiden yang sangat paham dengan gerakan Serikat Pekerja. Karena beliau memiliki latar belakang pekerja industri di Jerman. Terkait dengan dunia ketenagakerjaan yang notabene adalah SDM bangsa.BJ. Habibie menekankan program vokasional atau kejuruan yang berbasis apprentice untuk membangunkan nilai tambah local bagi para pekerja. Menurutnya program vokasional berbasis apprentice adalah kunci suksesnya industrialisasi di negara maju.

Apprenticeship diadopsi BJ Habibie dari Jerman merupakan sistem pendidikan kerja, yang mengkombinasikan pelatihan di tempat kerja dengan pembelajaran berbasis di sekolah, terkait kompetensi dan proses kerja yang ditentukan secara khusus. Durasi apprenticeship biasanya lebih dari satu tahun dan bahkan di beberapa negara berlangsung selama empat tahun. Pendekatan organisasi buruh sedunia ILO untuk apprenticeship adalah mekanisme pembelajaran canggih atas dasar saling percaya dan kerjasama antar pemangku kepentingan.

Langkah yang pernah ditempuh BJ Habibie sangat relevan dengan kondisi saat ini. Program apprenticeship terus berkembang hingga kini dan menjadi strategi utama organisasi serikat pekerja di Jerman saat ini yang tengah menghadapi era Industri 4.0. Organisasi Serikat Pekerja di Jerman seperti IG Metal Jerman menyatakan bahwa industri 4.0 telah menjadikan proses produksi menuntut adanya smart factory dan smart products yang membutuhan apprenticeship .

Seperti diketahui, IG Metal merupakan Serikat Pekerja di Jerman yang menaungi beberapa sektor pekerjaan antara lain pekerja elektronik, logam, penerbangan dan otomotif.

Dikalangan Serikat Pekerja, sosok BJ Habibie pantas dinobatkan sebagai Bapak Serikat Pekerja Indonesia, karena sejarah telah mencatat bahwa ia yang meletakkan pondasi kebebasan berserikat bagi pekerja di Indonesia. Perjuangan Habibie muda saat berkiprah di luar negeri, khususnya saat belajar dan bekerja di Jerman telah banyak melihat dan merasakan langsung tatanan dan gerakan Serikat Pekerja industri di sana. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun