Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghalau Anno Horribilis, Teguhkan Budaya Keselamatan Kerja

31 Desember 2023   12:18 Diperbarui: 31 Desember 2023   12:19 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecelakaan kerja di smelter nikel PT ITSS Morowali  ( sumber : Tempo.co )

Sekedar catatan, teknologi pirometalurgi jauh lebih murah dibandingkan smelter hidrometalurgi.Namun dibalik harga murah itu terkandung sederet risiko keselamatan kerja dan lingkungan hidup. Hilirisasi nikel di Indonesia saat ini hampir seluruhnya menggunakan teknologi RKEF yang akan menghasilkan nikel pig iron (NPI) dan Feronikel.

Perlu investigasi total dan pembenahan manajemen risiko terhadap smelter nikel. Manajemen risiko termasuk aspek sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3).Manajemen risiko pada unit smelter mencakup prinsip, kerangka kerja, dan proses untuk mengelola risiko secara efektif. Peristiwa risiko dicirikan sebagai kombinasi baik probabilitas dan konsekuensi dari peristiwa yang tidak diinginkan. Proses manajemen risiko pada prinsipnya meliputi mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, berkomunikasi, dan memantau.

Mayoritas teori yang mendasari proses dari manajemen risiko merujuk teori pemenang hadiah Nobel Herbert A. Simon. Yang mengidentifikasi tiga fase dasar dari pengambilan keputusan dalam risiko dan ketidakpastian yaitu: intelligence, atau identifikasi risiko; design,atau analisa risiko; dan choice/implementation, atau penanggulangan risiko.

Manajemen risiko dimulai dengan pendekatan multidisiplin. Matriks risiko disebut Probability Matrix atau Impact Matrix adalah alat yang efektif yang dapat membantu dalam evaluasi risiko dengan berfokus pada kemungkinan risiko potensial.

Perlu konsistensi dan disiplin tinggi terkait dengan jadwal perawatan komponen smelter nikel. Perawatan adalah mutlak dan kunci untuk mempertahankan operasinya yang efisien dan berkelanjutan. Namun prosedur perawatan harus dibuat sesuai dengan standar yang ketat. Kasus terbakarnya tabung oksigen yang menyebabkan malapetaka di smelter PT ITSS mestinya tidak terjadi jika prosedur dan standar perawatan dilakukan secara teliti.

Prosedur Perawatan Smelter

Ada beberapa prosedur perawatan smelter nikel yang harus ditaati, yakni :

1. Pembersihan regular, dengan memastikan ada pekerja yang membersihkan secara rutin seluruh peralatan, pipa dan area kerja di sekitar smelter. Debu dan kotoran dapat mengganggu kinerja peralatan dan bahkan dapat menyebabkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Penggantian suku cadang smelter secara teliti, periksa dan ganti suku cadang yang aus sesuai dengan jadwal pemeliharaan preventif. Hal ini termasuk komponen seperti elemen pemanas, resistor, dan bagian penting lainnya.

3. Pengendalian korosi: Perlu melindungi komponen smelter dari korosi dengan melapisi permukaan yang rentan dengan pelapis tahan korosi atau cat khusus. Hal ini dapat membantu memperpanjang umur komponen.

4. Pemantauan kondisi smelter yang rawan dengan sensor suhu, tekanan, dan getaran untuk memantau kinerja peralatan secara real-time. Hal ini dapat membantu mendeteksi potensi masalah sebelum berkembang menjadi kerusakan serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun