Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghalau Anno Horribilis, Teguhkan Budaya Keselamatan Kerja

31 Desember 2023   12:18 Diperbarui: 31 Desember 2023   12:19 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecelakaan kerja di smelter nikel PT ITSS Morowali  ( sumber : Tempo.co )

Menghalau Anno Horribilis, Teguhkan Budaya Keselamatan Kerja

Tahun 2023 boleh dikatakan sebagai Anno Horribilis atau tahun yang mengerikan bagi dunia ketenagakerjaan akibat dari tingginya angka kecelakaan kerja sepanjang tahun ini. Dampak kecelakaan kerja tidak hanya menelan korban jiwa dan menyebabkan luka parah, namun juga menyebabkan gangguan terhadap produktivitas dan kerusakan lingkungan hidup.

Pada penghujung tahun 2023 publik tersentak dengan kasus kecelakaan kerja akibat ledakan tungku smelter yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS),Morowali, Sulawesi Tengah. Mestinya petaka yang menelan banyak korban jiwa itu bisa dicegah jika sistem manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berlangsung dengan baik.

Penulis sebagai lulusan Teknik Mesin yang pernah belajar tentang ilmu logam (Metalurgi) dan teknologi produksi berpendapat bahwa teknologi smelter di tanah air, khususnya di kawasan industri Morowali sebenarnya bukan teknologi canggih atau teknologi baru. Proses hilirisasi nikel disana masih menggunakan teknologi lama bahkan bisa jadi instalasi atau konstruksi smelter juga merupakan barang bekas yang direlokasi dari Tiongkok.

Korban Kecelakaan kerja di smelter PT GNI Morowali Utara ( sumber : KOMPAS.TV )
Korban Kecelakaan kerja di smelter PT GNI Morowali Utara ( sumber : KOMPAS.TV )

Perlu Audit Total

Kondisi pabrik yang sudah tua tentunya sangat riskan terhadap kecelakaan kerja dan berpotensi merusak lingkungan. Kondisinya semakin rawan kecelakaan kerja karena hubungan industrial tidak serasi dan penuh gejolak. Budaya kerja yang kurang harmonis antara pekerja lokal dengan pekerja asing (TKA) akibat disparitas upah yang sangat timpang menyebabkan situasi semakin keruh.

Perlu audit total atau audit menyeluruh. Baik audit keselamatan kerja, audit lingkungan dan audit teknologi. Selama ini hampir tidak ada audit teknologi oleh lembaga berwenang seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sucofindo, dan Kementerian Perindustrian terkait dengan kelayakan dan keandalan teknologi pada smelter nikel maupun smelter untuk hilirisasi tambang lainnya.

Mestinya di Indonesia memiliki badan yang kredibel dan independen terkait dengan audit teknologi untuk melindungi keselamatan umum dan lingkungan hidup. Celakanya Kementerian yang relevan dengan masalah hubungan industrial dan keselamatan kerja selama ini tidak berdaya dan "takut" untuk melakukan pengawasan apalagi audit terhadap industri hilir pertambangan. Karena kebijakan pemerintah pusat yang menganak emaskan investor asing dan tenaga kerja asing (TKA). Padahal TKA tersebut sebenarnya juga bukan tenaga ahli, melainkan tenaga kasar sehingga pengetahuan teknologinya juga pas-pasan bahkan lebih rendah dibanding dengan SDM teknologi Indonesia. Setiap tahun jurusan Metalurgi dan Teknik Mesin meluluskan ribuan sarjana yang memiliki kompetensi yang bagus terkait dengan industri pengolahan hasil tambang. Mestinya usaha smelter di Indonesia tidak perlu mendatangkan teknisi dari luar negeri. Yang perlu didatangkan ke negeri ini hanyalah mereka yang bergelar doktor atau profesor saja.

Nirwana Selle salah satu korban meninggal dunia kecelakaan Kerja di smelter nikel PT GNI ( sumber : Suara.com )
Nirwana Selle salah satu korban meninggal dunia kecelakaan Kerja di smelter nikel PT GNI ( sumber : Suara.com )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun