Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Agar Unggul Debat, Belajar pada Kuda Renggong dan John F Kennedy

15 Desember 2023   10:56 Diperbarui: 15 Desember 2023   10:57 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat pamungkas antara Richard Nixon dan John F. Kennedy pada 21 Oktober 1960 (sumber AP Photo )

Wahai Capres dan Cawapres yang bertanding dalam pemilu 2024, untuk memproduksi pikiran sehat dan menambang daya kritis, engkau perlu belajar kepada Thomas Paine sang maestro pengubah sejarah. Dia adalah sosok yang dijuluki "puntung berapi" bangsa Amerika itu adalah produsen terbesar postulat "Pikiran Sehat" suatu bangsa sejak tahun 1770.

Paine adalah sosok belia ajaib, seorang penulis pamflet terbesar, seorang agitator budiman dan provokator putih yang menjadi inspirator utama jalannya Revolusi Amerika. Bukunya yang berupa pamflet setebal 47 halaman yang berjudul Common Sense diterbitkan pada tanggal 10 Januari 1776 dan langsung meledak di seantero koloni Inggris.

Belum ada buku dalam sejarah yang memiliki pengaruh begitu cepat dan dahsyat seperti buku Common Sense. Buku ini seperti serunai sangkakala yang memanggil kaum revolusioner untuk bangkit memperjuangkan kemerdekaan Amerika dari penjajahan Inggris. Dalam buku ini Paine telah menjelaskan bahwa revolusi adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan persengketaan Amerika dan Inggris di bawah raja George III. Buku Paine juga telah menampar keras kaum Tory yang telah menunjukkan kesetiaannya kepada Raja Inggris. Mereka itu antara lain George Washington, Benyamin Franklin, dan Thomas Jefferson untuk merubah pondasi pikiranya tentang kemerdekaan Amerika.

Wahai Capres dan Cawapres, semakin banyaknya gegar elite politik dan mulai terjadinya pembusukan hukum di negeri ini, maka Ibu Pertiwi terus menerus memanggil Thomas Paine untuk mengimpor Pikiran Sehat nya. Namun jeritan itu sia-sia karena ditelan ruang dan waktu. Ditengah-tengah duka nestapa dan kepiluan Ibu Pertiwi tersebut, mahkamah sejarah memberikan alternatif pikiran-pikiran sehat anak negeri. Mereka itulah wunderkinder politik, kaum belia yang mampu membuat perubahan yang esensial, yang agenda aksinya sangat fenomenal dan memukau. Bukankah negeri ini juga telah memiliki cukup banyak "puntung berapi" semacam Paine.

Keniscayaan, Indonesia sekarang ini membutuhkan puntung berapi dari kalangan belia untuk melakukan revolusi budi pekerti. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun