Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tucano Sang Penghancur Gerombolan Bersenjata

17 November 2023   16:50 Diperbarui: 17 November 2023   16:57 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skadron 21 Tucano di Lanud Abdulrachman Saleh (sumber  Dispenau via Kompas.com)

Pesawat ini dirancang untuk light attack, counter insurgency (COIN), close air support ,dan aerial reconnaissance missions. Dirancang untuk dapat beroperasi di daerah dengan suhu tinggi, kondisi kelembaban yang tinggi. Dilengkapi dengan generasi ke-4 avionik yang menggabungkan dengan sistem senjata dalam memandu akurasi senjata.

Kecelakaan Super Tucano di Pasuruan memberi pelajaran berharga bahwa apapun jenis pesawat militer yang dibeli dari luar negeri, baik tempur maupun transpor, kondisinya masih mengandung kendala desain. Sehingga dibutuhkan peran SDM yang menguasai aspek desain terhadap pesawat yang bersangkutan. 

Sebagai orang yang pernah bekerja di industri pesawat terbang saya pernah mendapat pelajaran bahwa pada hakikatnya semua jenis pesawat militer mengandung kendala desain dan selalu disempurnakan kemudian. 

Celakanya, kendala tersebut bersifat tersembunyi sedemikian rupa, sehingga sulit diamati atau dideteksi secara dini oleh perencana atau pembuatnya. Risiko semacam itu disebut dengan istilah risiko yang tersembunyi.

Jika pihak pembeli memiliki SDM yang menguasai atau memahami aspek dan konsep desainnya, maka bisa mengatasi atau mengeliminasi risiko di atas. Jika sebaliknya maka risiko tersembunyi itu bisa berubah menjadi malapetaka. Seperti misalnya kasus adanya initial crack (retakan) pada struktur pesawat terbang setelah beroperasi selama kurun waktu tertentu.

Program Zero Accident pesawat TNI AU bisa efektif jika didukung oleh SDM yang benar-benar menguasai sistem dan aspek desain pesawat yang dimiliki oleh TNI.

Pada saat ini mestinya ada sejumlah SDM yang menguasi alih teknologi pesawat tersebut. Apalagi Super Tucano adalah pesawat Light Attack Turboprop yang sangat ideal untuk melaksanakan misinya sebagai counter insurgency dengan akurasi yang tinggi. 

Perlu juga uji coba yang lebih intens terkait dengan kemampuan pesawat yang sebetulnya mampu beroperasi di malam hari karena dilengkapi sistem FLIR & NVG Compatible. Selain itu perlu pengembangan Super Tucano sebagai pesawat latih lanjut maupun transisi ke pesawat fighter jet generasi terakhir. 

Gugur dalam Tugas

Kecelakaan dua pesawat tempur taktis milik TNI AU jenis Super Tucano dengan nomor registrasi TT-3103 dan TT-3111 menyebabkan duka yang mendalam bagi keluarga besar TNI AU. Menurut sumber Dinas Penerangan TNI AU empat perwira menengah yang gugur dalam tugas adalah :

1.Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, menjabat sebagai Kepala Dinas Personel (Kadispers) Lanud Abdulrachman Saleh. Ketika insiden, Kolonel Widiono berada di kursi belakang pesawat Super Tucano TT-3111. Dalam misi terbang ini Kolonel Adm Widiono bertugas menjadi Backseater. Sedangkan rekannya yakni Letkol Pnb Sandhra Gunawan menjadi frontseater dalam pesawat TT-3111.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun