Pahlawan Masa Kini yang Dirindukan
Nilai kepahlawanan dan jiwa ksatria kini tertimbun oleh berbagai masalah bangsa. Adakah pahlawan masa kini yang dirindukan rakyat ?.
Peringatan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November selalu mencuatkan pertanyaan seperti apa sosok pahlawan masa kini. Peringatan tahun 2023 mengambil tema "Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan". Rakyat merasakan tema yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut kurang greget karena perang terhadap kemiskinan dan kebodohan belum dilakukan secara totalitas.
Definisi pahlawan masa kini sulit dirumuskan. Namun demikian, hakekat pahlawan masa kini adalah seseorang yang telah memperlihatkan karya unggul, kepeloporan, serta kerelaan berkorban dalam membela atau memperjuangkan kepentingan rakyat luas. Perlu merumuskan kembali nilai kepahlawanan yang bisa membawa kejayaan bangsa dalam arti yang sesungguhnya.
Masing-masing orang punya persepsi tersendiri tentang pahlawan yang dia rindukan. Ibu dan Ayah adalah pahlawan abadi dalam sejarah perjalanan hidup kita. Selain orang tua kita masing-masing, siapa pahlawan yang kita rindukan saat ini ?.
Definisi tentang pahlawan yang mampu menyentuh sanubari tentang sosok pahlawan yang selalu dirindukan rakyat tergambar dalam bait lagu Iwan Fals, yakni :
"Terbayang baktimu, terbayang jasamu, terbayang jelas jiwa sederhanamu. Bernisan bangga, berkembang doa, dari kami yang merindukan orang sepertimu ".
Persepsi dan arti kepahlawanan antara rakyat dan penguasa jauh berbeda. Rakyat yang mencari makan sendiri, berdikari sendiri, berjuang sendiri tanpa bantuan dari penguasa tentunya memiliki arti kepahlawanan yang berbeda dengan birokrat abdi penguasa.
Pada era globalisasi sekarang ini, predikat pahlawan bisa saja diberikan pada sosok yang memberi dampak positif pada masyarakat luas, seperti halnya bagi para pelaku ekonomi. Kata pahlawan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata Pahla dan Wan. Pahla mengandung makna buah, sedang Wan untuk sebutan orangnya (bersangkutan). Pengertian secara luas pahlawan adalah orang yang menghasilkan sebuah karya untuk kepentingan bangsa dan negara atau seorang pejuang gagah berani yang mengorbankan jiwa dan raga untuk kepentingan bangsa.
Pada saat ini bangsa Indonesia sangat membutuhkan pahlawan ekonomi yang mampu membuat terobosan untuk menciptakan nilai tambah dan kesejahteraan rakyat luas. Negeri ini membutuhkan sebanyak banyaknya pahlawan inovasi untuk menuju kejayaan bangsa. Inovasi segala macam disiplin ilmu dan keanekaragaman budaya. Baik inovasi tingkat dunia maupun tingkat lokal yang memiliki arti strategis dalam kehidupan berbangsa.
Dalam situasi politik nasional sekarang ini yang diwarnai dengan sosok-sosok politisi yang tuna ksatria dan tuna sopan-santun politik dibutuhkan cermin kebangsaan akan arti ksatria bela negara. Rezim yang haus kekuasaan dan suka bersikap nepotis dan feodal saat ini nyata-nyata telah mengingkari nilai-nilai kepahlawanan bangsa. Sejarah Indonesia telah menyajikan betapa banyaknya pelaku sejarah yang telah memberikan contoh jiwa ksatria dan gagah berani. Semua itu memberikan teladan bagi generasi penerus untuk menjunjung tinggi kehormatan dan tradisi perjuangan. Kini betapa mahalnya harga sebuah pertanggung jawaban dan jiwa ksatria.
Peringatan Hari Pahlawan memilki latar belakang pertempuran dahsyat di Surabaya pada 10 November 1945 antara rakyat Indonesia dengan pasukan sekutu Britania Raya merupakan revolusi kemerdekaan yang digerakkan oleh para pemuda dan pelajar. Pertempuran Surabaya sangat dahsyat sepanjang sejarah dunia, menyebabkan sekitar 16 ribu pejuang gugur di medan perang sebagai kusuma bangsa. Perang yang dahsyat itu berlangsung selama 20 hari.
Sebagian besar yang gugur adalah para pemuda dan pelajar. Semangat juang yang oleh Bung Tomo digambarkan bagaikan banteng-banteng ketaton dalam medan laga yang tidak takut mati karena disemangati oleh pekik takbir dan seruan merdeka. Kehebatan Revolusi Surabaya 1945 yang digerakkan oleh pemuda dan pelajar diabadikan di Imperial War Museum di London, Inggris. Ada sebuah foto yang menarik, seorang anak muda sekitar 12 tahun digiring oleh serdadu Gurkha dengan bayonet terhunus. Penjelasan foto itu adalah: "Anak ini tertangkap setelah terkena tembakan pada kakinya dan pincang. Sebelumnya anak ini menembaki pasukan Sekutu dan melemparkan granat". Inilah bukti sejarah betapa hebatnya daya juang, militansi dan semangat totalitas yang dipersembahkan untuk bangsanya.
Ribuan pejuang yang meninggal dalam pertempuran dimakamkan di Taman Kusuma Bangsa, Ngagel dan pemakaman umum Tembok, Pegirian, Tembaan, serta makam umum di kampung-kampung Surabaya. Banyak di antara mereka adalah pahlawan tidak dikenal dan masih berusia belia.
Pertempuran Surabaya 10 November 1945 benar-benar melibatkan arek-arek yang tiada lain adalah pemuda dan pelajar. Para pejuang itu sangat belia, usianya antara 12 hingga 25 tahun. Mereka ini masih pelajar SMP hingga SMA. Yang sebagian tergabung dalam TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Di antaranya ada yang sudah kuliah di perguruan tinggi, serta ada pula yang sudah dilatih sebagai tentara Heiho dan Peta.
Hari Pahlawan menjadi spirit bagi pemuda pelajar zaman sekarang untuk terus berjuang untuk kejayaan bangsanya. Bentuk pertempuran pemuda pelajar jaman sekarang tersebar di berbagai bidang dan medan di seluruh dunia.Pemuda zaman sekarang berpotensi menjadi pahlawan masa kini yang warisi semangat Hari Pahlawan. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H