Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ganjar Pranowo : Tidak "Pedot Oyot" dan Setia Sumbernya

19 September 2023   14:57 Diperbarui: 19 September 2023   17:36 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedang berorasi ( dok sosmed Ganjar Pranowo ) 

Tidak pernah
Tidak pernah "pedot oyot" (dok sosmed Ganjar Pranowo)

Oleh para ideolog partai dan pakar-pakar pembangun Ganjar telah digembleng sehingga yang namanya strategi haluan negara sudah dipahami hingga hafal di luar kepala. Kini Ganjar dan partainya telah memiliki esensi GBHN yang sesuai dengan semangat zaman. Siapapun yang ingin mengajak Ganjar berdebat soal pembangunan akan dilayani hati yang terbuka.

Pengalaman Ganjar sebagai anggota parlemen dan sebagai Gubernur Jawa Tengah mengantarkan dirinya sebagai sosok yang menguasai hakikat pemerintahan terkini dengan ciri dromokrasi. Menurut Paul Virilio dromokrasi adalah sistem pemerintahan dimana sistem kekuasaan sangat ditentukan oleh faktor kecepatan dalam tata kelola maupun layanan publik. Keniscayaan, kecepatan menjadi tuntutan utama terhadap pemerintahan jika Ganjar menjadi Presiden. Selama menjadi Gubernur dia mengerti persis kelemahan atau kekurangan yang mendasar dalam Perda RPJPD dan RPJMD yang dibuat oleh hampir semua pemerintah daerah dan lembaga legislatif. Ganjar melihat isinya belum menekankan faktor kecepatan. Serta belum tampak milestones pembangunan secara detail.

Sukses Ganjar dihadapan civitas akademika UI mestinya bisa mendorong lembaga PT bisa lebih berperan meningkatkan kualitas demokratisasi di Tanah Air. Peran itu antara lain dengan cara ikut menyelenggarakan kampanye dan debat di kampus. Sehingga perdebatan bisa memiliki bobot intelektual yang terukur secara keilmuan.

Sayangnya otoritas kampus kurang berani merespon harapan masyarakat terkait peran kampus dalam meningkatkan kualitas demokratisasi bangsa. Padahal peran PT di negara maju sangat penting dalam tahapan pemilu. Banyak negara yang melibatkan PT untuk menguji kapasitas dan integritas peserta pemilu lewat forum akademik.

Bahkan PT juga dilibatkan secara penuh untuk merancang sistem dan teknologi pemilu. Sehingga tahapan pemilu yang melibatkan teknologi bisa terlaksana dengan murah, cepat dan kredibel.Perguruan tinggi bisa berperan untuk menihilkan bermacam modus fraud atau kecurangan dalam pemilu. Fraud dalam domain pemilihan umum atau election fraud harus menjadi perhatian utama dalam pengembangan teknologi pemilu.

Peran PT sangat strategis dalam menyeleksi dan melahirkan pemimpin otentik. Usaha untuk mencetak kepemimpinan otentik terus berlangsung di seluruh dunia. Bahkan sekolah bisnis terkemuka Harvard melakukan penelitian selama puluhan tahun untuk mengidentifikasi karakteristik pemimpin, ciri kepribadian dan gaya kepemimpinan dalam konteks model kepemimpinan otentik.

Animo publik sangat tinggi menyambut debat antar bacapres maupun bacawapres Pemilu 2024. Tujuan formal debat untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang visi dan misi dari masing-masing kandidat. Terlepas tujuan formal yang dijalankan oleh KPU, ada signifikansi lain dari debat tersebut. Yakni untuk melihat watak wantune (tabiat) para kandidat yang akan mengendalikan roda kepemimpinan di Indonesia.

Otentik dan merakyat ( dok sosmed Ganjar Pranowo )
Otentik dan merakyat ( dok sosmed Ganjar Pranowo )

Keniscayaan, Ganjar adalah jawaban untuk masyarakat yang pada saat ini membutuhkan kepemimpinan otentik. Ganjar merupakan jawaban untuk masyarakat yang tengah merindukan tipe civil servant, yakni kepemimpinan yang melayani publik. Filosofi kepemimpinan tersebut sesuai dengan filosofi kepemimpinan yang digariskan oleh filsuf klasik Lao Tzu yang tergambar dalam ajarannya yakni Tao Te Ching. Mengajarkan hakikat memimpin tanpa menguasai dan memimpin yang mengembangkan. Itulah filosofis gaya kepemimpinan Ganjar yang saya amati sejak dia menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Ganjar tidak perlu mencitrakan dirinya seolah seorang mahaguru yang hebat, atau jenderal kaya raya yang terus memoles wibawa, dia cukup mencitrakan dirinya sebagai manusia biasa. Karena sejatinya sejarah banyak melahirkan Presiden dengan latar belakang yang biasa-biasa saja. Seperti misalnya Presiden Vaclav Havel berlatar berlatar belakang penyair, Lech Walesa si buruh galangan kapal, hingga Lula de Silva, Presiden berlatar rakyat jelata yang hebat dari Brasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun