Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Impian Ibu Pertiwi Menabung Hujan

12 September 2023   10:01 Diperbarui: 12 September 2023   10:12 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembangunan Bendungan Semantok ( dok Kemen PUPR)

Indonesia memiliki potensi sumber daya air nomor lima terbesar di dunia. Keniscayaan bagi pemerintah untuk menambah dan memperbesar daya dukung bendungan untuk penyediaan air irigasi, sanitasi, pembangkit listrik serta industri.

Sekedar catatan daya dukung bendungan terhadap penyediaan air irigasi baru mencapai sekitar 12 persen dari total kebutuhan untuk lahan beririgasi. Perlu memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur bendungan di seluruh pelosok tanah air. Pembangunan bendungan dari skala besar hingga menengah dan kecil menjadi prioritas.

Bendungan atau waduk merupakan infrastruktur pengairan yang sangat penting. Jumlah bendungan atau waduk di Indonesia terlalu sedikit bila dibandingkan dengan negara lain. Itupun dengan catatan sebagian sudah berumur tua warisan kolonial Belanda.

Jumlah bendungan di Indonesia yang telah beroperasi dengan berbagai ukuran hingga 2022 hanya berjumlah 238 buah dengan kondisi bendungan yang sarat masalah, seperti pendangkalan, pencemaran dan masalah kerusakan sungai. Dari jumlah bendungan di atas, 42 bendungan berkinerja rendah atau buruk, 30 buah berkinerja sedang, dan yang masih berkinerja baik hanya 50 buah. Sisanya belum diaudit kinerjanya, namun bisa dipastikan sarat dengan masalah. Sementara Tiongkok memiliki jumlah bendungan 20.000 buah, Amerika Serikat 6.000 buah, Jepang 2.650 buah, dan India 1.500 buah.

Terkait kebutuhan air bagi warga dunia, kini seluruh bangsa menaruh perhatian besar terhadap sistem irigasi pertanian yang cerdas. Seperti sistem irigasi tetesan hasil inovasi Israel yang sangat terkenal. Tidak mengherankan jika negara besar seperti Tiongkok dan India yang memiliki masalah kekeringan, tanah tandus atau gurun untuk budidaya tanaman pangan. Karena begitu strategisnya teknologi irigasi tetes yang bersifat cerdas dan dilengkapi dengan aplikasi spasial atau sistem informasi geografis, sampai-sampai BUMN Tiongkok membeli perusahaan Israel yang memproduksi sistem dan peralatan irigasi diatas, yakni Auto Agronom Israel dengan harga saat itu mencapai 20 juta dollar AS.

Pembangunan bendungan merupakan upaya untuk memaksimalkan tabungan air hujan. Selain bendungan, embung penampung air juga harus banyak dibangun dengan peruntukan utama untuk mengairi lahan pertanian. Pembangunan bendungan tidak hanya ditujukan untuk keperluan penampungan air saja namun bersifat multifungsi, misalnya untuk pembangkit listrik, pengendalian banjir, perikanan, rekreasi dan lain-lain.

Semua bangsa perlu mencontoh pembangunan infrastruktur pengairan Tiongkok. Usaha pemimpin Tiongkok untuk membangun infrastruktur pengairan sangat luar biasa sehingga bisa mengalahkan Amerika Serikat. Awal pembangun bendungan yang membentang di Sungai Yangtze telah ada sejak kepemimpinan Sun Yat Sen.

Dia adalah pemimpin besar Tiongkok yang melihat sungai terbesar di negeri itu sebagai otot bangsa. Jika otot itu diaktifkan akan mampu mengangkat bangsa itu dari keterbelakangan. Sebagai otot bangsa, maka sungai Yangtze dan sungai Kuning bisa menghasilkan tenaga listrik sebesar seratus juta tenaga kuda. Jika dianalogikan satu tenaga kuda setara dengan delapan orang kuat, seratus juta tenaga kuda akan setara dengan kekuatan delapan ratus juta orang. Itupun, tenaga manusia hanya dapat digunakan delapan jam sehari, sedangkan tenaga kuda mekanis dapat digunakan selama dua puluh empat jam nonstop.

Visi besar pemimpin Tiongkok itu kini telah terwujud dengan selesainya seluruh tahap pembangunan bendungan yang bernama Tiga Jurang. Bila dibandingkan dengan bendungan Hoover yang merupakan bendungan terbesar di Amerika Serikat, maka Tiga Jurang enam kali lebih panjang dan delapan kali lebih kuat daripada

Semua bangsa hendaknya bisa beradaptasi dengan kekeringan. Fenomena alam tersebut mesti di mitigasi sebaik-baiknya. Mitigasi dengan jalan pembuatan infrastruktur bendungan, waduk dan embung merupakan program yang sangat tepat. Tetapi harus dilengkapi dengan teknologi distribusi air hingga bisa menetesi akar tanaman budidaya secara kontinu. Debit bendungan atau waduk yang dialirkan begitu saja justru tidak efektif bahkan terjadi pemborosan debit air. Perlu rekayasa saluran hingga pipa-pipa mikro yang mengalirkan air secara irit dan mampu meneteskan air setiap waktu langsung ke area budidaya tanaman. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun