Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hari Bhakti RRI dan Urgensi Kanal Komunitas Perubahan Iklim

11 September 2023   06:53 Diperbarui: 11 September 2023   07:39 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rivira Yuana ( dok pribadi ) 

Hari Bhakti RRI dan Urgensi Kanal Komunitas Perubahan Iklim

Hari Bhakti Radio Republik Indonesia (RRI) yang diperingati setiap tanggal 11 September sangat relevan dengan kondisi bangsa yang sedang memperhatikan udara, Semua bangsa sedang menengok ke langit, meneliti tentang tanda-tanda alam yang sangat menentukan keselamatan warga bangsa. 

RRI tetap konsisten dengan semboyannya yakni " Sekali di Udara Tetap di Udara". Ternyata dalam era disrupsi teknologi dan Industri 4.0 saat ini semboyan itu masih relevan karena teknologi digital kini berbasis "cloud" ( komputasi awan ) secara harfiah juga lewat udara.

Sungguh hebat visi Abdulrachman Saleh yang merupakan pahlawan nasional yang dikenal multitalenta. Selain dikenal sebagai prajurit TNI Angkatan Udara, Abdulrachman juga seorang dokter dan memiliki kompetensi yang hebat terkait dengan penyiaran radio. Abdulrachman Saleh punya peranan dalam pendirian RRI dengan ditetapkannya 11 September 1945 sebagai hari lahirnya RRI. Semboyan RRI, 'Sekali di Udara Tetap di Udara' bermakna sama dengan semboyan perjuangan 'Sekali Merdeka Tetap Merdeka' berasal dari pidato Abdulrachman Saleh yang juga merupakan Ketua RRI yang pertama.

Pendiri dan Ketua RRI pertama (dok RRI ) 
Pendiri dan Ketua RRI pertama (dok RRI ) 

Pada saat seluruh warga dunia resah dan gelisah akibat cuaca ekstrim, Lembaga penyiaran publik ini tidak pernah berhenti membantu komunitas perubahan iklim juga proaktif mengatasi masalah efek El Nino. Dampak El Nino yang membuat masyarakat menderita karena kekurangan air, gangguan kesehatan, terhentinya usaha pertanian, rawan daya beli dan terjadinya paceklik di desa kini menjadi prioritas pemberitaan dan produksi konten RRI. Sinergi antara RRI dengan lembaga terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), BMKG, Kementerian Pertanian dan Lembaga Swadaya Masyarakat terus digalakkan untuk turut membantu masalah bumi yang sedang dilanda pemanasan global, juga turut membantu usaha mitigasi bencana alam.

Ruang siaran dan transformasi digital RRI ( KOMPAS/SATRIO PANGARSO WISANGGENI)
Ruang siaran dan transformasi digital RRI ( KOMPAS/SATRIO PANGARSO WISANGGENI)

RRI Membangun Kanal Komunitas Masyarakat

Kemarin penulis sempat berdiskusi panjang lebar dengan Rivira Yuana, dia adalah Doktor Business Management Universitas Institut Pertanian Bogor (IPB), yang saat ini juga menjadi CEO & Co Founder SVARA Innovation. Rivira kini giat membantu RRI untuk membangun platform RRI Digital. Didalam platform ini juga terdapat kana-kanal digital yang diperuntukkan berbagai komunitas masyarakat yang ada, Seperti komunitas pemberdayaan perempuan dan anak, komunitas industri kreatif dan pariwisata, komunitas pasar dan UMKM, dan saat ini Rivira bersama LSM sedang membantu RRI merancang kanal komunitas perubahan iklim.

RRI merupakan radio yang mempunyai jaringan siaran terbesar di negeri ini dan masih memiliki jutaan pendengar setia. Para Direksi dan Dewan Pengawas RRI tentunya sangat berkomitmen turut membantu masalah iklim yang saat ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan iklim yang signifikan di seluruh dunia. Suhu rata-rata di Bumi telah meningkat sekitar 1 derajat Celsius sejak abad ke-19, dengan peningkatan yang lebih besar terjadi selama tiga dekade terakhir (Intergovernmental Panel on Climate Change [IPCC], 2013). Peningkatan suhu ini disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang meningkat akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan lain-lain.

Selain itu, pola hujan juga telah mengalami perubahan di seluruh dunia. Beberapa wilayah mengalami peningkatan curah hujan, sementara wilayah lain mengalami penurunan curah hujan. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan di wilayah yang sebelumnya tidak terjadi kekeringan, sementara wilayah lain mengalami banjir yang lebih sering terjadi dibandingkan

Segenap RRI sadar, untuk mengurangi dampak perubahan iklim, diperlukan tindakan nyata dari pemerintah, lembaga, dan individu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Aksi iklim berbasis komunitas adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan bersama dalam menghadapi permasalahan iklim saat ini.

Aksi iklim berbasis komunitas merupakan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat lokal untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperkuat ketahanan terhadap dampak perubahan iklim di wilayah mereka (World Wildlife Fund, 2020). Ini bisa meliputi berbagai aktivitas, seperti pengembangan sistem energi bersih, penanaman pohon, pengelolaan air yang lebih baik, dan sebagainya.

Salah satu keuntungan utama dari aksi iklim berbasis komunitas adalah bahwa ini memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk terlibat secara langsung dalam menangani masalah iklim di wilayah mereka (United Nations Development Programme, 2021). Ini tidak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal dan memperkuat keberlanjutan di wilayah tersebut.

Rivira Yuana ( dok pribadi ) 
Rivira Yuana ( dok pribadi ) 

Langkah RRI yang salah satunya diwakili oleh Rivira Yuana menurut saya searah dengan langkah Kompasiana yang baru-baru ini intens berdiskusi dan mengkaji tentang efek El Nino dengan Rendy Artha Luvian. Seorang peneliti Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Rendy Artha menjelaskan ada ragam kekeringan, yakni kekeringan yang diakibatkan oleh rendahnya curah hujan, surutnya persediaan air, dan gagalnya panen karena keringnya tanah/kandungan air.

Kekeringan tersebut lantas dapat menyebabkan kekeringan sosial ekonomi. Misalnya kelangkaan pangan, kenaikan harga, migrasi penduduk, bahkan potensi konflik di antara masyarakat. Bahkan meningkatkan risiko peningkatan titik rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Menurut Rivira Yuana, transformasi RRI semakin efektif dengan adanya platform digital yang tidak hanya mendukung program penyiaran namun juga berfungsi sebagai platform yang bisa mengembangkan kreator konten di negeri ini. Baik yang masih pemula maupun yang sudah punya nama.

Eksistensi RRI Digital juga mengembangkan dan melayani komunitas yang ada di tengah masyarakat lewat kanal-kanal yang sudah dirancang. Beberapa kanal komunitas telah eksis, antara lain kanal Komunitas Perempuan dan Anak yang terhubung dengan SAPA 129 yang merupakan layanan pengaduan masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Selain itu juga kanal Komunitas Pasar dan UMKM, Kanal Komunitas Wisata dan Kuliner, dan yang akan diluncurkan dalam waktu dekat adalah Kanal Komunitas yang peduli dengan perubahan iklim.

Dengan adanya kanal-kanal di atas maka potensi alami RRI bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memperkuat konektivitas bangsa, mengembangkan industri budaya lokal dan sebagai bentuk mitigasi bencana. Hal itu sesuai dengan agenda Badan PBB UNESCO terkait dengan peran radio yang masih signifikan bagi warga dunia di tengah pesatnya disrupsi disegala bidang kehidupan.

Radio masih berperan penting sebagai wahana transformasi sosial. Oleh sebab itu UNESCO melihat pentingnya usaha untuk mengembalikan kodrat radio sebagai media sosial yang merakyat dan platform pembelajaran yang efektif.

Lebih lanjut Rivira yang merupakan perempuan asal Sumatera Barat ini menekankan bahwa Indonesia membutuhkan inovator yang mampu berimajinasi, berinovasi dan melihat dengan mata baru terkait pengembangan platform sebagai wahana strategis Society 5.0. Platform yang bisa membuahkan human spirit dan ekonomi berbasis co-creation (collaboration-creation). Sehingga potensi lokal Indonesia yang analog dengan zamrud khatulistiwa itu dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa terkelola dengan baik. Sehingga mendatangkan nilai tambah signifikan dan melahirkan sederet nilai-nilai human spirit yang mendunia.

Keniscayaan, RRI perlu dikembangkan dengan tahapan yang relevan dengan perkembangan zaman. Kini sudah ada RRI Digital yang mesti dilengkapi dengan teknologi yang menjadi tren dunia seperti penggunaan AI sebagai machine learning yang tidak pernah lelah untuk disuruh belajar terus menerus selama diberi input. Tentu saja algoritmanya harus terus di update untuk mengatasi kompleksitas.

Nantinya berita dan konten di RRI dalam bentuk text akan otomatis diubah ke audio oleh AI bisa menggunakan suara imitasi penyiar legend sepanjang diijinkan oleh yang bersangkutan. Dan sebaliknya berita-berita dalam bentuk audio bisa diubah menjadi text oleh AI dan formatnya sesuai dengan kode etik, ketentuan dan standar konten yang telah digariskan oleh Dewan Pers.

RRI Digital ( dok SVARA Innovation )
RRI Digital ( dok SVARA Innovation )

Dimasa mendatang RRI Digital berpotensi menjadi agregator konten dan platform komunitas yang terkemuka di negeri ini bahkan di level regional. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, dengan platform digitalnya RRI menjadi wahana yang tepat untuk mewujudkan metode co-creation karena portofolio profesi broadcasting di masa mendatang semakin bersenyawa dengan industri kreatif, gaya hidup,dan pariwisata.

Kata kunci dan narasi RRI Digital adalah Interaksi (Interactivity), Partisipasi (Engagement), dan Kolaborasi (Collaboration). Interaksi mengajak audiens untuk memberikan masukan saat siaran live maupun on-demand. Serta mendorong audien untuk memberikan komentar-komentar langsung pada saat acara sedang berjalan atau setelah menikmati konten-konten on demand dalam rangka perbaikan program/acara yang dibuat oleh RRI.

Partisipasi dalam arti bahwa konten kreator diberikan kesempatan untuk show off karya-karya kreatifnya baik berupa berita (news), podcast, vlog & film, musik dan playlist dan sebagainya. Kolaborasi berarti bekerjasama dengan berbagai komunitas via community leader dengan mewadahi kegiatan mereka via menyediakan kanal berbagai komunitas. Selain itu juga terdapat fitur baru yang tidak terlihat oleh masyarakat namun terobosan baru dan bermanfaat besar untuk bekerja dan kerjasama internal yaitu workspace platform dan online learning platform. Dalam Workspace platform terdapat berbagai fasilitas untuk monitor impact dan outcome (statistik), meeting online (vicon), menyimpan hasil kerja dan library (news, podcast, vlog, playlist, dll) pra tayang dan lain-lain.

RRI Digital ( dok SVARA Innovation )
RRI Digital ( dok SVARA Innovation )

RRI Peduli Masalah Perubahan Iklim

Tidak lama lagi RRI Digital akan dilengkapi dengan kanal komunitas yang terkait dengan perubahan iklim. Kanal Komunitas RRI pada prinsipnya adalah platform digital RRI sebagai media informasi dan komunikasi untuk komunitas dengan minat dan perhatian yang sama.

Isu perubahan iklim sudah menjadi topik yang diperbincangkan oleh dunia internasional termasuk oleh persatuan lembaga penyiaran publik di berbagai negara maju maupun berkembang.

Asian-Pacific Broadcasting Union (ABU) memiliki 287 anggota dari 57 negara baru-baru ini menyelenggarakan konferensi yang dihadiri oleh RRI sebagai anggota dan calon ketua, menetapkan perubahan iklim sebagai isu utama. Kanal diatas sangat relevan dengan misi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang bertujuan agar seluruh masyarakat Indonesia perlu teredukasi dan memahami tentang resiko dan upaya pengendalian perubahan iklim. Edukasi tersebut sangat klop dengan kanal RRI Digital.

Keniscayaan sinergi KLHK, RRI, BMKG dan lembaga lain membuat langkah-langkah antisipatif untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Keniscayaan hal itu perlu dipersiapkan dengan baik dan perlu diperkuat untuk dapat berkelanjutan. Perlu dicatat, BMKG melalui Kedeputian Bidang Klimatologi telah melaksanakan banyak kegiatan literasi iklim untuk generasi muda dan masyarakat komunitas. 

Yang mana kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah penyampaian informasi iklim serta adanya gerakan aksi iklim dan peduli lingkungan di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Dapat membangun kesadaran dan menggerakkan masyarakat untuk semakin peduli dengan iklim dan kelestarian lingkungan, tidak hanya tanggap dan siaga terhadap peringatan dini BMKG terkait potensi bencana dari kejadian cuaca/iklim ekstrim namun juga bisa memanfaatkan sisi positifnya yaitu potensi keberkahan dari iklim dan cuaca sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup manusia.

Kanal RRI Digital juga bisa mendukung program strategis KLHK yakni Program Kampung Iklim (ProKlim) yang merupakan program unggulan KLHK menghadapi perubahan iklim dan pengurangan emisi GRK di tingkat tapak. Proklim merupakan kebijakan KLHK tertuang dalam Peraturan Menteri LHK No. 84/2016, dengan Proklim, KLHK mendorong agar terbentuk Gerakan Nasional Pengendalian Perubahan Iklim berbasis komunitas, sehingga diharapkan terbentuk pemahaman yang lebih baik terhadap perubahan iklim dan dampaknya. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun