Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hari Bhakti RRI dan Urgensi Kanal Komunitas Perubahan Iklim

11 September 2023   06:53 Diperbarui: 11 September 2023   07:39 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RRI Digital ( dok SVARA Innovation )

Selain itu, pola hujan juga telah mengalami perubahan di seluruh dunia. Beberapa wilayah mengalami peningkatan curah hujan, sementara wilayah lain mengalami penurunan curah hujan. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan di wilayah yang sebelumnya tidak terjadi kekeringan, sementara wilayah lain mengalami banjir yang lebih sering terjadi dibandingkan

Segenap RRI sadar, untuk mengurangi dampak perubahan iklim, diperlukan tindakan nyata dari pemerintah, lembaga, dan individu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Aksi iklim berbasis komunitas adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan bersama dalam menghadapi permasalahan iklim saat ini.

Aksi iklim berbasis komunitas merupakan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat lokal untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperkuat ketahanan terhadap dampak perubahan iklim di wilayah mereka (World Wildlife Fund, 2020). Ini bisa meliputi berbagai aktivitas, seperti pengembangan sistem energi bersih, penanaman pohon, pengelolaan air yang lebih baik, dan sebagainya.

Salah satu keuntungan utama dari aksi iklim berbasis komunitas adalah bahwa ini memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk terlibat secara langsung dalam menangani masalah iklim di wilayah mereka (United Nations Development Programme, 2021). Ini tidak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal dan memperkuat keberlanjutan di wilayah tersebut.

Rivira Yuana ( dok pribadi ) 
Rivira Yuana ( dok pribadi ) 

Langkah RRI yang salah satunya diwakili oleh Rivira Yuana menurut saya searah dengan langkah Kompasiana yang baru-baru ini intens berdiskusi dan mengkaji tentang efek El Nino dengan Rendy Artha Luvian. Seorang peneliti Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Rendy Artha menjelaskan ada ragam kekeringan, yakni kekeringan yang diakibatkan oleh rendahnya curah hujan, surutnya persediaan air, dan gagalnya panen karena keringnya tanah/kandungan air.

Kekeringan tersebut lantas dapat menyebabkan kekeringan sosial ekonomi. Misalnya kelangkaan pangan, kenaikan harga, migrasi penduduk, bahkan potensi konflik di antara masyarakat. Bahkan meningkatkan risiko peningkatan titik rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Menurut Rivira Yuana, transformasi RRI semakin efektif dengan adanya platform digital yang tidak hanya mendukung program penyiaran namun juga berfungsi sebagai platform yang bisa mengembangkan kreator konten di negeri ini. Baik yang masih pemula maupun yang sudah punya nama.

Eksistensi RRI Digital juga mengembangkan dan melayani komunitas yang ada di tengah masyarakat lewat kanal-kanal yang sudah dirancang. Beberapa kanal komunitas telah eksis, antara lain kanal Komunitas Perempuan dan Anak yang terhubung dengan SAPA 129 yang merupakan layanan pengaduan masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Selain itu juga kanal Komunitas Pasar dan UMKM, Kanal Komunitas Wisata dan Kuliner, dan yang akan diluncurkan dalam waktu dekat adalah Kanal Komunitas yang peduli dengan perubahan iklim.

Dengan adanya kanal-kanal di atas maka potensi alami RRI bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memperkuat konektivitas bangsa, mengembangkan industri budaya lokal dan sebagai bentuk mitigasi bencana. Hal itu sesuai dengan agenda Badan PBB UNESCO terkait dengan peran radio yang masih signifikan bagi warga dunia di tengah pesatnya disrupsi disegala bidang kehidupan.

Radio masih berperan penting sebagai wahana transformasi sosial. Oleh sebab itu UNESCO melihat pentingnya usaha untuk mengembalikan kodrat radio sebagai media sosial yang merakyat dan platform pembelajaran yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun