Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mitigasi Karhutla Butuh Inovasi dan Gerakan Bersama

8 September 2023   11:49 Diperbarui: 8 September 2023   11:56 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran hutan pinus yang berada di perbukitan Danau Toba ( KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Selama lima tahun terakhir kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak mampu diatasi oleh pemerintah daerah. Karena belum ada sistem mitigasi karhutla yang efektif untuk mengatasi. Akibatnya bencana terus berulang setiap musim kemarau. Mitigasi yang hanya mengerahkan personel dengan cara konvensional yakni melakukan keroyokan untuk memadamkan api hasilnya kurang optimal karena luasnya wilayah yang terbakar dalam waktu yang hampir bersamaan.

Solusi mengatasi karhutla secara dadakan dengan mendatangkan personel untuk memadamkan api secara keroyokan dengan menyemprotkan air dari pipa portabel kurang efektif untuk mengatasi bencana.Perlu inovasi teknologi untuk menyempurnakan mitigasi karhutla.Pemerintah harus segera menemukan solusi untuk mengatasi bencana asap. Solusi itu mencakup sistem jaringan pengairan dan sistem pemantauan dini terjadinya karhutla. Solusi diatas tentunya tidak bisa memakai metode asal-asalan.

Inovasi teknologi pengairan tersebut pada prinsipnya berperan ganda. Yakni mampu mengairi atau membasahi secara efisien lahan gambut yang kritis dan berpotensi terbakar. Selain itu jaringan pipa irigasi tersebut juga bisa berfungsi mengalirkan debit air yang tersimpan di hutan gambut yang masih lestari untuk keperluan usaha pertanian dan kebutuhan sanitasi masyarakat.

Teknologi pengairan dan mitigasi bencana di lahan gambut bisa mencontoh negara lain seperti Amerika Serikat, Spanyol, Australia, hingga Israel. Selama ini negara tersebut mengalami frekuensi kekeringan yang sangat tinggi, namun berkat inovasi teknologi pengairan dan sistem monitoring kekeringan yang baik, maka bencana karhutla bisa diatasi.

Inovasi untuk mitigasi karhutla membutuhkan banyak sensor pintar. Contoh sensor pintar itu adalah buatan Libelium perusahaan asal Spanyol. Perusahaan ini ahli dalam pembuatan sensor pintar yang terhubung dengan perangkat lunak untuk memudahkan pengawasan.Inovasi teknologi tersebut sangat efektif untuk pendeteksi dini kebakaran hutan di Spanyol. Sebagai contoh, sensor tersebut bisa diatur untuk mendeteksi kelembaban, suhu, dan perubahan tingkat CO2 dalam rentang waktu yang singkat. Sistem akan mengirimkan sinyal jika ada perubahan yang signifikan.

Teknologi dapat mendeteksi perubahan kecil dan menunjukkan sumber kebakaran dengan sangat akurat. Kekurangan dari teknologi ini adalah setiap sensor harus ditempatkan satu persatu secara manual. Selain sensor pintar juga dibutuhkan drone buatan bangsa sendiri untuk mitigasi karhutla. Perlu desain nasional drone dengan spesifikasi yang andal. Sangat luasnya wilayah yang berpotensi terjadinya karhutla membutuhkan unit drone dalam jumlah yang banyak.

Fungsi drone untuk pencitraan sangat membantu memantau wilayah dengan peningkatan suhu panas yang tak lazim.Kelebihan drone adalah bisa segera terbang untuk mengumpulkan data. Kekurangannya adalah cakupan wilayahnya yang terbatas, karena drone biasanya mengikuti jalur penerbangan yang sudah diprogram sebelumnya. Selain itu, daya tahan baterainya terbatas.

Untuk memperbaiki sistem mitigasi karhutla juga dibutuhkan sistem pencitraan satelit yang murah. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) perlu membuat jenis satelit mikro untuk meningkatnya ketersediaan data satelit beresolusi tinggi. Satelit mikro yang ukurannya sebesar kotak sepatu diorbitkan ke luar angkasa dalam jumlah yang banyak. Satelit itu dapat menyampaikan pencitraan keseluruhan planet dengan frekuensi yang lebih sering dan biaya yang lebih murah dibandingkan satelit konvensional.

Pencitraan satelit dapat membantu menganalisa perubahan pada penggunaan lahan dan ruang lingkup hutan, memetakan tingkat kebakaran, atau mencari sumber kebakaran. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun