Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Setelah Deklarasi Yamato, Kreator Konten dan Kerajinan Rakyat Mulai Menggeliat

3 September 2023   16:30 Diperbarui: 3 September 2023   16:33 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk kerajian figure action (dok REPUBLIKA/Binti Solikhah ) 

Setelah Deklarasi Yamato, Kreator Konten dan Kerajinan Rakyat Mulai Menggeliat

Deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang digelar di Hotel Yamato (Majapahit), Surabaya, Sabtu (2/9/2023) membawa angin segar bagi perekonomian rakyat. 

Semakin banyak pengrajin yang memproduksi barang-barang yang terkait dengan pasangan Anies-Muhaiman (AMIN). Para pengrajin produk industri kreatif terkait Pemilu 2024 berharap agar secepatnya pasangan capres dan cawapres segera dideklarasikan menyusul pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, hal itu agar semakin cepat ada kepastian pembuatan produk kreatif yang terkait dengan Pemilu 2024 bisa segera didesain lalu diproduksi dan bisa segera dipasarkan.

Pemilu selain merupakan pesta demokrasi yang penuh kegembiraan juga diharapkan bisa menggairahkan ekonomi kerakyatan. Termasuk kegiatan ekonomi di pondok-pondok pesantren. Menurut catatan Bappenas tahapan pemilu selalu menunjukkan ada korelasi positif antara pemilu dengan perkembangan sektor UMKM. Seperti terlihat sepanjang tahapan Pemilu 2014 dan 2019 tercatat konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan tinggi dan melampaui pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

Ekonomi pemilu biasanya didominasi oleh produk alat peraga seperti kaos, banner, stiker, action figure dan produk desain visual lainya. Potensi ekonomi pemilu selama ini banyak diraup oleh media massa, industri kampanye dan usaha makanan dan minuman. Pemilu di negeri ini telah mendorong tumbuhnya industri kampanye dari tingkat UMKM hingga perusahaan besar di bidang jasa konsultasi politik yang dikelola para electioneer.

Produk kerajian figure action (dok REPUBLIKA/Binti Solikhah ) 
Produk kerajian figure action (dok REPUBLIKA/Binti Solikhah ) 

Pemilu tahun lalu menjadikan produk action figure capres banyak dicari. Jika pada Pemilu tahun 2024 menghasilkan jumlah pasangan capres-cawapres yang lebih banyak, maka prospek pemasaran produk action figure bisa lebih bagus. Untuk membuat action figure dibutuhkan konsep yang bagus dan mampu menarik pembeli. Konsep tersebut antara lain, figurnya mengenakan pakaian tradisional, serta dikonsep kepala figur bisa menggeleng-geleng atau mantuk-mantuk.

Selain kerajinan dan produk cetak, tahapan pemilu 2024 juga membutuhkan kreator konten. Bahkan parpol yang basis masanya ada di pondok pesantren seperti PKB, juga mulai membuat atau memproduksi konten yang bisa memeriahkan pesta demokrasi.Apalagi banyak pengasuh pondok pesantren yang juga sebagai seniman atau budayawan. Semakin menjadikan pesantren sebagai gudangnya konten kreator. Bahkan kalau kita menyimak biografi Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, terlihat bahwa dia adalah pelopor dan sekaligus maestro kreator konten bagi Indonesia.

Pada zamannya Gur Dur begitu piawai menciptakan humor-humor segar yang dalam ukuran kekiniaan konten Gus Dur itu sudah barang tentu mudah viral dan gampang menjadi trending topik. Gus Dur juga rajanya konten komentator sepak bola pada eranya. Apresiasi Gus Dur terhadap seni dan budaya sangat pantas dinobatkan sebagai raja konten.Terkait dengan seni musik Gur Dur juga memiliki tingkat apresiasi yang tinggi.

Jiwa Kosmopolitanisme Gus Dur terlihat melalui seleranya atas ekspresi musik dan kesenian. Kita bisa membuka arsip Majalah Matra edisi Januari 1987 yang mengulas Gus Dur sedang menikmati musik dan mencari inspirasi di ruang toko kaset Duta Suara, Jakarta. Foto Gus Dur yang tengah mencoba kaset pada pemutar lagu dengan headphones merupakan salah satu foto yang ikonik, menunjukkan bahwa Gur Dur adalah seniman atau budayawan tulen.

Gus Dur sedang mendengarkan musik di toko kaset (dok Majalah Matra)
Gus Dur sedang mendengarkan musik di toko kaset (dok Majalah Matra)

Jiwa seni Gus Dur tumbuh sejak kecil, tergambar dalam buku yang berjudul The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid, karya Greg Barton yang mengisahkan pertemuan Gus Dur kecil dengan seseorang bernama Williem Iskandar Bueller. Ia merupakan sahabat dari ayahanda Gus Dur, KH Wahid Hasyim. Saat itu, Gus Dur sering dititipkan di rumah Bueller sepulang sekolah. Di rumah Bueller itulah, melalui piringan hitam yang diputar dengan gramofon, Gus Dur mulai mendengar Simfoni No. 9 karya Beethoven, Eine Kleine Nach karya Mozart, atau Konserto Brandenburg karya Bach. Gus Dur jatuh cinta kepada karya Beethoven sejak hari pertama ia mendengarnya lewat gramofon Bueller.

Melihat perjalanan hidup Gus Dur dan para pengasuh pesantren NU lainnya, kita jadi paham bahwa pesantren adalah gudangnya kreator seni dan budaya. Mestinya hal itu menjadi sumber daya bangsa yang luar biasa dan bisa mendatangkan nilai tambah ekonomi dan sosial yang signifikan.

Jutaan santri yang setiap tahun silih berganti mengisi kelas pesantren di seluruh pelosok negeri ini. Mereka harus diberi bekal agar nantinya tidak hanya pandai berdakwah, tetapi juga mampu menciptakan nilai tambah berbagai bidang kehidupan. Terutama nilai tambah di pedesaan, baik nilai tambah yang terkait produk lokal maupun nilai tambah yang berbentuk konten keindonesiaan di sektor industri kreatif, media massa, maupun konten pendidikan masyarakat. Para santri diharapkan bisa memperkaya dan mengembangkan konten Keindonesiaan agar konten asing tidak semakin menyerbu Indonesia.

Konten keindonesiaan dan kebhinekaan hasil kreasi para santri juga harus eksis di media massa maupun di dunia penyiaran sebagai manifestasi ketahanan budaya lewat kreativitas konten siaran. Konten hasil kreasi dan produk para santri sebaiknya difasilitasi oleh parpol yang akan berkontestasi dalam pemilu 2024. Pemberian kesempatan seluas luasnya bagi pesantren untuk bergabung dalam komunitas pasar virtual atau dengan e-marketplace akan berdampak sangat positif. Pesantren mesti adaptif dengan perkembangan ekonomi digital yang sangat pesat.

Anies Baswedan sedang menerima produk kerajinan rakyat ( dok sosmed Anies)
Anies Baswedan sedang menerima produk kerajinan rakyat ( dok sosmed Anies)

Produk ekonomi kreatif terkait pemilu 2024 bisa diakselerasi program One Pesantren One Product (OPOP). Bahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, program OPOP akan menjadi pilar kuat dalam perekonomian Jatim.Ponpes peserta OPOP akan memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen.

Provinsi Jawa Timur memproyeksikan target OPOP hingga tahun 2024 terbagi dalam tiga aspek. Yakni Santripreneur (1 juta santri wirausaha), Pesantrenpreneur (1.000 produk unggulan pesantren) dan Sociopreneur (1.000 sociopreneur).Sebagai catatan Di Jawa Timur terdapat 6.864 pondok pesantren (24,76 persen dari total se-Indonesia), dengan lebih dari 654.404 santri yang tersebar di 38 kabupaten atau kota, sehingga tercatat ada 1.595 koperasi ponpes.

Produk kerajinan alat musik  ( dok akun sosmed PKB )
Produk kerajinan alat musik  ( dok akun sosmed PKB )

Diharapkan pelaksanaan Program OPOP tidak seperti kegiatan kewirausahaan yang serupa di luar pesantren, yang penuh semangat hanya saat pembukaan dan penyerahan bantuan modal usaha. Sedangkan kegiatan pelatihan bisnis dan proses produksi dari pengalaman yang sudah-sudah dilakukan ala kadarnya. 

Dengan materi dan penyajian yang terlalu umum dan kurang ada unsur inovasinya. Sudah semestinya potensi ekonomi pemilu 2024 menjadi momentum emas untuk mengembangkan OPOP. Perlu membentuk sel-sel kreatif dalam lingkungan pesantren. Sel kreatif itu merupakan komunitas santri yang akan dilatih oleh mentor yang bisa membantu memperbaiki aspek desain, proses produksi, pengemasan dan media digital sebagai penetrasi pasar yang efektif. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun