Perlu menata kawasan stasiun KA komuter. Serta merancang ulang sistem logistik sebagai mata rantai strategis. KA komuter selain mengangkut manusia juga perlu dikembangkan menjadi simpul-simpul infrastruktur logistik, baik simpul logistik (logistics node) maupun keterkaitan antar simpul logistik (logistics link) yang berfungsi untuk menyalurkan barang dari titik asal ke titik tujuan.
Pembangunan jalur ganda KA telah dilakukan di beberapa ruas. Disertai dengan perluasan dan modernisasi stasiun. Beberapa stasiun di Pulau Jawa maupun di luar sebagian telah dirombak total. Seperti contohnya di kawasan Bandung Raya, semua stasiun telah dirombak dengan banhuann baru yang lebih megah, seperti Stasiun Padalarang, Rancaekek, Cimekar, Haurpugur hingga Cicalengka. Stasiun tersebut dibangun dengan konstruksi yang modern dan ruang publik yang luas.
Modernisasi bangunan stasiun KA komuter perlu penerapan konsep one stop building. Dalam arti manajemen jalan kereta api yang terdiri dari beberapa emplasemen dari segala aspek sudah memenuhi standar kualifikasi, baik teknis maupun ekonomis.Sehingga kapabilitas stasiun dapat dikembangkan sesuai dengan beban dan aliran penglaju untuk jangka panjang. Setelah itu baru dikembangkan prasarana fisik penunjang yang lain seperti dalam pola-pola umum one stop building baik untuk kegiatan ekonomi, kebudayaan dan logistik. Pola tersebut diatur dan dikendalikan dalam sebuah sistem building management. Stasiun perlu memiliki quality management yang baik dan terukur. Karena dengan quality management system yang baik, setiap unit kerja di stasiun akan berusaha untuk menerapkan kontrol mutu dan pelayanan yang sebaik-baiknya.
Seperti pada lazimnya, manajemen emplasemen terdiri dari sub bagian yang memiliki fungsi berlainan namun terpadu, yakni terdiri dari emplasemen penumpang, emplasemen gudang dan barang ( freight station ), emplasemen langsir ( marshalling yard ) emplasemen dipo kereta dan emplasemen dipo lokomotif.
Kompleksitas jalur logistik bisa diatasi lewat peran logistik KA. Apalagi PT KAI memiliki infrastruktur logistik dan gudang atau bangunan yang bisa berperan sebagai proses insourcing produk atau komoditas. Sehingga memiliki kemampuan distribusi yang cepat kepada masyarakat. Saatnya memerankan sistem logistik KA hingga ke dermaga pelabuhan, bandara dan pusat komoditas tertentu. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H