Sinergi KAI Commuter Bandung Raya dan Pemda Melayani Kaum Penglaju
Pelayanan KA komuter di kawasan Bandung Raya saat ini patut dibanggakan masyarakat. Sudah 25 tahun penulis beserta keluarga sehari-harinya memakai jasa KA komuter yang melayani relasi Cicalengka -- Padalarang.
Sejak tahun 1997 penulis mulai bermukim di Perumnas Rancaekek dan sehari-harinya bekerja di Kota Bandung yang berjarak sekitar 25 kilometer. Jika naik mobil pribadi atau angkutan umum, sangat besar biayanya. Belum lagi kemacetan lalu lintas di Kota Bandung yang bisa membuat stress atau depresi, Jika naik kendaraan untuk menuju tempat kerja bisa memakan waktu lebih dari satu jam. Namun dengan KA komuter Bandung Raya waktu yang dibutuhkan hanya 25 menit.
Namun begitu, pelayanan KA komuter Bandung Raya sekitar tahun 2000 masih memprihatinkan. Masih terbayang dalam ingatan, gerbong-gerbong KA komuter kotor dan dipenuhi dengan pedagang asongan. Keamanan kereta sangat rawan, penumpang banyak yang naik ke atas gerbong, copet bergentayangan, kondisi stasiun kotor dan semrawut.
Selain itu rangkaian KA komuter sering tertahan lama karena menunggu bersimpangan dengan kereta jarak jauh atau antar provinsi. Naik KA komuter saat itu membutuhkan ketabahan dan daya tahan tubuh yang hebat.
Melihat kondisi perkeretaapian saat itu, penulis tidak tinggal diam dan mengkritisi kondisi itu dengan cara sering menulis artikel opini di berbagai media mainstream, baik yang merupakan media lokal maupun nasional. Kritik tajam, dan fakta-fakta buruk pelayanan KA saya tulis dalam kolom opini dan analisis. Harapan hingga tuntutan publik agar pelayanan KA diperbaiki, meminta agar ada jalur ganda atau double track, rangkaian KA komuter ditambah, Stasiun yang melayani KA komuter dibenahi, dan masih sederet lagi masalah.
Namun kritik tajam yang saya tulis di media massa itu justru direspon positif oleh PT KAI dan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub. Pada saat peringatan ulang tahun hari jadi PT KAI tanggal 28 September, saya diundang dan mendapatkan hadiah uang dan piagam penghargaan sebagai penulis atau pengamat perkeretaapian yang tajam dan kritis.
Dalam catatan penulis sejak era Ignasius Jonan menjadi Dirut KAI, kondisi perkeretaapian khususnya KA komuter dibenahi secara mendasar. Stasiun ditertibkan dan dibuat ekosistem yang baik, Rangkaian gerbong disterilkan dan terus menerus dibersihkan, etos dan budaya kerja karyawan PT KAI dibenahi, suara publik terkait perkeretaapian sangat didengar.
Jonan telah berhasil meletakkan dasar transformasi perkeretaapian secara progresif. Namun kondisi perkeretaapian khususnya KA komuter di Bandung Raya masih ada kekurangan di sana sini. Baru pada masa periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan KA Komuter di Bandung Raya luar biasa, sangat pesat dan dalam skala besar-besaran. Jalur ganda antara Stasiun Kiaracondong hingga Cicalengka pembangunannya di kebut. Stasiun yang melayani KA komuter dibangun dengan arsitektur yang sangat megah dan infrastruktur pendukung yang canggih.