Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Setengah Hati Hilirisasi Batu Bara, Bagaimana Kelanjutan Kompor DME?

16 Agustus 2023   17:46 Diperbarui: 16 Agustus 2023   19:08 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setengah Hati Hilirisasi Batu Bara, Bagaimana Kelanjutan Kompor DME ?

Publik banyak mendengar tentang gembar-gembor program hilirisasi hasil tambang mineral dan batu bara (minerba). Istilah hilirisasi juga banyak disinggung dalam Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD RI pada Rabu, 16 Agustus 2023. Mulai dari Presiden RI Joko Widodo, Ketua MPR, Ketua DPR semuanya menyinggung tentang program hilirisasi minerba.

Publik mempertanyakan tentang hilirisasi batu bara yang hingga saat ini masih belum terwujud. Batu bara terus di ekspor besar-besaran dalam bentuk sangat mentah, bahkan batu bara yang tergolong jenis kalori rendah juga terus dieksploitasi. Padahal di dunia sudah sangat lazim tentang teknologi hilirisasi batu bara menjadi jenis energi yang lebih bersih dan bernilai tambah tinggi. Sedang di Indonesia hingga kini batu bara diekspor mentah-mentah, dan sebagian dibakar begitu saja di berbagai PLTU di dalam negeri. Tak bisa dimungkiri, PLTU sudah pasti menyebabkan polusi udara yang luar biasa dan merusak lingkungan.

Kedaulatan energi kini menjadi persoalan seluruh bangsa di dunia. Indonesia saat ini juga tengah dihimpit oleh persoalan subsidi energi yang kian membengkak dan kurang tepat sasaran. Kondisi Indonesia kian parah karena minimnya kegiatan riset dan inovasi untuk lepas dari jerat impor energi.

Konsumsi energi di Indonesia masih didominasi oleh energi fosil (minyak bumi,gas bumi, dan batubara) sedangkan energy baru dan terbarukan (EBT) masih bersifat alternatif dan programnya masih setengah hati. Ketergantungan terhadap energi fosil menimbulkan Kenaikan/ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar dari produksi. Minyak mentah merupakan jenis energi yang dominan di impor dengan pertumbuhan rata-rata 4.3 % per tahun seiring berjalannya program RDMP (Refinery Development Master Plan) dan GRR (Grass Root Refinery).

Sedangkan untuk gas,walaupun saat ini Indonesia masih menjadi negara pengekspor gas, namun impor gas dalam bentuk LNG dan LPG juga semakin meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan rumah tangga dan komersial serta menurunnya cadangan dan produksi gas bumi.

Kebijakan nasional untuk hilirisasi batu bara kurang totalitas. Program pemerintah yang memberikan insentif kepada perusahaan pertambangan batu bara yang menjalankan program hilirisasi kurang mendapat sambutan. Pengusaha semakin keranjingan mengekspor batu bara mentah karena harganya masih tinggi.

Pengusaha tidak mau repot-repot terlibat program hilirisasi batu-bara. padahal program hilirisasi batu bara telah digembar-gemborkan menjadi salah satu energi alternatif pengganti LPG sebagai energi rumah tangga. Kompor LPG akan bertransformasi menjadi kompor Dimethyl Ether (DME). Namun hingga kini program itu hilang begitu saja tertiup angin lalu.

Dari sisi lingkungan, penggunaan DME disebut lebih baik dibanding LPG karena mudah terurai di udara dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20 persen. DME adalah bahan bakar multi source dan dapat diproduksi dari banyak sumber, diantaranya dari gas alam, batubara, limbah plastik, limbah kertas,limbah pabrik gula, dan biomassa.

Karena gas karbon monoksida dan hidrogen (disebut syngas) sebagai bahan baku DME maupun metanol bisa dihasilkan dari reaksi gas metana dengan uap air, maka bisa dikatakan Indonesia memiliki potensi menjadi produsen DME terkemuka dunia karena memiliki cadangan gas alam termasuk metan yang sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun