Pekerja Parekraf Bikin Unjuk Rasa Kian Menawan dan Tepat SasaranÂ
Rangkaian aksi unjuk rasa besar-besaran pada 10 Agustus 2023 yang diselenggarakan oleh serikat pekerja telah menarik perhatian publik. Selain karena unjuk rasa yang ultra damai juga diwarnai dengan barisan wanita cantik yang melakukan flashmob dengan berbagai gerakan.
Aksi unjuk rasa yang bertajuk Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) di ibukota diikuti oleh berbagai pekerja atau buruh dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka berkumpul di Jakarta berunjuk rasa menuntut Presiden Jokowi agar mencabut UU dan Perppu Cipta Kerja hingga UU Kesehatan.
Serikat pekerja kini telah beranggotakan berbagai profesi, termasuk mereka yang berprofesi di bidang industri kreatif. Inilah kenapa demo 10 Agustus itu terlihat dirancang dengan proses kreatif. Sehingga publik menjadi tertarik dan bisa menangkap pesan-pesan yang diusung dalam unjuk rasa.
Dimasa mendatang serikat pekerja perlu memasukkan unsur-unsur kreativitas dan keindahan dalam aksi unjuk rasa. Kesan garang perlu dikurangi, agar bisa menarik simpati publik.
Barisan perempaun cantik yang merupakan anggota dan keluarga serikat pekerja perlu disertai dengan konsep yang lebih rapi. Unsur seni dan budaya perlu dipadu dengan agenda aksi unjuk rasa sehingga media massa mendapatkan konten berita yang menawan. Unjuk rasa memang harus militan tetapi perlu ditampilkan secara menawan.
Kekuatan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang dipimpin oleh Jumhur Hidayat dan Arif Minardi adalah semakin banyak pekerja muda belia yang ingin menjadi anggota. Eksistensi Serikat pekerja yang berhimpun dalam Federasi Serikat Pekerja Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (FSP Parekraf ) memiliki peran penting agar event unjuk rasa kian menawan dan tepat sasaran.
Dalam aksi unjuk rasa 10 Agustus tersebut selain mengusung tuntutan terkait UU atau Perppu Cipta Kerja yang dinilai sangat merugikan kaum pekerja, juga mengusung isu atau tuntutan terkait dengan perlindungan terhadap pekerja perempuan.
Menurut Raslinna Rasidin yang kini menjabat sebagai ketua bidang pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak KSPSI, dari area unjuk rasa di kawasan jalan MH.Thamrin menghubungi langsung kepada penulis bahwa Perempuan di Indonesia saat ini masih dihadapi berbagai masalah. Mulai dari diskriminasi di berbagai lini kehidupan, kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, tindak pidana perdagangan orang (TPPO), hak-hak dalam pekerjaan, dan hak hidup lainnya yang masih kerap terabaikan. Juga diutarakan masalah kasus pelecehan sosial yang terjadi dalam acara Miss Universe Indonesia.
Raslinna yang kini merupakan caleg PAN dapil 3 Banten menyatakan bahwa FSP Parekraf KSPSI akan bersinergi dengan Kementerian PPPA dan Komnas Perempuan membangun layanan komunitas perempuan dan anak dengan platform yang efektif. Menurutnya sederet masalah itu menunjukkan bahwa perlindungan terhadap perempuan masih menjadi tugas besar bagi bangsa Indonesia. Dan tentunya pemerintah tidak tinggal diam melihat berbagai masalah tersebut. Pemerintah terus mengusahakan agar hak-hak hidup perempuan terjamin dan terlindungi.
Sebagai pengurus FSP Parekraf, Raslinna sangat memahami peran wanita agar bisa unggul dalam berusaha di bidang industri kreatif. Apalagi jika jenis industri kreatif terkait wanita yang mengusung konsep 3B, yakni Brain ( kecerdasan ), Beauty ( kecantikan ), dan Behavior ( kepribadian ). Ada agenda penting dalam domain ekonomi yang menjadi PR bagi bangsa yakni memacu peran wanita Indonesia dalam ekonomi kreatif tanpa ada pelecehan dan modus lain yang merugikan kaum perempuan.
Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) kini telah menjadi tulang punggung perekonomian global. SDM pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia perlu berpacu dengan perkembangan dunia. Peran serikat pekerja sektor parekraf sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas dan kompetensi SDM pada kondisi kondisi dunia yang sarat turbulensi dan ancaman stagflasi.
Keniscayaan, peningkatan infrastruktur dan konektivitas di dalam negeri untuk meningkatkan pemerataan pariwisata dan juga peningkatan long stay dari para wisatawan.Serikat pekerja menekankan pentingnya memperluas program inkubasi bisnis industri kreatif atau creative business incubator (CBI) yang bertujuan mencetak pekerja parekraf dan wirausaha muda yang berdaya saing.
Program tersebut sebaiknya berkolaborasi antara Kemenparekraf dan Kemenperin selaku pihak pemerintah dengan dunia pendidikan dan serikat pekerja melalui program Business Venturing dan Development Institute (BVDI). Setelah pemberian coaching kepada tenant inkubator diperlukan peran angel investor dan creative hub. Tenant inkubator kriterianya termasuk para anggota serikat pekerja.Tenant inkubator perlu diberi kesempatan melakukan presentasi bisnis (business pitching) langsung di hadapan angel investor dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk menarik angel investor diperlukan kemampuan untuk memahami konsep value investment.
Saat ini Kemenparekraf sedang membangun creative hub di lima Destinasi Super Prioritas (DSP). Pembangunan itu bisa optimal hasilnya jika pihak serikat pekerja sejak dini sudah dilibatkan.Pemerintah daerah hingga ke tingkat desa/kelurahan sekalipun perlu membangun creative hub yang bisa menjadi ruang dinamis yang menyediakan lapangan pekerjaan, memperluas layanan pendidikan, kesempatan networking dan pengembangan bisnis, serta menciptakan inovasi dengan lebih efektif.
Selama ini, industri kreatif di tanah air tumbuh dinamis dan banyak digerakkan oleh pekerja muda atau milenial. Menurut data BPS, dari total jumlah penduduk pada 2020, sebanyak 87 juta jiwa merupakan penduduk usia 20-39 tahun.
Perlu memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pekerja milenial pelaku usaha industri kreatif yang menekankan pengembangan bisnis (scaling-up) melalui format kelas (camp) pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan atau mentoring intensif (coaching) yang diajarkan oleh para profesional.
Pengembangan diatas sebaiknya memiliki tiga prinsip dasar, pertama, yakni local yet global. Artinya mengupayakan potensi lokal untuk menghasilkan produk yang berdaya saing global. Atau bisa disebut sebagai strategi glokalitas (global dan lokalitas). Kedua, self reliance and creativity, menekankan bahwa kemandirian masyarakat lokal menjadi pendorong utama. Ketiga, human resource development, yaitu pengembangan kompetensi pekerja parekraf perannya sangat vital terhadap suksesnya program pemerintah. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H