Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hakteknas, Daya Ungkit Kebudayaan dan Teknologi Tepat Guna

10 Agustus 2023   08:12 Diperbarui: 10 Agustus 2023   10:38 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi dan cara Pak Habibie dan istrinya menerima tamu di kediamannya (dok Santi Diansari Hargianto ) 

Berdasarkan data produksi garam di dunia, Amerika Serikat menduduki posisi pertama dengan supply hingga 46,5 juta ton atau 22 persen dari produksi garam seluruh dunia sekitar 220 juta ton. Selanjutnya Cina 17 persen , India 7 persen , Kanada 6,7 persen, dan Australia 5,3 persen.

Akar persoalan garam yang melanda Indonesia karena terlalu mengabaikan pengembangan teknologi tepat guna atau teknologi sederhana yang berbasis kerakyatan.

Bermacam teknologi tepat guna kini terpinggirkan karena kebijakan pengembangan teknologi dan inovasi yang terlalu berorientasi kepada kepentingan asing. Para ahli teknik kini lebih suka mengabdi kepada perusahaan asing yang produk teknologinya merajalela di negeri ini.

Bahkan kapasitas inovasi daerah juga sudah terkooptasi oleh kepentingan produk asing sehingga melupakan teknologi tepat guna yang sangat dibutuhkan bagi usaha rakyat. Berbagai macam krisis bahan pangan, seperti krisis garam, kedelai, tepung singkong semuanya merupakan kutukan teknologi tepat guna yang telah terpinggirkan.

Kebijakan industri dan pengembangan iptek nasional mestinya terfokus kepada reinventing teknologi tepat guna. Definisi tepat guna yang selama ini telah dibiaskan dan terdegradasi perlu dirumuskan kembali sesuai dengan perkembangan zaman. Teknologi tepat guna tidak harus berkonotasi kuno dan sepele. Bisa saja tepat guna mengandung tingkat teknologi yang baru.

Teknologi tepat guna mesti cocok dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan pada rentang waktu tertentu sesuai dengan kondisi budaya dan ekonomi serta penggunaannya harus ramah lingkungan. 

Sejarah membuktikan bahwa konsistensi terhadap pengembangan teknologi tepat guna yang diikuti semangat berdikari telah mengantarkan suatu bangsa menjadi bangsa mandiri. Seperti contohnya negara India yang sepanjang waktu memiliki komitmen tinggi terhadap teknologi tepat guna. 

Sejak awal kemerdekaan negara tersebut telah mendapat inspirasi oleh pemimpin besarnya yakni Mahatma Gandhi dengan aksi nyata menenun kain untuk dipakai sendiri dengan mesin sederhana yang bernama khadi.

Saatnya sistem inovasi nasional maupun daerah diarahkan untuk pengemabangan teknologi tepat guna. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun