Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Biopik Rudy Habibie: Bapak Serikat Pekerja dan Pengembang Beasiswa Anak Bangsa

1 Agustus 2023   16:44 Diperbarui: 1 Agustus 2023   16:45 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi biopik Rudy Habibie (sumber gambar: Hotstar.com )

Penyempurnaan program LPDP selain untuk memilih negara tujuan beasiswa  dan bidang studi, mestinya juga memperluas basis penerima beasiswa. Sehingga para penerima tidak lagi Jakarta sentris, atau berbasis kota-kota besar, tetapi mesti bisa diraih oleh mereka yang ada di pelosok daerah.

Penyempurnaan LPDP harus menekankan asas keadilan bagi seluruh rakyat. Masyarakat melihat bahwa program LPDP selama ini masih elitis. Program beasiswa berpihak kepada mereka yang memiliki fasilitas dan dana untuk mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) atau conditional letter dari perguruan tinggi luar negeri.

 Sementara siswa yang kurang mampu atau dari desa dan pelosok daerah kesulitan memperoleh LoA tersebut. Karena untuk mendapatkan itu prosesnya cukup panjang dan membutuhkan dana serta kemampuan bahasa asing yang lebih. Hal ini tentunya memberatkan yang berasal dari daerah dan keluarga tidak mampu.

Arah dan sasaran LPDP perlu segera direvisi agar bisa optimal mengarahkan segenap usahanya guna mencetak pemimpin masa depan yang belia dan tersebar di berbagai bidang. Sesuai dengan misinya sebagai pengelolaan dana abadi pendidikan yang bertujuan menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi mendatang. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun